Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Fenomena Api Biru di Kawah Ijen Muncul?

Baca di App
Lihat Foto
NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA/RENDRA KURNIA
Blue fire terlihat di Kawah Ijen.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Kawah Ijen yang terletak di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur merupakan salah satu wisata terkenal di Indonesia.

Pasalnya, Anda bisa menikmati fenomena langka berupa blue fire atau api biru yang berkobar di celah-celah dinding kawah.

Tak hanya dikenal oleh wisatawan lokal, Kawah Ijen juga banyak diketahui oleh wisatawan mancanegara.

Untuk bisa menikmati api biru Kawah Ijen, wisatawan bisa mendaki pukul 02.00 WIB dan sampai di puncak sebelum Matahari terbit.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasalnya, api biru di Kawah Ijen tidak akan lagi terlihat saat hari mulai terang.

Lantas, bagaimana fenomena api biru Kawah Ijen bisa terjadi?

Baca juga: Kawah Asteroid Terbesar Ditemukan, Kemungkinan Pemicu Kepunahan 85 Persen Spesies Bumi

Penjelasan ahli

Penyelidik Bumi Madya dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Sofyan Primulyana mengatakan, fenomena blue fire di Kawah Ijen terjadi akibat adanya belerang dan gas sulfur (SO2+H2S) yang muncul di rekahan dinding bagian dalam kawah.

“Belerang yang meleleh dan gas sulfur yang keluar di permukaan itu mempunyai suhu yang tinggi, lebih dari 200 derajat celcius," kata Sofyan kepada Kompas.com, Rabu (20/12/2023).

"Apabila ada kontak dengan oksigen di udara, maka akan menghasilkan sinar api berwarna biru, yang dikenal dengan blue fire atau blue flame,” sambungnya.

Lebih lanjut, Sofyan menjelaskan bahwa terdapat beberapa macam gas lain yang keluar di area sekitar blue fire, selain belerang dan sulfur, termasuk gas karbondioksida, hidrogen klorida, dan hidrogen fluorida.

“Gas-gas yang keluar dari solfatara di Kawah Ijen ini mempunyai konsentrasi yang cukup tinggi dan berbahaya bagi kehidupan, apabila kita menghirupnya dalam jangka waktu yang cukup lama,” ujarnya.

Baca juga: Video Viral Turis Rusia Nyalakan Flare di Kawah Ijen, BKSDA: Blacklist

Ia mengingatkan, menghirup gas karbondioksida dapat menimbulkan pening, sakit kepala, bahkan bisa muntah dan pingsan.

Untuk kandungan gas lain, seperti sulfur dioksida, hidrogen sulfida, hidrogen fluida, dan hidrogen klorida, dapat membuat mata perih, berair, mengiritasi mata, serta mengiritasi saluran pernafasan.

“Meskipun fenomena ini indah, namun fenomena ini dapat menimbulkan bahaya bagi wisatawan yang berkunjung,” ungkap Sofyan.

Karenanya, keindahan blue fire di Kawah Ijen bisa dinikmati dengan beberapa ketentuan, demi keselamatan wisatawan.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Obyek Wisata Kawah Putih Ciwidey Bandung 2023

Cara aman menikmati blue fire di Kawah Ijen

Agar tetap aman saat melihat fenomena blue fire, Sofyan pun membagikan tipsnya kepada wisatawan.

“Blue fire umumnya disaksikan di malam hari karena cahayanya akan terlihat semakin terang,” jelas dia.

Selain itu, blue fire cukup dinikmati atau dari bibir kawah di bagian atas atau dari kejauhan, sesuai rekomendasi dari PVMBG.

Sofyan tidak menyarankan para wisatawan untuk turun ke kawah, apalagi mendekati komplek solfatara tempat blue fire berada.

Baca juga: Tsunami Gunung Ijen Sebabkan Satu Korban, Kenapa Bisa?

“Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah waktu. Blue fire cukup dilihat dalam waktu singkat saja, tidak boleh berlama-lama di area kawah,” ujarnya.

Bagi pengunjung yang mempunyai gangguan penyakit yang berhubungan dengan saluran pernafasan, seperti asma, paru-paru, dan jantung, sebaiknya perlu dipertimbangkan kembali.

Sebab, orang dengan penyakit pernapasan akan lebih rentan terkena dampak kesehatan yang mungkin timbul jika mendekati blue fire.

“Tak lupa juga wisatawan yang ingin melihat fenomena ini wajib dilengkapi dengan masker dan kacamata khusus pelindung gas demi keselamatan,” pungkasnya.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Kawah Raksasa dari Gunung Berapi Lumpur Bawah Laut, Diduga Berasal dari Ledakan Zaman Es

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi