Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lewatkan, Ada 23 Fenomena Astronomi Sepanjang 2024

Baca di App
Lihat Foto
pixabay
Gerhana matahari cincin.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sejumlah fenomena atau peristiwa astronomi akan terjadi sepanjang tahun 2024.

Fenomena astronomi tersebut berupa hujan meteor, supermoon, dan gerhana.

Beberapa fenomena astronomi tersebut bahkan bisa disaksikan secara langsung di Indonesia.

Agar tak terlewatkan, berikut 23 fenomena astronomi sepanjang 2024:

Baca juga: Ramai soal Halo Bulan, Apa Itu? Berikut Penjelasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Puncak hujan meteor Quadrantid (3-4 Januari)

Dilansir dari New York Post, puncak hujan meteor Quadrantid akan terjadi pada 3-4 Januari 2024.

Fenomena hujan meteor sendiri terjadi ketika Bumi melewati wilayah puing-puing atau debu dari benda luar angkasa yang tertinggal. Untuk fase hujan meteor Quadrantid terjadi saat Bumi melewati puing-puing sisa asteroid 2003 EH1.

Adapun hujan meteor tahunan ini dimulai pada 28 Desember 2023 hingga 12 Januari 2024.

Sejumlah pengamat menilai, hujan meteor Quadrantid adalah yang terbaik sepanjang tahun ini karena kurangnya paparan cahaya bulan.

Pada fase puncaknya, akan terlihat puluhan meteor setiap jamnya jika langit cerah dan polusi cahaya minimal.

Baca juga: Ini yang Terjadi Ketika Bumi Berhenti Berputar

2. Bulan purnama “Wolf Moon” (25 Januari)

Terjadi pada 25 Januari 2024, Bulan purnama ini menjadi yang pertama pada 2024.

Disebut dengan serigala karena sesuai dengan almanak petani Amerika untuk periode waktu ketika penduduk asli Amerika memperhatikan serigala melolong kelaparan.

3. Bulan purnama “Snow Moon” (24 Februari)

Pada fase purnama kedua tahun 2024 ini, bulan akan tampak lebih kecil dan kurang cerah.

Pasalnya, bulan berada pada salah satu titik terjauhnya dari Bumi dan dikenal sebagai bulan mikro.

Adapun julukan bulan purnama ini, karena jatuh pada Februari, bulan dingin dengan banyak salju di utara khatulistiwa.

4. Gerhana bulan penumbra (25 Maret)

Fenomena astronomi selanjutnya adalah gerhana Bulan penumbra yang terjadi pada 25 Maret 2024.

Gerhana Bulan penumbra sendiri terjadi ketika sebagian cahaya Matahari yang menuju Bulan terhalang Bumi. Sementara Bulan purnama pada fase gerhana ini disebut sebagai “Worm Moon”.

Baca juga: Fenomena Himalaya Bisa Perlambat Perubahan Iklim, Bantu Dinginkan Bumi yang Kian Panas

5. Gerhana matahari total (8 April)

Gerhana Matahari terjadi dikarenakan Bulan akan sepenuhnya menghalangi cahaya Matahari yang menuju Bumi.

Puncak gerhana matahari yang terjadi pada 8 April 2024 ini diperkirakan akan berlangsung kurang dari 10 menit.

6. Puncak hujan meteor Lyrid (21-22 April)

Hujan meteor Lyrid terjadi mulai 16-25 April setiap tahunnya. Tahun ini, puncak fenomena tersebut terjadi pada 21-22 April 2024.

Fenomena ini terjadi saat Bumi melintasi puing-puing luar angkasa dari komet C/1861 G1 Thatcher.

Namun, kecerahan bulan yang cukup tinggi menyebabkan fenomena ini sedikit sulit untuk diamati.

7. Bulan purnama “Pink Moon” (23 April)

Meski namanya “Pink Moon”, bulan ini tidak akan tampak berwarna pink atau merah muda.

