Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Platipus Terancam Punah

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Platipus duck billed, salah satu mamalia bertelur. Fakta lain hewan platypus, ternyata mamalia Australia yang memiliki wajah lucu dengan paruh bebek ini mempunyai racun mematikan.
Penulis: Jaya Suprana
|
Editor: Sandro Gatra

KEBETULAN saya tahu bahwa evolusionis Richard Dawkins adalah doktor bimbingan Nikolaas Tinbergen sebagai Nobel lauretae bidang fisiologi 1973 bersama Konrad Lorenz dan Karl von Frisch.

Namun saya tidak tahu bahwa tesis doktoral Dawkins adalah tentang perilaku mematuk selektif ayam peliharaan.

Semula saya juga tidak tahu bahwa Richard Dawkins ternyata berbagi perhatian dengan Umberto Eco terhadap satwa enigmatik yang disebut sebagai platipus.

Sementara Dawkins mencurahkan perhatian terhadap platipus di dalam buku “The Ancestor’s Tale”, Eco mengangkat platipus sebagai judul buku “Kant and The Platypus” .

Saya pribadi juga tertarik kepada hewan gado-gado bermoncong bebek, berekor biwara, berkaki berang-berang tergolong marsupial serta mamalia bertelur yang tidak melahirkan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika platipus pertama kali ditemukan oleh orang Eropa pada 1798, kulit dan sketsa platipus dikirim ke Inggris oleh Kapten John Hunter, Gubernur kedua New South Wales.

Pada awalnya, para ilmuwan Inggris menduga atribut-atribut tersebut adalah bohongan alias hoax belaka.

George Shaw membuat deskripsi pertama satwa aneh ini di dalam journal Naturalist's Miscellany pada 1799, menyatakan bahwa mustahil untuk tidak meragukan keasliannya.

Sementara Robert Knox meyakini bahwa hewan ini dibuat oleh seorang ahli taksidermis Asia.
Semula dianggap bahwa seseorang telah menjahit paruh bebek dan kaki berang-berang ke tubuh hewan berekor seperti biwara.

Pendek kata, semula platipus dianggap sekadar hasil rekayasa untuk dimanfaatkan sebagai tontonan sirkus belaka.

Akhirnya secara lambat akibat ragu, para naturalis Eropa mengakui bahwa platipus bersama empat jenis ekidna sebagai jenis monotremata yang masih tersisa di planet bumi ini.

Monotremata adalah satu-satunya mamalia selain lumba-lumba Guyana yang diketahui memiliki indra elektroresepsi demi menemukan mangsanya sebagian dengan mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh kontraksi otot.

Elektroresepsi platipus adalah yang paling sensitif dari monotremata mana pun. Elektroreseptor platypus terletak di barisan rostrokaudal di kulit paruh, sementara mekanoreseptor (yang mendeteksi sentuhan) didistribusikan secara seragam di seluruh paruh.

Area elektrosensori korteks otak besar berada di dalam area somatosensori sentuhan, dan beberapa sel kortikal menerima input dari elektroreseptor dan mekanoreseptor, menunjukkan hubungan yang erat antara indra peraba dan indra listrik.

Platipus menutup mata, telinga, dan hidungnya setiap kali ia menyelam, sehingga ia tidak menggunakan penglihatan dan penciuman ketika mencari mangsa.

Elektrolokasi monotremata berevolusi untuk memungkinkan platipus mencari makan di perairan keruh berkaitan dengan hilangnya gigi setelah moncong berevolusi menjadi paruh bebek.

Sosok unik platipus menjadikannya subjek penting dalam studi biologi evolusi, dan lambang ikonik Australia yang mudah dikenali sebab tiada dua di planet bumi ini.

Platipus secara budaya bermakna signifikan bagi beberapa suku Aborigin Australia, yang dulunya juga kerap berburu hewan ini untuk dimakan.

Platipus muncul sebagai maskot pada acara nasional dan ditampilkan pada bagian belakang koin dua puluh sen Australia. Platipus juga merupakan lambang hewan negara bagian New South Wales.

Platipus terdaftar sebagai spesies yang terancam punah di Australia Selatan dan rentan di Victoria.

Satwa unik ini diklasifikasikan sebagai spesies di ambang batas terancam punah oleh IUCN. Laporan pada November 2020, merekomendasikan agar spesies ini ditingkatkan statusnya menjadi spesies terancam punah di bawah Undang-Undang EPBC federal, karena kerusakan habitat dan penurunan jumlahnya terjadi di semua negara bagian Australia.

Pada 2020, platipus resmi dideklarasikan sebagai spesies yang dilindungi secara hukum di planet bumi ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi