Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penggunaan Kembang Api di Perayaan Tahun Baru

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Hong Kong Tourism Board
Ilustrasi pertunjukan kembang api saat malam pergantian tahun di Hong Kong.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Perayaan tahun baru identik dengan pesta kembang api.

Biasanya, pesta kembang api dalam rangka menyambut tahun baru dilakukan di sejumlah pusat-pusat keramaian.

Orang-orang akan berkumpul dan menanti pergantian tahun diiringi pesta kembang api untuk memeriahkan suasana.

Pada umumnya, kembang api memang cenderung digunakan dalam perayaan atau peringatan hari tertentu.

Baca juga: Kronologi dan Kondisi Wakil Bupati Kaur Selepas Terkena Ledakan Kembang Api di Malam Tahun Baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, bagaimana bisa kembang api menjadi hal yang identik di perayaan tahun baru?


Baca juga: Jam Operasional Kantor BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan Selama Tahun Baru 2024

Perayaan tahun baru

Dikutip dari History, catatan menyebutkan, orang-orang pertama kali merayakan tahun baru sekitar 4.000 tahun lalu di Babilonia kuno. Perayaan ini dulu diadakan pada akhir Maret.

Orang Babilonia menandai awal tahun baru dengan mengadakan festival besar bernama Akitu. Mereka juga merayakan kemenangan dewa langit Babilonia Marduk atas dewi laut jahat Tiamat lewat perayaan ini.

Tanggal 1 Januari akhirnya menjadi tahun baru setelah Julius Caesar memberlakukan Kalender Romawi di masa kepemimpinannya.

Julius Caesar menetapkan tanggal 1 Januari sebagai hari pertama setiap tahun. Ini dilakukan untuk menghormati nama bulan tersebut, Janus, dewa permulaan Romawi yang dapat melihat ke masa lalu dan masa depan.

Baca juga: Menelusuri Jejak Kembang Api dan Petasan Saat Datangnya Lebaran

Di Eropa abad pertengahan, para pemimpin Kristen sempat mengganti awal tahun tidak pada 1 Januar. Mereka memilih hari yang lebih bermakna keagamaan, seperti 25 Desember saat kelahiran Yesus.

Paus Gregorius XIII baru kembali menetapkan 1 Januari sebagai hari tahun baru pada 1582.

Penanggalan Kalender Romawi tersebut kemudian digunakan oleh masyarakat dunia tidak hanya di Romawi.

Baca juga: Serba-serbi Tahun Baru, dari Dispensasi STNK hingga Larangan Pesta Kembang Api

Kembang api di tahun baru

Masih dilansir dari History, warga China kuno dari Dinasti Han pada sekitar 202 SM mulai membuat petasan dari batang bambu.

Bubuk mesiu yang dapat dipakai untuk meledakkan petasan kemudian ditemukan pada masa Dinasti Tang tahun 618 hingga 907 masehi.

Akhirnya, kembang api modern dibuat pada masa Dinasti Song di masa 960–1279 M.

Kembang api kemudian menjadi sangat populer di seluruh China untuk meramaikan kegiatan festival dan perayaan lain seperti tahun baru atau tahun baru China.

Baca juga: Mengintip Pelaksanaan Car Free Night Thamrin-Sudirman Saat Malam Tahun Baru...

Dikutip dari China Highlights, kembang api awalnya digunakan untuk menakuti roh jahat dalam tradisi China.

Menurut legenda, monster bernama Nian akan keluar untuk memakan penduduk desa dan menghancurkan rumah setiap malam tahun baru.

Penduduk lalu menemukan bambu kering yang dibakar bisa menghasilkan suara ledakan yang menakuti monster tersebut. Kembang api lalu menjadi bagian dari tradisi Imlek dan diterapkan saat tahun baru.

Popularitas kembang api menyebar semakin jauh. Pada 1200-an, kembang api juga dinikmati di Persia lalu tiba di Eropa pada 1295 M.

Kembang api langsung terkenal begitu tiba di Inggris pada 1730-an. Penjajah lalu membawa kembang api ini ke wilayah-wilayah jajahannya termasuk AS dan Indonesia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kelab Malam di AS Terbakar karena Kembang Api, 100 Orang Tewas

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi