KOMPAS.com - Emotional intelligence atau kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, serta mengantisipasi perasaan diri sendiri maupun orang lain.
Psikolog dan penulis Daniel Goleman menciptakan istilah ini dalam bukunya Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ yang terbit pada 1995.
Semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang, semakin mudah pula untuk memahami perasaannya ataupun perasaan orang lain.
Sebaliknya, seseorang dengan tingkat kecerdasan emosional rendah cenderung tidak mampu memahami emosi secara akurat.
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, Kamis (21/12/2023), kecerdasan emosional atau EQ pada dasarnya penting dalam setiap aspek kehidupan.
Jenis kecerdasan ini dapat membantu seseorang tetap tenang di bawah tekanan dan menghindari momen canggung.
Beberapa ahli pun percaya, EQ lebih penting daripada intelligence quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual dalam menentukan kesuksesan hidup secara keseluruhan.
Oleh karena itu, memiliki EQ yang tinggi bukan hanya dapat berdampak positif pada hubungan interpersonal, tetapi juga kesehatan mental dan fisik.
Nah, beberapa tindakan juga dapat menjadi tanda seseorang memiliki kecerdasan emosional tinggi, termasuk dalam berinteraksi dengan orang lain.
Lantas, apa saja tanda-tanda kecerdasan emosional tinggi?
Baca juga: Kata-kata Ini Sering Diucapkan Seseorang dengan Kecerdasan Emosional Rendah
Sikap yang jadi tanda kecerdasan emosional tinggi
Pakar dan peneliti EQ selama lebih dari 20 tahun, Harvey Deutschendorf mengungkap, orang dengan tingkat kecerdasan emosional tinggi terlihat dari caranya berinteraksi dengan sesama.
"Untuk menumbuhkan dan mengembangkan hubungan yang bermakna, Anda harus berkomunikasi dan membaca bahasa tubuh secara efektif," kata dia, dikutip dari CNBC, Minggu (19/11/2023).
Berikut delapan hal yang tidak pernah dilakukan oleh orang dengan kecerdasan emosional tinggi saat berbicara dan berinteraksi dengan orang lain:
1. Tidak fokus hanya pada diri sendiriOrang dengan EQ tinggi menghargai pengakuan atas sesuatu yang orang lain lakukan dan banggakan, tidak hanya berfokus pada segala pencapaian diri sendiri.
"Melakukan hal ini dengan tulus memastikan bahwa Anda akan diingat secara positif," terang Deutschendorf.
Saat terlibat dalam perdebatan dan memaksa orang lain untuk sependapat, secara alami mereka akan bersikap defensif.
Kondisi ini, menurut Deutschendorf, justru akan menjadi penghalang penyatuan pendapat serta bertentangan dengan upaya persuasif yang sedang coba dilakukan.
Alih-alih memaksakan pendapat, cobalah untuk mendengarkan secara aktif dan biarkan orang lain merasa "mengendalikan situasi" dengan mengajaknya berbicara.
3. Tidak mengabaikan masalahSeorang pekerja dengan EQ tinggi tidak akan mengabaikan masalah yang sebenarnya dapat mereka bantu hanya karena tidak ada dalam deskripsi pekerjaan.
Umumnya, mereka selalu bersedia berbagi waktu dan pengetahuan untuk membantu menyelesaikan permasalahan.
"Mereka memandang perannya sebagai bagian penting dari keseluruhan dan sering kali mencari cara untuk berkontribusi pada organisasi," tutur Deutschendorf.
Baca juga: 10 Tanda bahwa Anda Memiliki Kedewasaan Emosional
4. Tidak menyia-nyiakan waktunya dengan sembarang orangOrang-orang dengan kecerdasan emosional tinggi cenderung bergaul dengan individu yang berpikiran positif serta memiliki tujuan dan aspirasi serupa.
Deutschendorf mengatakan, kelompok orang ini akan saling mendukung dan merayakan pencapaian satu sama lain.
"Sebaliknya, orang negatif hanya akan menguras energi. Saat Anda berada di sekitar mereka, lakukan yang terbaik untuk menghilangkan kebisingan dan membatasi interaksi Anda," lanjutnya.
5. Tidak membiarkan apa pun mengalihkan perhatianSaat seseorang berbicara, kerap kali ada individu yang perhatiannya terganggu, seperti melirik orang lain atau melihat ponsel dan jam tangan.
Orang dengan EQ tinggi cenderung tidak akan membiarkan apa pun mengalihkan perhatian saat orang lain atau dirinya berbicara.
Perhatian mereka juga masih akan fokus dan tidak teralihkan, sebelum pembicaraan benar-benar selesai.
"Buat orang lain sadar bahwa Anda fokus dengan menghadap mereka secara langsung, tersenyum, dan melakukan kontak mata," kata Deutschendorf.
Baca juga: Tim Bubur Diaduk Vs Tak Diaduk, Penelitian Ungkap Beda Kecerdasan Emosional Keduanya
6. Tidak melupakan detail kecilMereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi biasanya tidak melupakan detail kecil yang berhubungan dengan lawan bicara.
"Saat Anda bertemu seseorang untuk pertama kalinya, ulangi namanya dan sebarkan sepanjang percakapan," ujar Deutschendorf.
"Ingatlah hal-hal penting seperti nama pasangan, anak, hewan peliharaan atau tempat liburan favorit," sambungnya.
Menurut Deutschendorf, hal tersebut akan menambah keintiman interaksi dan emosi yang terjalin dengan orang lain.
7. Menghindari lelucon yang menyinggungJika ada kemungkinan seseorang tersinggung karena sebuah lelucon, jangan lontarkan lantaran akan menunjukkan tingkat EQ yang rendah.
Lelucon yang tidak berkenan juga merupakan salah satu cara tercepat untuk membuat orang tidak tertarik.
"Karena ini menunjukkan kurangnya kesadaran dan kepekaan," papar Deutschendorf.
8. Tidak banyak bicaraOrang yang cerdas secara emosional mencoba untuk lebih mendengarkan dan memahami suatu situasi.
Mereka kerap mengajukan pertanyaan yang memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengekspresikan diri.
"Pertanyaan Anda mungkin membuka jalan menuju percakapan dan penyelesaian yang lebih bermakna," tutur Deutschendorf.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.