Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Sinterklas adalah Sosok yang Nyata? Berikut Penjelasannya

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Jesson Mata
Asal-usul Sinterklas.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Sinterklas adalah sosok baik hati yang sangat identik dan tidak lepas dari tradisi perayaan Hari Natal.

Ia adalah sosok pria berpakaian merah dengan janggut putih yang terbang di malam hari dengan kereta luncur yang ditarik oleh rusa terbang.

Disebutkan bahwa, Sinterklas akan meninggalkan hadiah bagi anak-anak yang berkelakuan baik selama perjalanan tahunannya.

Hadiah-hadiah tersebut bisa ditemukannya di bawah pohon Natal dan atau beberapa permen-permen yang disembunyikan di dalam stoking yang digantung di dekat perapian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kisah Sinterklas Berpakaian Merah dari Iklan Coca-Cola, Benarkah?


Lantas, apakah Sinterklas adalah sosok yang nyata?

Siapa Sinterklas?

Dikutip dari laman Britannica, Sinterklas didasarkan pada uskup Santo Nicholas dari Myra, yang, menurut tradisi Kristen, adalah seorang uskup di kota kecil Romawi abad ke-4.

Reputasi St Nicholas atas kebaikannya memunculkan legenda tentang mukjizat yang ia lakukan bagi orang miskin dan tidak bahagia.

Salah satunya adalah ketika St Nicholas muda diam-diam menjatuhkan emas ke cerobong asap tiga gadis yang miskin. Kemudian emas itu mendarat di kaus kaki di dekat perapian.

Kisah-kisah tentang Santo Nikolas berkembang sepanjang milenium ke-2 dan bercampur dengan tradisi-tradisi lain, sehingga ia menjadi sosok yang sama legendarisnya dengan Sinterklas saat ini.

Baca juga: Sebanyak 15.922 Narapidana Dapatkan Remisi Natal, Ini Rinciannya

Namun, selama abad ke-20, beberapa sejarawan meragukan keberadaan uskup tersebut. Sebab sia tidak meninggalkan tulisan dan tidak mempunyai murid.

Meskipun ketidakpastian seputar keberadaannya tercermin dalam revisi entri tentang Nikolas dalam buku-buku para santo, beberapa sejarawan menyatakan bahwa St. Nikolas pernah hidup dan telah melakukan banyak tindakan kebaikan dan kemurahan hati.

Kurangnya dokumentasi selama masa hidupnya bukanlah bukti ketidakhadirannya dan menyerukan peninjauan kembali terhadap teks-teks yang telah diabaikan.

Kematian Nicholas kini diperingati setiap tanggal 6 Desember.

Baca juga: Merry Christmas 2023, Ini 100 Ucapan Selamat Natal dalam Bahasa Inggris

Perubahan karakter

Sosok St, Nicholas membuat terobosan pertamanya ke dalam budaya populer Amerika menjelang akhir abad ke-18.

Dilansir dari laman History, dimulai dari sebuah surat kabar New York memberitakan bahwa sekelompok keluarga Belanda berkumpul untuk memperingati hari kematian Nicholas.

Nama Sinterklas berevolusi dari nama panggilan dalam bahasa Belanda, Sinter Klaas, kependekan dari Sint Nikolaas (Bahasa Belanda untuk Saint Nicholas).

Pada 1804, John Pintard, anggota New York Historical Society, memperlihatkan potongan kayu berisi gambar Santa yang dikenal sekarang, termasuk kantong berisi mainan dan buah-buahan yang digantung di atas perapian.

Baca juga: Asal-usul Tradisi Pohon Natal, Kapan Pertama Kali Muncul?

Pada 1809, penulis AS Washington Irving membantu mempopulerkan cerita Sinter Klaas ketika dia menyebut St. Nicholas sebagai santo pelindung New York dalam bukunya, The History of New York.

Saat popularitasnya meningkat, Sinter Klaas digambarkan dengan berbagai macam bentuk. Mulai dari sosok bertopi biru segitiga, rompi merah, dan kaus kaki kuning, hingga seorang pria yang mengenakan topi bertepi lebar dan “sepasang celana Flemish yang besar.”.

Selanjutnya, kampanye iklan Coca-Cola pada pertengahan abad ke-20 mengubah image-nya menjadi Sinterklas berjanggut putih dan bertopi merah yang dikenal saat ini.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sosok yang menjadi inspirasi sinterklas benar-benar ada dan nyata, yakni St Nicholas.

Hanya saja, sosok Sinterklas berjanggut putih dan bertopi merah yang dikenal seperti saat ini, adalah hasil interpretasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi