Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Disebut Mogok Kerja dan Tuntut Perusahaan Patuhi K3, Ini Penjelasan PT IMIP

Baca di App
Lihat Foto
DOKUMENTASI PT IMIP via BBC Indonesia
Mantan pekerja di IMIP, Katsaing mengatakan bahwa perusahaan terkesan lebih mengutamakan produktivitas dibanding keselamatan para pekerja.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Media sosial X diramaikan dengan unggahan bernarasi pekerja PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Morowali, Sulawesi Selatan melakukan mogok kerja.

Dalam unggahann akun @TMI***, Rabu (27/12/2023), aksi itu terjadi setelah tungku smelter milik ITSS meledak pada Minggu (24/12/2023).

Pengunggah menuliskan, aksi mogok kerja ini merupakan bentuk protes dari pekerja yang menuntut agar perusahaan mematuhi Undang-Undang (UU) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

"Tidak ada produksi yang bernilai nyawa! Setelah kejadian ini, ratusan pekerja dilaporkan melakukan protes pada Rabu (27/12/2023)," tulis pengunggah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, benarkah pekerja PT ITSS melakukan mogok kerja sesuai dengan narasi tersebut?

Baca juga: Kata Media Asing soal Tungku Smelter Milik ITSS di Morowali yang Meledak


Respons perusahaan

Menanggapi hal itu, Juru Bicara PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedy Kurniawan mengatakan, pekerja PT ITSS memang sempat melakukan aksi pada Rabu (27/12/2023).

Namun, ia membantah narasi yang ada dalam unggahan itu.

"Itu hoaks," kata Deddy kepada Kompas.com, Kamis (28/12/2023).

Menurutnya, aksi mogok kerja selama dua jam itu menuntut perusahaan agar memberikan santunan kepada para korban ledakan smelter.

"Padahal santunan itu sudah kami berikan dua hari sebelumnya," ungkap Dedy.

Baca juga: Jokowi Sebut Smelter Freeport di Gresik Terbesar di Dunia, Apa Manfaatnya bagi Indonesia?

Diberitakan sebelumnya, ledakan tungku smelter milik PT ITSS di Morowali tak hanya menewaskan pekerja lokal, tetapi juga tenaga kerja asing (TKA).

Sebanyak 19 orang dilaporkan tewas dalam insiden tersebut. Rinciannya adalah 11 pekerja lokal dan 8 TKA, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Kamis, 

Di sisi lain, jumlah pekerja yang terdampak ledakan tungku smelter berjumlah 59 orang. Mereka terdiri dari 41 pekerja lokal dan 18 TKA.

Sementara itu, sebanyak 10 pekerja lokal juga masih menjalani rawat jalan, sedangkan pekerja lokal yang menjalani perawatan di RSUD Morowali sebanyak 14 orang.

Adapun enam korban lainnya yang terdiri dari 3 pekerja lokal dan 3 TKA, saat ini masih menjalani perawatan di klinik IMIP.

Untuk korban yang dirujuk keluar, berjumlah 8 orang yang terdiri dari 3 pekerja lokal dan 5 TKA, sedangkan jumlah korban yang menjalani perawatan sendiri sebanyak 2 orang dan semuanya adalah TKA.

Baca juga: Kronologi dan Dugaan Penyebab Meledaknya Tungku Smelter di Morowali yang Tewaskan 12 Pekerja

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi