Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di DKI Jakarta Tembus 455 Kasus Aktif, Ini Imbauan Dinkes

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/RAVIL SAYFULLIN
Ilustrasi kenaikan kasus Covid-19.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 kembali mengalami peningkatan menjelang akhir tahun 2023.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per Kamis (14/12/2023), tercatat ada 1.499 kasus aktif Covid-19 yang kembali dilaporkan di Indonesia.

Dari jumlah tersebut, ada 79 orang yang dinyatakan sembuh. Di sisi lain, peningkatan kasus Covid-19 yang terbilang tinggi terjadi DKI Jakarta.

Baca juga: Positif Covid-19, Ini Cara Lapor untuk Dapat Obat Gratis Saat Isoman


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebaran kasus Covid-19 di DKI Jakarta

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Ngabila Salama mengatakan, DKI Jakarta menyumbang 455 kasus dari total kasus yang terkonfirmasi hingga Kamis (14/12/2023).

"Sebaran kasus 7 hari terakhir dari 7-13 Desember 2023 ada sebanyak 455 kasus," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (15/12/2023).

Berikut sebaran kasus kasus Covid-19 di DKI Jakarta per Rabu (13/12/2023):

"Dari total yang terkonfirmasi itu semuanya kasus aktif, yang masih isolasi mandiri atau dirawat dan belum dinyatakan sembuh," imbuhnya.

Baca juga: Update Kasus Sebaran Covid-19 di Indonesia, 2 Pasien Meninggal

Kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta

Di sisi lain, Salama mengatakan, pola kenaikan kasus Covid-19 di DKI Jakarta terjadi dalam kurun waktu enam bulan, seiring dengan musim pancaroba atau musim peralihan di ibu kota.

Kendati demikian, ia meminta agar masyarakat tidak panik dalam menghadapi Covid-19.

"Bisa saja polanya akan ada kenaikan kasus per 6 bulan seiring dengan kondisi pancaroba atau peralihan musim dan menurunnya kadar antibodi terhadap Covid-19 di dalam tubuh," ujarnya.

Salama mengatakan, saat ini pemerintah terus berupaya agar kasus Covid-19 yang terjadi di era endemi adalah 0 kematian.

"Di fase endemi tentunya belum diperlukan adanya pembatasan aktivitas, tanggung jawab menjaga kesehatan yang utama dari dalam diri sendiri," imbuhnya.

Ia mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis.

Tes PCR merupakan prosedur pemeriksaan yang kerap dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis berbagai penyakit, salah satunya Covid-19.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi, Apakah Vaksinasi Tahun Depan Masih Gratis?

Covid-19 lebih berisiko bagi kelompok rentan

Salama mengimbau agar masyarakat segera melengkapi vaksinasi yang ke-4 dan deteksi dini Covid-19 untuk kelompok rentan.

"Karena mereka (kelompok rentan) jika terinfeksi Covid-19 berpeluang lebih besar meninggal, yaitu usia 50 tahun ke atas, belum vaksinasi, dan memiliki komorbid: hipertensi, DM, stroke, penyakit jantung, gagal ginjal kronis, kanker, TBC, HIV," terang dia.

Selain itu, orang yang belum vaksin atau yang memiliki imunodefisiensi juga berpeluang menciptakan mutasi virus baru.

Tak hanya itu, virus Covid-19 akan terus bermutasi, menjadi lebih mudah menular dan bisa menjadi parah pada orang yang belum vaksin atau berkomorbid.

"Vaksin booster akan menambah jumlah antibodi untuk membunuh virus Covid-19 yang masuk ke dalam tubuh," imbuhnya.

Salama juga mengimbau agar masyarakat menerapkan pola hidup sehat untuk meningkatkan imunitas dan mencegah berbagai penyakit menular dan tidak menular.

Selain itu, tetap menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, serta vaksinasi dapat mencegah dr berbagai penyakit menular pernapasan dan pencernaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi