Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip "Bakery" Kejam di Kota Pompeii, Mengolah Roti dengan Menyiksa Manusia dan Satwa

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons/Wknight94
Bakery of Modestus, toko roti yang ditemukan di situs bersejarah Pompeii
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Para peneliti menemukan sebuah toko roti kuno di Pompeii yang menjadi sejarah penyiksaan budak di masa lalu.

Toko roti kuno ini ditemukan di kawasan Regio IX Pompeii, Italia yang mulai digali oleh para arkeolog pada awal tahun 2023.

Para budak bekerja keras selama berjam-jam di tempat yang berfungsi sebagai toko roti sekaligus “penjara” tersebut.

Digambarkan ruangan tersebut mendapatkan sedikit cahaya karena hanya memiliki jendela luar yang kecil, tinggi, dan berjeruji.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direktur Taman Arkeologi Pompeii, Gabriel Zuchtriegel menjelaskan penggambaran dari ruangan tersebut.

"Ini adalah ruang di mana kita harus membayangkan kehadiran orang-orang dengan status budak yang kebebasan bergeraknya dibatasi oleh pemiliknya," kata Zuchtriegel, dikutip dari Smithsonian.

Ia menambahkan jika ruangan tersebut merupakan saksi perbudakan kuno yang pada masa itu tidak ada janji untuk dimerdekakan.

Baca juga: Mengenal Beard Papas, Sejarah Toko Roti Puff asal Jepang yang Mendunia


Baca juga: Bagaimana Penduduk Pompeii Meninggal? Studi Ungkap Kemungkinan Tersedak Abu Letusan Vesuvius

Gambaran bagian dalam toko roti

Toko roti tersebut bentuknya jauh berbeda dengan toko roti modern yang sekarang kita temui.

Dilansir dari Ancient Origins, toko roti ini berada di dalam sebuah bangunan besar tanpa dinding yang menghadap ke luar.

Ruangannya sangat sempit, ditutupi dengan jeruji besi, dan hanya sedikit cahaya Matahari yang dapat tembus ke ruangan ini.

Di bagian tengah ruangan, terdapat beberapa batu giling yang dipakai untuk menggiling biji-bijian yang diubah menjadi tepung.

Salah satu bagian toko roti yang paling menonjol adalah serangkaian parit dangkal berbentuk lingkaran yang diukir di lantai batu basal.

Bagian ini menunjukkan bagaimana hewan-hewan dikendalikan untuk menggiling biji-bijian.

Keledai-keledai itu akan dikurung di dalam parit-parit ini dan berjalan untuk memutar batu giling.

Satu-satunya pintu di ruangan itu menghadap langsung ke atrium yang langsung mengarah ke dalam gudang atau kandang hewan.

Dalam kesehariannya, ruangan sempit itu selalu ditempati oleh hewan dan budak manusia.

Ketika dipekerjakan di tempat itu, para budak akan mengawasi proses dan mengumpulkan tepung yang didapatkan saat keledai mendorong batu asah.

Baca juga: Sekawanan Domba Bantu Arkeolog di Kota Kuno Pompeii, Apa Kontribusinya?

Kekejaman di toko roti Pompeii

Penulis abad kedua, Apuleius, menjelaskan kondisi toko roti kuno terkejam di Pompeii tersebut melalui catatan sejarah.

Ia menuliskan jika kondisi para budak maupun keledai yang dimanfaatkan untuk bekerja sangat miris.

“Wajah para budak sangat pucat. Mata mereka begitu kabur karena panas terik kegelapan yang dipenuhi asap. Mereka hampir tidak bisa melihat,” tulis Apuleius, dilansir dari sumber yang sama.

Dalam ceritanya, Apuleius menggambarkan jika para budak terlihat seperti pegulat yang ditaburi debu sebelum bertanding.

Wajah dan badan mereka diputihkan secara kasar dengan tepung yang digiling oleh para keledai.

Selain itu, keledai yang dipekerjakan akan ditutup matanya dan dipaksa untuk berputar selama berjam-jam menggiling biji menjadi tepung.

“Bagian pinggang mereka terpotong sampai ke tulang karena dicambuk tanpa henti,” tulis Apuleius.

Lebih lanjut, Apuleius mengatakan jika kuku keledai berubah menjadi aneh karena berputar-putar berulang-ulang, dan seluruh kulit mereka "dihiasi" kudis dan berlubang akibat kelaparan.

Baca juga: Arkeolog Temukan Kereta Kuno Romawi Berusia 2.000 Tahun di Pompeii

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi