KOMPAS.com - Terong merupakan salah satu sayuran yang digemari oleh sebagian orang Indonesia.
Sayuran tersebut dapat diolah menjadi berbagai hidangan, seperti tumis, balado, digoreng, atau dicampurkan dalam sambal.
Selain rasanya yang lezat, sayuran ini menawarkan banyak manfaat, termasuk mengurangi risiko penyakit jantung dan gula darah.
Terong juga bermanfaat untuk membantu program penurunan berat badan dan melawan kanker.
Meski demikian, ada beberapa kelompok orang yang sebaiknya tidak mengonsumsi sayuran ini secara berlebihan.
Baca juga: Potensi Manfaat Terong untuk Menurunkan Kolesterol Jahat
1. Orang dengan kadar zat besi rendah
Dilansir dari Medical News Today, orang dengan kadar zat besi rendah tidak boleh mengonsumsi makanan yang mengandung nasunin dalam jumlah besar.
Pasalnya, nasunin dapat mengikat zat besi dan mengeluarkannya dari sel. Proses yang dikenal sebagai kelasi besi ini mungkin berguna bagi orang yang memiliki terlalu banyak zat besi dalam tubuhnya.
Namun, orang dengan kadar zat besi rendah sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang mengandung nasunin dalam jumlah besar.
Baca juga: Lebih Renyah dan Sedap, Ketahui 5 Efek Samping Terong Goreng
2. Alergi terong
Dalam kasus yang jarang terjadi, satu atau beberapa senyawa dalam terong dapat memicu reaksi alergi.
Penyebab utamanya adalah protein transfer lipid di dalam tanaman. Gejala reaksi yang ditimbulkan berupa gatal-gatal, bengkak, dan kesulitan bernapas.
Orang yang mengalami gejala tersebut harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Sebab, kemungkinan mereka mengalami mengalami anafilaksis atau reaksi alergi yang mengancam jiwa.
Baca juga: Benarkah Terong Memicu Radang Sendi?
3. Orang yang keracunan solanin
Terong adalah bagian dari nightshade yang mengandung alkaloid, termasuk solanin yang bisa menjadi racun.
Perlu diketahui, solanin berguna untuk melindungi terong saat tanaman ini masih tumbuh.
Orang-orang biasanya berisiko menelan sebagian besar solanin jika mereka makan terong yang sudah berubah warna menjadi hijau.
Untungnya, terong mengandung sejumlah kecil solanin. Mengonsumsi sayuran ini dalam jumlah rendah hingga sedang kemungkinan tidak akan memberikan efek yang signifikan.
Baca juga: Kandungan Gizi Terong Ungu dan Manfaatnya untuk Kesehatan
4. Orang yang berisiko terkena kanker ginjal
Terong mengandung oksalat, meskipun jumlahnya lebih sedikit daripada buah dan sayuran lain.
Oksalat dapat berkontribusi terhadap pembentukan batu ginjal pada beberapa orang yang lebih rentan menyerap oksalat.
Tanpa pengobatan, batu ginjal dapat menyebabkan cedera ginjal akut atau kematian ginjal.
Makanan yang mengandung oksalat, seperti terong, tidak cocok untuk orang yang rentan terhadap batu ginjal.
Siapa pun yang memiliki kondisi tersebut, harus membatasi asupan makanan yang mengandung oksalat.
Baca juga: Dianggap Bermuatan Seksual, Instagram dan Facebook Larang Emoji Terong
5. Orang dengan golongan darah O
Selain itu, orang dengan golongan darah O sebaiknya berhati-hati sebelum mengonsumsi terong.
Dilansir dari Kompas.com (20/5/2020), terong mengandung lektin dalam jumlah tinggi dan berisiko memicu nyeri sendi.
Kandungan tinggi lektin dalam terong juga berpotensi menyebabkan penyakit artritis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.