KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka sempat menyinggung stunting dalam acara debat cawapres pada Jumat (23/12/2023) malam.
Menurutnya, masalah stunting berkaitan dengan sanitasi, sehingga harus diselesaikan secara kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Ke depan, masalah sanitasi dan air bersih ini penting sekali karena kami dari paslon nomor 2 ingin menyiapkan generasi emas yang sehat dan pintar,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, penyelesaian masalah stunting semestinya tidak hanya berfokus pada gizi tambahan saja.
“Ini harus dikerjakan secara paralel. Stunting kita kerjakan, pemenuhan gizi kita kerjakan, sanitasi, drainase, air bersih, kawasan kumuh kita selesaikan juga secara paralel,” katanya.
Lantas, apakah stunting memang berkaitan dengan sanitasi?
Baca juga: 5 Makanan Tinggi Asam Folat untuk Cegah Stunting, Bisa Dibeli di Pasar
Baca juga: Apa Itu Asam Folat, Zat yang Berguna Mencegah Stunting pada Anak?
Penjelasan dokter
Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS), Aisya Fikritama membenarkan bahwa stunting berkaitan dengan kebersihan sanitasi.
Meski demikian, stunting dan kebersihan sanitasi tidak secara langsung memengaruhi gizi balita.
“Sanitasi yang buruk akan menimbulkan penyakit infeksi pada balita, seperti diare, kecacingan, tifus, kolera, dan polio yang nanti akan mengganggu proses pencernaan dan penyerapan gizi,” kata Aisya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/12/2023).
Ia menjelaskan, sanitasi yang buruk akan menjadi transmisi atau media penularan dari berbagai macam penyakit pencernaan.
Jika kondisi ini terjadi terus menerus dalam jangka waktu panjang, anak bisa terjangkit infeksi berulang.
“Dari infeksi berulang yang tidak ditangani dengan tepat akan menyebabkan stunting,” jelas dia.
Baca juga: Ketahui Menu Mencegah Stunting untuk Ibu Hamil, Bayi, dan Anak
Pencegahan stunting lewat sanitasi
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa anak yang tinggal di lingkungan tidak layak akan lebih berisiko terkena stunting hingga 40 persen.
Sementara itu, bagi anak yang tinggal di pinggiran perkotaan yang kumuh, berisiko terkena stunting sebesar 27 hingga 43 persen.
Oleh karenanya, Aisya menekankan pentingnya mencegah stunting melalui intervensi sanitasi.
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah untuk mencegah stunting dari intervensi sanitasi ini.
“Untuk pencegahan ada lima pilar, yaitu cuci tangan pakai sabun, berhenti buang air besar sembarangan, pengelolaan makanan dan minuman di rumah tangga, pengelolaan sampah, dan pengelolaan limbah,” ujarnya.
Selain berfokus pada stunting, Aisya menyebutkan bahwa intervensi lain yang tak kalah pentingnya adalah pemenuhan gizi balita.
“Yang terpenting, pemenuhan gizi balita harus cukup. Gizi yang tidak cukup menjadi faktor utama penyebab stunting,” tuturnya.
Baca juga: Apa Penyebab Stunting pada Anak-anak?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.