Nama dari bulan purnama ini dikarenakan pada April, biasanya bertepatan dengan tumbuhnya bunga pertama di musim semi.

Baca juga: Ramai soal Tak Ada Badai yang Melintasi Garis Khatulistiwa, Ini Kata BMKG

8. Puncak hujan meteor Eta Aquarid (5-6 Mei)

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan, Eta Aquarids biasanya menghasilkan sekitar 60 meteor per jam, tetapi pemandangan terbaik adalah dari belahan Bumi selatan.

Pada 2024, pemandangan fenomena ini akan lebih baik dibandingkan beberapa tahun sebelumnya karena cahaya bulan minimal.

9. Bulan purnama “Flower Moon” (23 Mei)

Flower Moon menjadi bulan purnama terakhir di musim semi dan terjadi pada 23 Mei 2024.

Mendapat julukan "Flower Moon", karena penduduk asli Amerika mencatat bahwa bunga akan melimpah selama akhir musim semi.

10. Bulan purnama “Strawberry Moon” (21 Juni)

Bulan purnama “Strawberry Moon” akan tampak indah pada 21 Juni 2024 malam. Meski begitu, warna dan bentuk bulan ini tidak seperti stroberi.

Bulan Juni adalah musim puncak stroberi dan menjadi alasan dibalik julukan bulan purnama kali ini.

Stroberi biasanya ditanam setelah musim dingin terakhir di musim semi dan siap dipetik selama musim panas.

Baca juga: Tomat yang Dipanen di Luar Angkasa Hilang, Ditemukan 8 Bulan Kemudian

11. Bulan purnama “Buck Moon” (21 Juli)

Bulan purnama yang mendapat julukan “Buck Moon” atau “Bulan Rusa Jantan” ini akan mencapai puncaknya pada pagi hari 21 Juli.

Almanak petani mengatakan, Bulan purnama ini biasanya juga disebut “Thunder Moon” atau “Hay Moon”. Ini adalah bulan purnama reguler terakhir sebelum empat fenomena supermoon.

12. Puncak hujan meteor Delta Aquariid Selatan (30 Juli)

Hujan meteor yang terjadi pada 21 Juli-23 Agustus 2024 ini berasal dari Marsden dan Kracht.

NASA menerangkan, pengamat dapat menghasilkan lebih dari 20 meteor per jam pada fase puncak 30 Juli 2024.

Saat mengamati meteor ini, pastikan untuk mencari Mars dan Jupiter. Mereka diperkirakan akan muncul dekat bulan dan terlihat sepanjang malam.

13. Puncak hujan meteor Perseid (12-13 Agustus)

Dikutip dari Lifestyle Asia, puncak hujan meteor Perseid berlangsung dari 12 Agustus 2024 malam hingga 13 Agustus 2024 pagi.

Hujan meteor ini dihasilkan ketika Bumi melintasi puing-puing yang tertinggal dari Komet Swift-Tuttle.

Nantinya, pengamat dapat melihat hingga 100 meteor per jam saat puncak hujan meteor Perseid ini.

Baca juga: Seperti Apa Kehidupan jika Bumi Berbentuk Kubus?

14. Supermoon “Sturgeon Moon” (19 Agustus)

Supermoon adalah fenomena Bulan purnama yang berada di posisi perigee atau titik terdekat dengan Bumi.

Julukan “Sturgeon Moon” ini berasal dari ikan sturgeon putih di Amerika Latin yang lebih mudah ditangkap pada masa ini.

Saat supermoon, bulan akan tampak lebih terang dan besar dari bulan rata-rata.

15. Supermoon “Harvest Moon” (17 Agustus)

Supermoon kedua tahun ini yang disebut sebagai “Harvest Moon” akan terjadi pada 17 Agustus 2024.

Akhir bulan September dan Oktober biasanya menjadi bulan tersibuk bagi para petani yang berada di wilayah empat musim karena tanaman dipanen sebelum cuaca dingin tiba.

Oleh karena itu, supermoon kali ini juga disebut sebagai "Harvest Moon".

Baca juga: Kadar Oksigen Bumi Bisa Turun Drastis dan Jadi Akhir Perjalanan Manusia, Kapan Terjadi?

16. Gerhana bulan sebagian (18 Agustus)

Gerhana Bulan sebagian terjadi karena sebagian penampang Bulan tertutupi oleh Bumi dari cahaya Matahari. Peristiwa ini akan dimulai tepat setelah jam 10 malam ketika Bulan melewati bayangan Bumi.

17. Gerhana matahari cincin (2 Oktober)

Pada 2 Oktober 2024, akan ada fenomena gerhana Matahari cincin yang terjadi ketika Bumi, Bulan, dan Matahari berada di satu garis.

Akibatnya, cahaya Matahari akan tertutupi oleh Bulan dan Bumi menjadi gelap.

18. Puncak hujan meteor Draconid (8 Oktober)

Hujan meteor Draconid terjadi mulai 6 hingga 10 Oktober 2024, dengan waktu puncaknya pada malam tanggal 8 Oktober 2024.

Hujan meteor ini berasal dari puing-puing luar angkasa yang ditinggalkan oleh komet kecil 21P/Giacobini-Zinner.

Komet kecil biasanya hanya menghasilkan sekitar beberapa meteor per jam, dibandingkan peristiwa yang lebih aktif yang dapat memicu 100 meteor atau lebih.

Baca juga: Ramai soal Fenomena Batas Hujan, Ini Penjelasan BMKG

19. Supermoon “Hunter’s Moon” (17 Oktober)

Supermoon ketiga pada tahun ini akan terjadi pada malam hari 16-17 Oktober atau malam 17-18 Oktober.

Fenomena supermoon ketika bulan akan berada paling dekat dengan Bumi, membuatnya tampak seperti raksasa di langit musim gugur.

20. Puncak hujan meteor Orionid (21-22 Oktober)

Hujan meteor Orionid berlangsung dari 2 Oktober hingga 7 November 2024. Puncak dari hujan meteor ini terjadi pada 21-22 Oktober 2024.

Beberapa orang menganggap Orionid sangat istimewa karena meteor tersebut sebenarnya adalah bagian dari Komet 1P/Halley yang hanya melewati Bumi setiap 75-76 tahun sekali.

21. Supermoon “Beaver Moon” (15 November)

Karena jaraknya yang sangat dekat, Bulan purnama ini akan tampak sebagai salah satu bulan paling terang dan terbesar tahun ini.

Beberapa orang percaya bahwa julukan supermoon ini berasal dari perangkap yang dibuat oleh penduduk asli Amerika untuk menangkap berang-berang.

Sementara beberapa orang lain percaya bahwa hal itu berasal dari berang-berang yang membangun bendungan musim dingin sebelum saluran air membeku.

Baca juga: Jantung Bumi Berdetak Setiap 27 Juta Tahun Sekali dan Picu Kepunahan Massal, Kapan Berdetak Lagi?

22. Hujan meteor Geminid (13-14 Desember)

Hujan meteor yang berasal dari asteroid 3200 Phaethon berlangsung pada 4-17 Desember 2024.

Puncak dari hujan meteor ini akan terjadi mulai pada 13-14 Desember yang bisa diamati dari seluruh dunia.

Pada puncaknya, hujan meteor Geminid ini menghasilkan sekitar 120 meteor per jam.

23. Supermoon “Cold Moon” (15 Desember)

Pemandangan astronomi terakhir yang terlihat di langit tahun ini adalah supermoon “Cold Moon”.

Julukan ini berkaitan dengan cuaca dingin dan datangnya musim dingin di belahan Bumi utara.

Baca juga: Viral, Video Penampakan Dua Bulan Sabit, Ini Kata BRIN

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi