KOMPAS.com - Sebuah video yang menunjukkan adanya dugaan pungutan liar di Skybridge, Bojonggede, Bogor, Jawa Barat, viral di media sosial, Selasa (12/12/2023).
Dalam video yang beredar, tampak seorang pria diduga memungut uang Rp 3.000 kepada para sopir ojol dan mengaku sudah berkoordinasi dengan Polsek dan Danramil setempat.
"Rp 3.00 itu bukan buat saya pribadi bang, jujur, kita koordinasi kapolsek, koordinasi danramil, koordinasi Dishub, koordinasi orang wilayah, belum organinasinya. Kalo emang ada yang mau ngegantiin saya monggo, saya mundur, kita mah fair aja apa adanya," ujar pria tersebut.
Dia juga menjelaskan, alur tempat pembayaran pungutan untuk sopir ojol dari setiap layanan.
Pungutan tersebut diambil di shelter Bojonggede titik penjemputan ojek online yang berada di dekat Skybridge.
Baca juga: Viral, Video Pegawai KUA Deli Serdang Diduga Pungli Rp 600.000 untuk Urus Buku Nikah
Penjelasan polisi
Kapolsek Bojonggede, Kompol Robinson W Lapudooh membantah jika pungutan tersebut telah berkoordinasi dengan polisi seperti disebut oleh pelaku dalam video.
"Kami dari Forkopimcam (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan), Pak Camat, Pak Kapolsek, Pak Danramil tidak pernah membuat statement seperti ini. Semua itu tidak benar," tegasnya, melalui rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (14/12/2023).
Robby menjelaskan, video pungutan liar (pungli) itu diambil oleh pelaku berinisial W selaku koordinator ojol di shelter Bojonggede pada Minggu (10/12/2023). Kemudian, video pernyataan W soal pungli menjadi viral di media sosial pada Senin (11/12/2023).
Pelaku menyatakan ada pungutan di terminal bojonggede yang akan dibangun shelter pangkalan ojek.
Setelah video tersebut viral, pihak Polsek Bojonggede segera mengamankan W pada Rabu (13/12/2023) untuk dimintai keterangan dan klarifikasi.
"Pengamanan (terhadap W) semua berjalan dengan aman, kondusif, dan terkendali," lanjut dia.
Saat mengamankan pelaku, pihak Polsek didampingi oleh camat dan kepala Danramil Bojonggede.
Baca juga: Ramai soal Pungli di Pulau Pahawang, Ini Penjelasan Dinas Pariwisata
Pungutan untuk fasilitas sopir ojol
Sementara itu, pelaku mengklarifikasi pungutan yang ditariknya tidak berasal dari polsek dan koramil.
"Pungutan 3.000 itu bukan untuk Polsek, Danramil, atau Dishub. Pungutan itu untuk fasilitas di shelter, seperti bangku, pasang banner," jelasnya.
W menjelaskan, dia baru menarik pungutan kepada para sopir ojol sejak Senin (11/12/2023). Pungutan berlaku untuk setiap hari.
Dia berencana menggunakan untuk membuat shelter dan komunitas ojol di wilayah tersebut. Ketentuan ini berasal dari kesepakatan dengan sopir ojol lain.
Setelah diklarifikasi, W mengatakan dia dan sopir ojol lainnya akan berdikusi ulang terkait besaran pungutan untuk shelter tersebut.
Dia juga berniat meminta bantuan pembuatan shelter ke pemerintah Bogor dengan bantuan dari pihak kecamatan.
"Di sini fleksibel. Kalau belum ada uang, silakah bawa dulu. Bahkan malah ada yang nganjurin pakai Gopay aja, saya usul nggak usah," tambah dia.
Baca juga: Video Viral Wisata Pungli di Gunung Pancar Bogor, Begini Tanggapan Pemkab
Camat Bojonggede ajak berdamai
Terpisah, Kabid Unit Reaksi Cepat (URC) Mandala Dinas Perhubungan (Dishub) Bogor, Dadang Kosasih memastikan, perintah pungutan yang ada di Skybridge Bojonggede tidak berasal dari pihaknya selaku pengelola.
"Clear. Kita di dishub tidak ada yang namanya pungutan," tegas pria yang akrab disapa Hengki tersebut kepada Kompas.com, Kamis.
Sementara itu, Camat Bojonggede Edy Suwito Sutono tidak menginginkan kejadian seperti video pungutan yang viral karena mencatut nama lembaga resmi pemerintah dan kepolisian terjadi lagi di kemudian hari.
"Kami sangat tidak menginginkan terjadi hal-hal demikian. Ini memberikan pelajaran bagi kita semua," ujar dia.
Edy juga meminta maaf kepada pihak-pihak yang menjadi korban atas peristiwa ini, seperti dari Polsek dan Danramil Bojonggede, serta Dishub Kabupaten Bogor
Menurutnya, kejadian pungutan di Bojonggede dapat menjadi masukan bagi pihaknya untuk mengakomodasi kebutuhan para sopir ojol maupun penumpang.
"Sehingga rekan-rekan bisa nyaman dan juga penumpangnya merasa nyaman berada di sini," tegasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.