Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Ini Beri Bonus Tahunan Berdasarkan Jarak Lari Karyawan

Baca di App
Lihat Foto
DragonImages
Ilustrasi lari. Perusahaan di China menerapkan skema bonus tahunan sesuai dengan jarak lari yang dicapai para karyawannya.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah perusahaan kertas di China menerapkan strategi tidak lazim untuk memotivasi karyawannya agar menjalani gaya hidup sehat.

Dengan iming-iming bonus tahunan yang jauh lebih tinggi dari gaji, perusahaan ini mengukur tingkat aktivitas fisik pekerja sebagai penilaian.

Guangdong Dongpo Paper Co, perusahaan yang terletak di pusat industri selatan Provinsi Guangdong, China ini bersedia membayar bonus berdasarkan jarak lari yang ditempuh karyawannya.

Bukan hanya lari, besaran bonus juga berlaku untuk berjalan kaki maupun aktivitas mendaki yang dilakukan karyawan setiap bulan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis bertahan jika karyawan sehat

Pimpinan Guangdong Dongpo Paper, Lin Zhiyong mengatakan, bonus karyawan akan ditentukan oleh jumlah kilometer yang mereka tempuh setiap bulannya.

"Bisnis saya hanya dapat bertahan jika karyawan saya sehat," kata Lin, seperti diberitakan Business Insider, Senin (18/12/2023).

Skema bonus tahunan terbaru ini juga tak lepas dari kegemaran Lin akan mendaki dan berolahraga.

Dia bahkan mengaku telah mendaki Gunung Everest, puncak tertinggi di Bumi, sebanyak dua kali, yakni pada 2022 dan 2023.

Baca juga: Lari Vs Jalan Kaki, Manakah yang Lebih Baik untuk Kesehatan?


Bonus 130 persen gaji jika lari 100 kilometer

Dilansir dari New York Post, Senin, pekerja yang menempuh jarak setidaknya 100 kilometer per bulan akan menerima bonus tahunan senilai 130 persen dari gaji bulanan.

Sementara itu, mereka yang mencatatkan jarak minimal 50 kilometer setiap bulan akan memperoleh bonus tahunan setara dengan gaji satu bulan.

Pelari kelas berat, yang berlari sejauh minimal 50 kilometer terus-menerus selama enam bulan dapat membawa pulang sepatu lari gratis dari perusahaan.

Sebaliknya, karyawan yang hanya mampu menempuh jarak di bawah target akan menerima bonus tahunan kurang dari gaji per bulan.

Misalnya, berlari atau berjalan kaki kurang dari 40 kilometer setiap bulan akan mendapatkan bonus hanya 60 persen dari total gaji.

Karyawan yang melaporkan jarak sekitar 30 kilometer per bulan hanya akan membawa pulang 30 persen dari gaji bulanan.

Menurut Lin, skema bonus baru ini telah diterima dengan baik oleh para karyawan yang berjumlah sekitar 100 orang.

"Kami tidak hanya menjaga kebugaran, kami juga dibayar untuk itu. Itu berarti membunuh dua burung dengan satu batu," kata salah seorang karyawan yang tidak disebutkan namanya.

Baca juga: Cerita Penyintas Stroke, Bangkit dari Kelumpuhan untuk Taklukkan Lari 10K

Kritikan harus jadi "atlet lari" untuk dapat bonus

Kendati memiliki tujuan positif, skema pemberian bonus tahunan berdasarkan jarak lari ini mengundang beberapa kritik dari warganet.

Dikutip dari Runners World, Selasa (19/12/2023), orang-orang di media sosial China, Weibo, mengkritik sistem bonus lari yang diterapkan perusahaan tersebut.

Menurut mereka, karyawan harus menjadi "atlet lari" untuk membawa pulang bonus tahunan dengan nilai maksimal 130 persen dari gaji bulanan itu.

Mereka juga mengungkapkan kekhawatiran akan karyawan yang dapat melukai diri sendiri jika berlari dengan jarak tersebut.

"Persyaratan ini akan dianggap berlebihan bahkan untuk siswa sekolah olahraga. Itu akan melukai lutut mereka. Tergantung pada usia dan kondisi fisik seseorang, hal ini juga dapat memicu gagal jantung akut," kata salah satu warganet.

Faktanya, berbagai penelitian membuktikan, lari tidak berdampak buruk bagi lutut, serta justru sebenarnya dapat mencegah penyakit jantung.

Namun, perlu diingat, bukan berarti seseorang harus memaksakan diri untuk berusaha berlari sejauh mungkin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi