Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindiran Jokowi untuk Daerah yang Cat Bangunannya Pakai Warna Parpol Kepala Daerah...

Baca di App
Lihat Foto
Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat silaturahim dengan penggiat infrastruktur di Istana Negara, Jakarta, Senin (4/12/2023). Kegiatan tersebut dalam rangka Hari Bakti PU ke-78. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir kota-kota yang kerap menggunakan warna cat menyesuaikan asal partai politik kepala daerah.

Sindiran tersebut disampaikan Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) 2023 di Kota Bogor, Jawa Barat pada Jumat (15/12/2023).

"Saya kadang-kadang kalau masuk ke sebuah kota, dari sisi catnya saja saya sudah tahu ini (kepala daerah) dari partai apa," kata Jokowi, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga: Sumber Keuangan Partai Politik, dari Mana Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurutnya, penggunaan warna partai sebagai warna bangunan di suatu daerah adalah hal yang tidak nyambung.

"Masak warna partai masuk ke kota. Ya, nggak sambung kan? Tapi dipaksakan, karena pemimpinnya dari partai," ujarnya.

Jokowi mencontohkan, ketika datang ke suatu daerah dengan kepala daerah dari partai A yang warna bendera partai ungu misalnya, maka kantor-kantor pemerintahannya pun sering kali langsung dicat ungu.

"Saya hampir tiap hari ke daerah. Tahu, ini dari partai ini, wali kotanya ini dari partai ini. Termasuk baju yang kita pakai sekarang," katanya lagi.

Baca juga: Hak dan Kewajiban Partai Politik

Baca juga: Pengertian Partai Politik: Tujuan, Fungsi, serta Hak dan Kewajibannya

Meminta kota memiliki perencanaan detail

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga meminta agar setiap kepala daerah untuk memiliki perencanaan kota yang detail, serta memiliki gagasan yang besar.

Ia juga mengimbau, agar para wali kota mengundang para arsitek-arsitek lanskap yang baik ketika membuat perencanaan kota.

"Ke depan harus betul-betul gagasan-gagasan besar kita rencanakan, kita desain sehingga kita punya kekuatan kota dengan keunggulan sendiri-sendiri," kata Jokowi.

Selain mengkritik penggunaan warna cat yang menyesuaikan warna partai kepala daerah, Jokowi juga mengkritisi mengenai keseragaman semboyan di setiap daerah.

Sering kali menurutnya, setiap kota memiliki semboyan yang mirip antara satu kota dan kota lain.

"Kenapa kota kita ini hampir mirip-mirip semuanya, dengan brand yang mirip-mirip semuanya. 'Berhiber', 'Berseri', pokoknya pakai 'Ber'," katanya lagi.

Baca juga: Tentang Ibu Kota Baru, Mengapa Harus Pindah?

Jokowi mengimbau agar setiap kota memiliki diferensiasi, menampilkan kelebihannya masing-masing yang membedakannya dengan kota-kota lainnya.

“Sering saya sampaikan mestinya setiap kota itu punya perbedaan-perbedaan, karena unggulannya semuanya memiliki. Dan kita tahu kota-kota di Indonesia tidak ada yang spesifik memiliki kekuatan dan diferensiasi dibanding kota-kota lain,” ujarnya.

Ia mencontohkan mengenai beberapa contoh kota di dunia yang menurutnya menarik karena memiliki beberapa keunggulan.

Sejumlah kota yang menurutnya menarik di antaranya adalah Sunnylands di California, Amerika Serikat yang unggul dengan lapangan golf.

Atau Kota Koln di Jerman yang unggul karena kerap mengadakan pameran.

“Ada lagi yang sangat terkenal yang karena itu bidang saya, kota mebel yang namanya High Point, ini di North California," pungkasnya.

Baca juga: Mengenal Sunnylands, Kota di California yang Dikagumi oleh Jokowi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi