Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Ketua KPU Lubuklinggau Tabrak 2 Siswi SD hingga Tewas

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi kecelakaan, ilustrasi tabrakan
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Topandri menabrak dua siswi SD berinisial CK (13) dan adiknya, A (7) dengan mobil Toyota Rush bernopol B 2473 POZ.

Topandri menabrak dua siswi SD tersebut hingga tewas di Desa Benakat Minyak, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan pada Minggu (24/12/2023).

Saat kejadian, CK dan A berboncengan tiga menaiki motor bersama temannya, B yang saat ini masih menjalani perawatan intensif di RS di Palembang.

Lantas, bagaimana kronologi Ketua KPU Lubuklinggau menabrak dua siswi SD hingga tewas tersebut?

Baca juga: Fakta Kecelakaan Bus Handoyo di Tol Cipali, 12 Orang Tewas dan 9 Luka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral, Video Detik-detik Tabrakan Kereta Api Vs Avanza di Banyuwangi, Bagaimana Ceritanya?

Kronologi kejadian

Kasatlantas Polres PALI AKP Kukuh Fefrianto mengatakan, kecelakaan itu terjadi diduga akibat kelalaian Topandri.

Kejadian bermula ketika Topandri mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi yang melaju dari arah Simpang 5 Talang Ubi menuju Lubuklinggau.

Ketika melintas di Desa Benakat Minyak, mobil Topandri berpapasan dengan motor tanpa pelat nomor yang dikendarai CK dengan membonceng A dan B.

Motor yang dinaiki tiga siswi SD tersebut melaju dari arah Desa Benakat Minyak menuju Simpang 5 Talang Ubi.

“Diduga pengemudi mobil mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi dan tidak mengetahui situasi dan kondisi jalan sehingga kaget ketika melihat ada sepeda motor Honda Beat datang dari arah berlawanan dan menyebabkan kecelakaan tidak dapat terhindarkan," ujar Kukuh dikutip dari Kompas.com, Rabu (27/12/2023).

Saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), kata Kukuh, lokasi kecelakaan merupakan jalan lurus dengan kontur menanjak dan menurun.

Baca juga: Spesifikasi Kereta LRT Jabodebek yang Tabrakan di Jakarta Timur

Korban sudah dimakamkan

Kukuh mengungkapkan, kedua siswi SD yang tewas dalam kejadian naHas tersebut sudah dimakamkan oleh keluarga.

"Untuk dua korban yang meninggal sudah diserahkan ke pihak keluarga dan sudah dimakamkan kemarin, sementara korban satu lagi masih dalam perawatan intensif di rumah sakit," ungkap dia.

Pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab dari kecelakaan tersebut.

"Ditemukan barang bukti, ditemukan jejak ban serta tidak terdapat marka jalan dan juga jauh dari pemukiman penduduk," katanya.

“Kemarin kita dibantu tim TAA Subdit Gakkum Ditlantas Polda Sumsel melaksanakan olah TKP untuk menganalisis penyebab lakalantas. Kasus kecelakaan ini masih dalam proses penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi," tambahnya.

Baca juga: 9 Cara Mencegah Pecah Ban Mobil di Jalan Tol, Apa Saja?

Diselesaikan dengan cara berdamai

Saat dihubungi, Topandri mengakui jika dirinya terlibat dalam kecelakaan yang menewaskan kakak beradik tersebut.

Topandri mengatakan, kasus tersebut akan diselesaikan secara damai dan meminta ketua desa setempat untuk melakukan mediasi.

Ketua desa setempat, Sulhandi menyambut baik niat dari Topandri yang bertanggungjawab atas perbuatannya itu.

"Kemarin sudah ada yang menghubungi, tapi dari KPU PALI, namun bukan dari pengendara mobil, dan mengatakan akan melakukan mediasi ke pihak keluarga. Tentunya kami pihak keluarga menyambut baik jika ada niat baik tersebut," ucap Sulhandi.

Baca juga: Kategori Korban Kecelakaan yang Dapat Santunan Jasa Raharja dan Nominalnya

Pengakuan keluarga korban

Duka mendalam dirasakan oleh Purnomo dan Evi Sartika ketika menerima kenyataan dua anaknya, CK dan A tewas karena kecelakaan.

Menurut Purnomo, saat kejadian, ia yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani itu sedang menarik kayu. Sementara, istrinya sedang menggembala sapi.

Pukul 15.30 WIB di hari kejadian, Purnomo mendapatkan kabar jika kedua putrinya mengalami kecelakaan dan dibawa ke RS. Ia pun segera bergegas menemui CK dan A bersama istrinya.

"Anak kami cuma dua inilah. Waktu dapat kabar diberitahukan kalau sudah dibawa di Rumah Sakit Pertamina Pendopo, namun pas sampai sana, C sama A sudah meninggal dunia, " katanya lirih dilansir dari Kompas.com, Rabu (27/12/2023).

Sebelum kejadian, kedua anaknya sempat pamit ke sang ibu untuk menonton barongan di Desa Benakat Minyak.

"Sebelumnya C bersama A cuma bilang ijin ke Ibunya untuk menonton Barongan di Desa Benakat Minyak. Mereka bertiga pergi berboncengan menggunakan sepeda motor, C yang membawa motor, A dibonceng di tengah kemudian temannya di belakang," ucap Purnomo.

"Kami tak menyangka akan ada kejadian seperti ini," imbuhnya.

Baca juga: 7 Kategori Korban Kecelakaan yang Tidak Mendapat Santunan Jasa Raharja

(Sumber: Kompas.com/Rachmawati)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi