Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Desember 2023, Mana Saja?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Sejumlah wilayah di Indonesia yang berpotensi alami hujan lebat dan angin kencang pada 19-20 Desember 2023.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk sejumlah wilayah di Indonesia.

Peringatan dini cuaca ekstrem ini berupa potensi hujan lebat dan angin kencang disertai kilat atau petir pada 19-20 Desember 2023.

Lantas, mana saja wilayah yang berpotensi hujan lebat dan angin kencang pada pada 19-20 Desember 2023?

Baca juga: Mengenal Petrichor, Aroma yang Ditimbulkan Saat Hujan Turun


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gempa di Gedung Tinggi, Apa Saja?

Wilayah yang berpotensi hujan lebat dan angin kencang

Berdasarkan data peringatan dini cuaca ekstrem yang dirilis BMKG per Senin (18/12/2023), sejumlah wilayah berpotensi alami hujan lebat dan angin kencang disertai petir atau kilat pada 19-20 Desember 2023.

Berikut wilayah yang berpotensi diterpa hujan lebat dan angin kencang;

19 Desember 2023

1. Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang:

2. Wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang: 

3. Wilayah yang berpotensi angin kencang: 

Baca juga: Ketahui, Ini Kriteria Rumah Rawan Tersambar Petir Menurut Pakar ITB

20 Desember 2023

1. Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang:

2. Wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang:

3. Wilayah yang berpotensi angin kencang:

Baca juga: BMKG Bentuk Tsunami Ready Community untuk Atasi Ancaman Tsunami, Apa Itu?

Penyebab hujan lebat dan angin kencang di sejumlah wilayah

BMKG menyebutkan, kondisi cuaca ekstrem dipengaruhi oleh ex-siklon tropis jelawat yang terdeteksi di Filipina bagian selatan.

"Ex-siklon tropis jelawat ini menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot (low level jet) dari Samudra Pasifik timur Filipina hingga Laut Sulu dan membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dari Laut Filipina hingga Filipina bagian selatan," tulis BMKG dalam rilisnya.

Selain itu, sirkulasi siklonik juga terdeteksi di Samudra Hindia barat, Sumatra Utara, dan di Teluk Carpentaria, yang membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) di Samudra Hindia barat Bengkulu.

Kemudian, daerah konvergensi lain yang juga terpantau memanjang dari Riau hingga Aceh, dari Laut China Selatan hingga Kepulauan Bangka Belitung dan Kalimantan Utara.

"Selanjutnya, dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Timur, dari Laut Sulu hingga Malaysia, dari Teluk Bone hingga Laut Maluku, dari Samudra Pasifik utara Papua hingga Papua Nugini," tulisnya lagi.

Sementara itu, terdapat pula daerah konfluensi yang memanjang dari Kalimantan Barat hingga Selat Makassar, di Maluku Utara, di Laut Arafura, dan di Papua.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar ex-bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik, dan di sepanjang daerah low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut.

Peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot terpantau dari Laut Filipina hingga Laut China Selatan, Laut China Selatan timur Vietnam, dan Laut Andaman, yang mampu meningkatkan ketinggian gelombang di wilayah perairan sekitarnya.

Baca juga: BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas yang Kembali Melanda Jabodetabek

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi