Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Andrew Ngai, Sang Juara Piala Dunia Microsoft Excel 2023

Baca di App
Lihat Foto
YouTube/Financial Modeling World Cup
Andrew Ngai memenangkan Microsoft Excel World Championship 2023. Kemenangan ini menjadikan Ngai sebagai juara tiga kali berturut-turut.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Andrew Ngai, pria asal Sydney, New South Wales, Australia kembali menjadi kampiun dalam Kejuaraan Dunia Microsoft Excel.

Pria ini mulai berkompetisi dalam Microsoft Excel World Championship pada 2018 dan langsung menjadi juara, diikuti tahun selanjutnya.

Pada kompetisi tahun ini yang digelar pada 9 Desember 2023 di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Ngai kembali mengantongi gelar juara ketiga kalinya.

Dilansir dari ABC News, Microsoft Excel World Championship adalah kompetisi tingkat dunia yang menampilkan para pengolah data untuk menyelesaikan permasalahan menggunakan spreadsheet Excel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Cerita Penyintas Stroke, Bangkit dari Kelumpuhan untuk Taklukkan Lari 10K

Menjadi bagian dari olahraga elektronik atau esport, kompetisi yang digelar oleh Financial Modeling World Cup ini turut meliputi bidang matematika, pemodelan keuangan, serta permainan papan dan kartu.

Pemain dengan poin paling sedikit akan dieliminasi satu per satu, hingga menemukan pemenangnya.

"Ini cukup intens karena hanya berlangsung setengah jam untuk setiap kasus, jadi waktu berjalan cukup cepat," kata Ngai yang dijuluki Andrew "The Annihilator" Ngai alias pemusnah ini.

"Orang-orang tersingkir, Anda menyalip orang-orang sepanjang setengah jam, jadi akan sangat menarik melihat skor naik dan turun," lanjutnya.

Ngai mengaku mendapatkan banyak hadiah dari kompetisi ini, termasuk hadiah uang sebesar 3.000 dollar AS atau setara Rp 46,35 juta, sebuah piala, serta sabuk juara ala pegulat.

"Tentu saja rasanya menyenangkan," ungkapnya.

Baca juga: 5 Trik Tersembunyi di Microsoft Excel, Bikin Kerja Jadi Cepat

 

Rahasia kemenangan Andrew Ngai

Andrew Ngai menuturkan, profesinya menuntut untuk menggunakan Microsoft Excel dalam kegiatan sehari-hari.

Sebagai seorang aktuaris atau seseorang yang menyusun serta menganalisis data statistik untuk menghitung hal-hal seperti risiko asuransi, dia pun pandai dan terbiasa dengan angka.

Dikutip dari The Guardian, pria berusia 36 tahun ini juga menjadi yang terbaik di negara bagian New South Wales dalam ujian matematika kelas 12.

"Saya pandai dalam hal angka. Sebelum saya mengikuti kompetisi Excel, saya sudah menggunakan Excel selama lebih dari satu dekade, jadi hal itu tentu saja membantu saya dalam kompetisi ini," ujarnya.

Baca juga: Cerita Yosua Jadi Rangda Bali di Jepang, antara Keren dan Menakutkan

Sejak lulus dari universitas, Ngai mendapat gelar di bidang studi aktuaria dan menggunakan Excel setiap hari untuk bekerja.

Tak hanya itu, dia juga kerap menggunakan versi terbaru Excel dan banyak berlatih dengan fitur-fitur terbaru.

"Sebagian besar persiapan saya mengerjakan soal-soal masa lalu, seperti ketika Anda sedang mengikuti ujian, Anda akan mengerjakan soal-soal sebelumnya agar terbiasa," terangnya.

Menurutnya, keluarga dan teman-teman senantiasa mengutarakan kebanggaan dan mendukung kompetisi yang dia ikuti.

"Tahun ini menyenangkan karena mereka bisa menontonnya tanpa harus bangun jam 3 pagi, dan saya mendapat banyak pesan dari mereka. Hebat sekali," ujarnya.

Baca juga: Cara Gunakan Excel di Ponsel

Excel masih aman dari gempuran AI

Menurut Ngai, turnamen dunia Microsoft Excel telah berevolusi menjadi lebih cepat, lebih menarik, dan lebih mudah diakses oleh orang-orang yang bukan pakar keuangan.

Meski saat ini muncul kecerdasan buatan alias AI yang dapat membuat spreadsheet sendiri dalam hitungan detik, eksistensi ahli Excel masih belum terancam.

"Siapa yang tahu apa yang akan terjadi dalam jangka panjang. Tapi menurut saya, AI generatif masih memerlukan manusia untuk memandunya," kata dia.

"Jadi menurut saya saat ini, AI generatif sangat baik dalam mendukung apa yang kita lakukan, tapi untuk membiarkannya bekerja sendiri, itu belum cukup," ungkapnya melanjutkan.

AI sangat bergantung pada data yang digunakan untuk melatih model. Oleh karena itu, jika manusia salah menginput, AI akan memberikan hasil yang salah pula.

"Jadi ada semuanya, tetapi Anda harus benar-benar berhati-hati dalam melatih model tersebut. Saya pikir keterampilan kami masih aman untuk saat ini," tandasnya.

Baca juga: Kisah Wanita di India, Racuni Anggota Keluarga dengan Sianida Selama Belasan Tahun

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi