Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala dan Jenis Intoleransi Laktosa, Ketika Tubuh Tak Bisa Mencerna Gula di Susu

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Wor Jun
Ilustrasi sakit perut. Ilustrasi orang menderita intoleransi laktosa.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sejumlah orang dapat mengalami kondisi intoleransi laktosa yang kemudian membuatnya sebaiknya menghindari mengonsumsi susu.

Hal tersebut dikarenakan tubuh tidak bisa mencerna dengan baik laktosa atau gula yang terkandung secara alami di dalam susu.

Laktosa yang tidak bisa dicerna dengan baik ini dikarenakan usus kecil memproduksi terlalu sedikit enzim laktase.

Adapun enzim laktase tersebut berguna untuk memecah laktosa yang ada di susu menjadi dua jenis gula sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa.

Nantinya, kedua gula tersebut akan diserap ke dalam aliran darah melalui lapisan susu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ketahui, Ini Bahaya yang Mengintai Saat Minum Susu Mentah

Baca juga: Bolehkah Susu Diminum Saat Perut Masih Kosong?

Dikutip dari MayoClinic, biasanya susu yang mengandung laktosa adalah susu sapi, susu kambing, atau ASI.

Seseorang mungkin memiliki kadar enzim laktase yang rendah namun masih dapat mencerna laktosa.

Sementara orang lain bisa memiliki laktase terlalu rendah yang membuatnya sama sekali tidak toleran terhadap laktosa.

Baca juga: Bolehkah Susu Diminum Saat Perut Masih Kosong?

Gejala intoleransi laktosa

Tanda atau gejala seseorang menderita intoleransi laktosa biasanya dimulai 30 menit hingga dua jam setelah mengonsumsi susu yang mengandung laktosa atau produk turunannya.

Berikut gejala intoleransi laktosa:

Gejala-gejala muncul tersebut sebagai akibat dari interaksi antara laktosa yang tidak bisa dicerna dengan bakteri di dalam usus besar.

Baca juga: Amankah Mengonsumsi Susu yang Dicampur dengan Madu?

3 jenis intoleransi laktosa

Terdapat tiga jenis intoleransi laktosa berdasarkan dengan defisiensi laktase yang mendasarinya, antara lain:

Intoleransi laktosa primer

Jenis intoleransi laktosa ini adalah yang paling umum terjadi karena pola makan yang berubah dari bayi hingga seseorang menjadi dewasa.

Diketahui, susu mendapatkan seluruh nutrisinya dari susu ibu yang memiliki laktosa sehingga membutuhkan enzim laktase.

Kemudian, seiring bertambahnya umur hingga anak-anak, susu akan tergantikan dengan makanan lain yang membuat produksi laktase menurun.

Biasanya, produksi laktase akan tetap terhitung tinggi untuk mencerna jumlah susu dalam pola makan orang dewasa.

Namun pada kasus lain, produksi laktase menurun dengan drastis pada usia dewasa sehingga susu berlaktosa sulit dicerna.

Intoleransi laktosa sekunder

Bentuk intoleransi laktosa ini terjadi dikarenakan seseorang sakit, cedera, atau operasi yang melibatkan usus kecil.

Hal itu kemudian membuat usus kecil tidak bisa memproduksi enzim laktase yang normal.

Penyakit yang berhubungan dengan intoleransi laktosa sekunder termasuk infeksi usus, penyakit celiac, pertumbuhan bakteri berlebih, dan penyakit Crohn.

Intoleransi laktosa bawaan atau perkembangan

Meski jarang, gangguan intoleransi laktosa bisa dibawa oleh bayi yang baru lahir karena defisiensi laktase.

Gangguan ini bisa diturunkan dari generasi ke generasi dalam pola pewarisan yang disebut autosomal resesif.

Dalam artian, ibu dan ayah harus mewariskan varian gen yang sama agar seorang anak dapat terpengaruh.

Selain itu, bayi prematur juga dapat mengalami intoleransi laktosa karena tingkat laktase yang tidak mencukupi.

Baca juga: Tanda-tanda Alergi Susu Sapi, Apa Saja?

Cara mengatasi intoleransi laktosa

Dilansir dari ClevelandClinic, jika seseorang ingin bisa mencerna laktosa, dibutuhkan enzim laktase di dalam susu.

Caranya, seseorang dapat mengonsumsi suplemen laktase dalam bentuk tablet atau tetes sebelum minum susu.

Para peneliti juga bereksperimen dengan bakteri asam laktat sebagai solusi yang mungkin untuk mengatasi gejala intoleransi laktosa.

Bakteri asam laktat adalah bakteri yang dapat mengubah laktosa menjadi asam laktat, bukan gas.

Biasanya, bakteri asam laktat dapat ditemui di sejumlah makanan fermentasi karena sifatnya bisa mengawetkan.

Baca juga: 7 Susu Bebas Laktosa, Cocok bagi Penderita Intoleransi Laktosa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi