Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Tradisi Pohon Natal, Kapan Pertama Kali Muncul?

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Liviu C
Ilustrasi sejarah awal pohon Natal.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Setiap tanggal 25 Desember, Umat Kristiani akan merayakan hari raya besar yakni Hari Natal.

Perayaan Natal memiliki banyak tradisi, dan mungkin salah satu yang cukup populer adalah pohon cemara yang dihias sedemikian rupa menjadi tampak indah.

Menjelang hari raya Natal tiba, Anda akan melihat ornamen berupa pohon cemara, asli maupun buatan, di berbagai tempat.

Baca juga: 40 Link Twibbon dan Kata-kata Selamat Natal 2023, Bisa Diunggah di Media Sosial

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Lantas, bagaimana sejarah awal pohon Natal?

Sejarah awal

Asal usul pohon Natal modern masih diperdebatkan, karena pohon telah digunakan dalam ritual dan dekorasi sejak zaman kuno.

Namun banyak yang percaya bahwa tradisi pohon Natal tersebut berasal dari Jerman. Masyarakat menggunakan jenis pohon evergreen, termasuk cemara.

Mengutip dari laman Britannica, pohon evergreen menjadi bagian dari ritual Kristen di Jerman. Dan pada Abad Pertengahan, “paradise trees (pohon surga)” mulai bermunculan di sana.

Dimaksudkan untuk mewakili Taman Eden, pohon-pohon hijau ini digantung dengan apel dan dipajang di rumah-rumah setiap 24 Desember, hari raya keagamaan Adam dan Hawa.

Baca juga: Pohon Natal Pertama di Dunia, Ada di Mana?

Dekorasi lain ditambahkan, Martin Luther dilaporkan pertama kali menggantungkan lilin yang menyala di pohon pada abad ke-16, dan “pohon surga” berevolusi menjadi pohon Natal.

Pada abad ke-19, pohon Natal menjadi tradisi yang mapan di Jerman. Ketika orang Jerman bermigrasi, mereka membawa tradisi pohon Natal ke negara lain, terutama Inggris.

Ratu Charlotte dari Jerman menikah dengan Raja George III pada pertengahan abad ke-18. Ia diduga adalah orang yang memperkenalkan pohon Natal pertama ke kerajaan.

Namun, pangeran kelahiran Jerman, Albert, dan istrinya, Ratu Victoria dari Inggris, lah yang mempopulerkan tradisi ini di kalangan orang Inggris.

Pasangan ini menjadikan pohon Natal sebagai bagian penting dari perayaan liburan tersebut.

Pada 1848 sebuah ilustrasi keluarga kerajaan di sekitar pohon yang dihias muncul di sebuah surat kabar London. Pohon Natal segera menjadi hal biasa di rumah-rumah Inggris.

Baca juga: Jadwal Operasional BCA dan BNI Selama Libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024

Tradisi pohon natal menyebar

Sejalan dengan itu, dilansir dari laman National Geographic, tradisi pohon Natal di Jerman kemungkinan besar juga tiba di Amerika Serikat (AS) pada akhir abad ke-18.

Ini ketika pasukan Hessian bergabung dengan Inggris untuk berperang dalam Perang Revolusi.

Pada tahun-tahun berikutnya, para imigran Jerman juga membawa tradisi tersebut ke AS dan, seiring berjalannya waktu, tradisi tersebut menjadi daya tarik bagi orang Amerika lainnya.

Baca juga: Jadwal Operasional Bank Indonesia Selama Libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024

Keluarga Amerika mengadopsi pohon Natal secara lebih luas setelah tahun 1850, ketika majalah Godey's Lady's Book menerbitkan ulang adegan Natal keluarga kerajaan Inggris.

Namun majalah tersebut melakukan beberapa perubahan, mengedit mahkota Victoria dan ikat pinggang kerajaan Albert untuk mengubahnya menjadi satu versi keluarga Amerika.

Tradisi penggunaan pohon Natal pun menyebar ke seluruh dunia. Tidak hanya menggunakan pohon asli, ada juga yang membuatnya dari pohon buatan.

Pohon tersebut mendapatkan popularitas yang digantikan oleh versi buatan, seperti terbuat dari aluminium dan plastik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi