Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Sebut Gempa Sering Terjadi Saat Akhir Tahun, Ini Penjelasan BMKG

Baca di App
Lihat Foto
Petrovich9
ilustrasi gempa bumi.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Indonesia diguncang gempa dalam beberapa waktu terakhir jelang penghujung 2023.

Gempa dengan magnitudo M 4,7 mengguncang Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (14/12/2023) pukul 06.35 WIB.

Setelah itu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah diguncang gempa berkekuatan M 4,5 pada Jumat (15/12/2023) pukul 21.24 WIB.

Berkaca dari gempa beberapa hari ke belakang, warganet mengatakan bahwa gempa sering terjadi ketika akhir tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Berkaca dari Gempa di Rangkasbitung dan Jepara, Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Menurut akun X @aban******, pada akhir 2022 wilayah Bogor sering diguncang gempa. Pada saat itu, pengunggah mengaku sedang praktik kerja lapangan (PKL).

Sementara itu, warganet lain melalui akun @nkm**** juga mengatakan, gempa mulai sering terjadi memasuki akhir tahun.

"As always akhir tahun, pasti ada kejadian2 alam gempa udah pasti," cuit akun @daa***.

"Kmrn pagi tuh sini jg kena, yur. Smpe goyang tempat tidur pas aku bobo. Menjelang akhir tahun banyak gempa dimana-mana :(," timpal akun yang lain.

Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gempa di Gedung Tinggi, Apa Saja?

Lantas, benarkah gempa sering terjadi saat akhir tahun?


Baca juga: Gempa M 4,6 Guncang Sukabumi, Adakah Kaitan dengan Aktivitas Gunung Salak?

Penjelasan BMKG

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono buka suara mengenai cuitan warganet di X yang menilai gempa sering terjadi ketika akhir tahun.

Ia menegaskan bahwa aktivitas kegempaan tidak mempunyai pola waktu tertentu.

Daryono menjelaskan, proses alam kebumian berasal dari endogen atau dalam bumi sehingga tidak bisa dipolakan secara mudah.

Kendati demikian, BMKG hanya bisa melakukan pemetaan di wilayah tertentu yang sering diguncang gempa.

Baca juga: Ramai Diperbincangkan Usai Letusan Gunung Marapi, Apa Itu Ring of Fire?

Daryono menerangkan, wilayah yang kerap diguncang gempa, seperti Aceh, Sumatera bagian utara, Selat Sunda, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi bagian utara, Maluku, termasuk Papua.

"Pola-polanya itu berdasarkan sumber-sumber gempa yang ada, apakah itu megathrust, sesar-sesar aktif yang itu merupakan bagian dari rekahan dalam lempeng," ungkap Daryono kepada Kompas.com, Sabtu (16/12/2023).

"Artinya pola-polanya di situ saja. Kemudian gunung api, pasti berdampingan dengan tumbukan lempeng, itu sudah jelas," sambungnya.

Baca juga: Dampak Gempa Sukabumi, Puluhan Rumah Dilaporkan Alami Kerusakan

Cara BMKG mengenali potensi gempa

Lebih lanjut, Daryono menjelaskan bahwa BMKG dapat mengenali potensi tsunami dan gempa pada waktu-waktu tertentu berdasarkan periodisitas kejadian.

Ia mencontohkan terjadinya gempa yang dibarengi dengan tsunami di Aceh pada 2004 silam.

Menurutnya, peristiwa tersebut dapat terulang namun tidak ada yang dapat memprediksi kapan waktu terjadinya.

"Itu berlaku bagi sumber gempa lainnya atau sesar-sesar aktif, seperti pembangkit gempa Cianjur atau sesar Opak di Jogja," kata Daryono.

Baca juga: Gempa M 4,6 Guncang Sukabumi, Adakah Kaitan dengan Aktivitas Gunung Salak?

Tsunami sering terjadi saat akhir dan awal tahun

Daryono juga mengatakan, ia pernah membuat data statistik mengenai tsunami di Indonesia.

Statistik yang ia buat menunjukkan bahwa tsunami lebih sering terjadi ketika akhir dan awal tahun.

Kendati demikian, ia meminta supaya semua orang waspada dengan potensi gempa yang dapat terjadi setiap saat, bukan saat akhir atau awal tahun saja.

"Tapi apakah itu ada polanya, belum diteliti. Saya tidak menyatakan ada pola yang berlanjut seperti itu terus. Ini menarik untuk diteliti," terang Daryono.

Ia juga meminta agar pemerintah dapat membangun pemukiman dengan bangunan tahan gempa yang memiliki struktur kuat.

Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak kerusakan akibat gempa.

"Kemudian masyarakat harus paham cara selamat saat terjadi gempa," pungkasnya.

Baca juga: Apakah Peningkatan Aktivitas Gunung Anak Krakatau Berpotensi Tsunami? Ini Kata BMKG

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi