Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Galaksi Awal Alam Semesta yang Hilang Telah Ditemukan

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Bryan Goff
Ilustrasi galaksi Bima Sakti.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Galaksi, secara sederhana, merupakan kumpulan besar gas, debu, dan miliaran bintang serta tata suryanya, yang semuanya disatukan oleh gravitasi.

Bumi yang ditinggali manusia merupakan bagian dari tata surya, yang merupakan bagian kecil dari galaksi Bima Sakti.

Selain Bima Sakti, ada banyak sekali galaksi yang ada di alam semesta dan tidak diketahui dengan pasti berapa jumlahnya.

Dikutip dari laman Britannica, galaksi adalah salah satu sistem bintang dan materi antarbintang yang membentuk alam semesta.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Black Hole atau Lubang Hitam, Tempat di Ruang Angkasa yang Dapat Mengisap Cahaya

Galaksi terdiri dari debu, gas, materi gelap, dan jutaan hingga triliunan bintang yang disatukan oleh gravitasi.

Hampir semua galaksi tampaknya lahir segera setelah alam semesta terbentuk, dan galaksi-galaksi tersebut tersebar di ruang angkasa.

Galaksi biasanya berada dalam kelompok, beberapa di antaranya dikelompokkan menjadi kelompok yang lebih besar yang berukuran ratusan juta tahun cahaya.

Bentuk galaksi berbeda satu sama lain, dengan variasi yang dihasilkan dari cara sistem terbentuk dan kemudian berevolusi.

Baca juga: Bukan Matahari, Ini Tempat Terpanas di Alam Semesta


Jenis-jenis galaksi

Dilansir dari laman National Geographic, galaksi dapat dikelompokkannya menjadi empat jenis utama, yaitu:

  1. Galaksi spiral, memiliki piringan datar yang berputar dengan tonjolan di tengah yang dikelilingi oleh lengan spiral.
  2. Galaksi elips, umumnya berbentuk bulat namun dapat meregang lebih panjang pada salah satu sumbunya dibandingkan sumbu lainnya.
  3. Galaksi lentikular, memiliki bentuk di antara galaksi elips dan spiral. Disebut “lentikular” karena menyerupai lensa.
  4. Galaksi tak beraturan, tampak tidak memiliki bentuk yang jelas. Sering kali karena mereka berada dalam pengaruh gravitasi galaksi lain di dekatnya.

Galaksi bisa muncul sendiri-sendiri atau berpasangan, namun lebih sering merupakan bagian dari asosiasi yang lebih besar yang dikenal sebagai kelompok, gugus, dan superkluster

Baca juga: Suhu Mencapai Minus 272 Derajat Celsius, di Mana Tempat Terdingin di Alam Semesta?

Penemuan galaksi yang hilang

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh divisi Teleskop Luar Angkasa James Webb akhirnya menemukan galaksi awal alam semesta yang terletak sangat jauh, yakni galaksi AzTECC71.

Dikutip dari laman Live Science, galaksi AzTECC71 pertama kali terlihat sebagai gumpalan cahaya yang tidak dapat dipahami oleh teleskop james Clerk Maxwell di Hawaii.

Ia juga sempat terdeteksi oleh teleskop radio ALMA di Chile. Namun kemudian menghilang dalam gambar yang diambil oleh teleskop luar angkasa Hubble.

Galaksi dari alam semesta awal, AzTECC71, berada pada jarak yang sangat jauh dari Bumi sehingga ia luput dari pengawasan berbagai teleskop.

Baca juga: Bagaimana Proses Terbentuknya Bumi 4,5 Miliar Tahun Lalu?

Namun, teleskop luar angkasa James Webb milik NASA berhasil menyoroti galaksi AzTECC71. Galaksi tersebut tampak seperti yang terjadi 900 juta tahun setelah Big Bang.

Saat itulah alam semesta menghasilkan bintang-bintang pertamanya, ribuan tahun sebelum tata surya kita lahir.

Meski galaksi AzTECC71 hanya terlihat sebagai setitik cahaya kabur sangat jauh berbeda, ini berpotensi memberi tahu peeliti bahwa ada banyak populasi galaksi yang bersembunyi.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa alam semesta awal jauh lebih berdebu daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Ini menambah petunjuk tentang bagaimana alam semesta berevolusi sejak Big Bang terjadi sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu.

Baca juga: Mengenal Fenomena Supernova dan Sesuatu yang Terjadi Setelahnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi