Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Konsumsi Makanan Perlu Menyesuaikan Golongan Darah?

Baca di App
Lihat Foto
TikTok
Tangkapan layar unggahan TikTok yang menginformasikan makanan perlu disesuaikan dengan golongan darah
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menginformasikan manusia perlu mengonsumsi makanan sesuai dengan golongan darahnya, ramai di media sosial.

Informasi itu diunggah oleh akun TikTok @meatlesskin******* pada Selasa (19/12/2023).

Pengunggah menuliskan, pola makan manusia tergantung leluhurnya yang hidup pada zaman purba.

"Ternyata pola makannya tergantung leluhurnya di jaman purba," tulis pengunggah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misalnya, golongan darah O sebagai golongan darah tertua, masih makan dari hasil buruan, sehingga dapat mengonsumsi makanan tinggi protein seperti daging dan unggas.

Baca juga: Studi Ungkap, Kebiasaan Makan Larut Malam Bisa Memicu Stroke

Golongan darah A disebut hidup di zaman yang sulit mencari hewan. Imbasnya, mereka bercocok tanam dan kerap mengonsumsi sayuran, kacang, buah, serta biji-bijian.

Sementara itu, golongan darah B hidup di saat manusia purba menjadi pengembara, sehingga cocok mengonsumsi susu rendah lemak, sayur, dan daging, tetapi kurang cocok dengan ayam.

Terakhir, orang dengan golongan darah AB disebut tak cocok makan daging ayam dan sapi, tetapi dapat mengonsumsi kacang-kacangan, susu, serta protein dari ikan laut.

Hingga Kamis (21/12/2023) sore, unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 887.000 kali, disukai 62.100 pengguna, dan diunggah ulang oleh lebih dari 2.000 warganet.

Lantas, benarkah konsumsi makanan perlu disesuaikan dengan golongan darah?

Baca juga: Diet Water Fasting Disebut Ampuh Turunkan Berat Badan, Aman untuk Kesehatan?


Makan sesuai golongan darah tidak diperlukan

Ahli gizi sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Toto Sudargo mengatakan, menyesuaikan pola makan dengan golongan darah tidak perlu dilakukan.

"Tidak perlu adanya diet golongan darah," ujar Toto, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/12/2023).

Bukan sesuai golongan darah, menurutnya, ketentuan yang ada dan berlaku di Indonesia adalah aturan makan atau diet gizi seimbang.

Sebab, semua golongan darah pada dasarnya sama-sama membutuhkan asupan gizi yang seimbang.

Toto melanjutkan, pola makan gizi seimbang adalah asupan gizi yang beraneka ragam dan sesuai kebutuhan tubuh.

Baca juga: Merasa Lelah Setelah Makan? Ini Penyebabnya Menurut Sains

"Yaitu dari sumber karbohidrat, sumber lemak, sumber protein hewani dan nabati, serta buah dan sayur sebagai zat pengatur dalam tubuh," ungkapnya.

Di samping itu, tubuh juga telah menyediakan enzim yang memiliki tugas masing-masing untuk memecah zat gizi saat mencerna makanan.

Misalnya, enzim protease yang berfungsi untuk memecah protein, serta enzim lipase yang berperan dalam memecah lemak.

Pola makan seimbang pun perlu diiringi dengan olahraga yang cukup dan minum air putih sebanyak delapan gelas sehari.

"Dengan mengikuti aturan tersebut, tubuh akan sehat dan bugar," kata dia.

Baca juga: 5 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet yang Berhasil Kuruskan Tika Panggabean

Dampak diet golongan darah

Terpisah, Guru Besar di bidang gizi masyarakat IPB University Ali Khomsan mengatakan, penyesuaian pola makan menurut golongan darah sebenarnya berhubungan dengan penurunan berat badan.

Menurutnya, diet golongan darah dipelopori oleh seorang dokter asal Amerika Serikat, Peter D'Adamo berdasarkan cara pengobatan terhadap pasien-pasiennya.

"Misal, yang boleh minum susu sapi, es krim, keju hanya golongan darah B. Yang leluasa makan daging hanya golongan darah O," ujar Ali saat dihubungi secara terpisah, Rabu.

Lantaran diet atau aturan makan dengan tujuan kesehatan sangat beragam, dia mengimbau masyarakat untuk memilih cara yang sesuai.

Kendati demikian, dia menegaskan bahwa proses menurunkan berat badan pada dasarnya hanya perlu memangkas 500 kalori dari karbo maupun lemak, serta rutin latihan fisik.

"Kalau mau risiko penyakit degeneratif rendah maka harus olahraga, badan normal tidak gemuk, dan kurangi asupan lemak dan kolesterol," paparnya.

Baca juga: Ramai soal Diet Telur Rebus, Efektifkah Turunkan Berat Badan?

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Minggu (20/11/2022), orang yang mengaku merasa lebih sehat dengan diet golongan darah karena terpacu untuk lebih sering memasak, sehingga mengurangi asupan makanan olahan.

Sebuah studi pada 2013 menunjukkan, tidak ada bukti untuk memvalidasi manfaat kesehatan dari diet golongan darah.

Golongan darah juga bukanlah sesuatu yang dipertimbangkan oleh ahli diet saat memberi terapi nutrisi medis.

Biasanya, ahli diet akan memperhatikan riwayat kesehatan, penyakit kronis, gaya hidup, alergi dan intoleransi makanan, serta stres sebelum memberikan nasihat terkait nutrisi.

Dengan melaksanakan diet golongan darah, seseorang justru akan sangat membatasi konsumsi makanannya.

Selain itu, menjalani diet ini tanpa bimbingan ahli diet terdaftar berpotensi menyebabkan masalah kesehatan.

Baca juga: Sering Digunakan untuk Diet, Kenali 3 Efek Samping Nasi Merah bagi Tubuh

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi