Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Soroti Jepang yang Punya Informasi Deteksi Gempa via Ponsel, Bagaimana dengan Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Erwina Rachmi Puspapertiwi
Tangkap layar video warga Jepang dapat notifikasi gempa bumi di hp.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Gempa yang melanda Prefektur Ishikawa, Jepang pada Senin (1/1/2024) mendapatkan sorotan karena warga Jepang mendapat notifikasi dini gempa melalui ponsel masing-masing.

Sorotan tersebut berawal dari unggahan video di akun media sosial X @LSF_Forwarder pada Senin (1/1/2024).

Dalam video tersebut, tampak seorang wanita Jepang menunjukkan notifikasi gempa di ponselnya ketika tengah memulai siaran langsung lewat media sosial.

"#shiori_japan1 Magnitude 7.4 Earthquake Hits Niigata, Japan, Making Streamer Escape Room," tulis akun itu.

Unggahan tersebut mendapatkan banyak komentar dari warganet Indonesia. Banyak yang menyoroti pemberitahuan dini gempa di Jepang tidak ada di Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kapan ya di sini punya early warning system kek gini," tanya akun @catuaries.

"Mitigasinya bagus. Harusnya negara yang berada di Ring Of Fire bisa belajar dari teknologi ini, biar kalo kerasa goyang dikit, gak pada cari info di Twitter sambil tanya gempa gak sih?" kata akun @Bebque__.

Sementara akun-akun lain menyoroti SMS dari Kominfo justru tentang pemilihan umum, Puspen TNI mengirim SMS acara KTT ke-43 ASEAN Summit, SMS dari MPR RI berisi peringatan Hari Konstitusi, dan Marves Info mengirim pesan promosi kendaraan listrik.

Lalu, bagaimana tanggapan BMKG dan Kominfo terkait hal ini?

Baca juga: Gempa Jepang M 7,6 Picu Peringatan Tsunami Setinggi 5 Meter, Warga Diminta Evakuasi


Penjelasan BMKG

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyatakan Indonesia sebenarnya memiliki layanan pemberitahuan dini gempa bumi.

"On progres. Gempa Sumedang sebelum Shear Wave tiba di Bekasi 11 detik sudah kita ketahui dari EEWS (Earthquake Early Warning System) kami," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (2/1/2024).

Menurut Daryono, BMKG juga memiliki Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) untuk mengetahui informasi dini tsunami.

"Kalau (data di) InaTEWS ya petugas kami di BMKG (yang bisa lihat). Hasil infonya yang bisa dilihat masyarakat," lanjut dia.

Informasi gempa di InaTEWS saat ini masih dalam tahap penyempurnaan.

Sementara InaTEWS dapat diakses melalui link ini untuk mencari informasi dini seputar gempa dan tsunami di wilayah Indonesia.

Informasi kegempaan, tsunami, dan bencana lain juga dapat ditemukan di akun media sosial BMKG.

Di sisi lain, Daryono mengungkapkan BMKG bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengirimkan informasi darurat bencana alam lewat SMS sejak 2015.

Baca juga: Update Kondisi WNI di Jepang yang Terkena Gempa Magnitudo 7,5

Pernyataan Kominfo

Terpisah, Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong mengaku pihaknya sudah mengirimkan SMS kepada masyarakat jika terjadi gempa.

"Sejauh ini Kominfo bila ada gempa mengirim pesan darurat melalui SMS," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (2/1/2024).

Menurutnya, Kemenkominfo bekerja sama dengan BMKG dan operator seluler untuk membagikan pesan pemberitahuan dini gempa.

Informasi gempa diperoleh dari BMKG kemudian operator seluler yang akan menyebarkan informasi tadi melalui SMS blast.

"Yang mendapat SMS yang nomornya terdaftar di lokasi gempa. Atau nomor di luar lokasi yang didaftarkan ke BMKG atau Kominfo," lanjutnya.

Usman tidak menjelaskan dengan jelas terkait cara pendaftaran nomor telepon untuk mendapatkan SMS gempa tersebut.

Namun menurutnya, dia pernah mendafarkan nomornya ke BMKG sehingga terus mendapatkan informasi saat terjadi gempa.

Baca juga: Gempa Jepang M 7,6 Picu Retakan dan Kebakaran, 36.000 Rumah Alami Pemadaman Listrik

Informasi bencana di TV

Usman menjelaskan, Kominfo juga tengah mengembangkan sistem penyampaian informasi bencana atau Early Warning System (EWS) melalui TV digital sejak 2021.

Sistem peringatan dini bencana ini akan ada pada televisi yang memiliki siaran digital, bukan TV analog.

"Early Warning System TV Digital merupakan sebuah sistem penyampaian informasi peringatan dini bencana yang ditampilkan pada siaran TV Digital di daerah terdampak bencana," lanjutnya. 

Dia menyebut, terdapat tiga kategori informasi bencana yang akan ditampilkan sesuai dengan level bahaya bencana, yaitu Waspada, Siaga, dan Awas.

Pada kategori paling bahaya atau Awas akan ditampilkan pesan satu layar penuh beserta bunyi alarm agar masyarakat dapat segera melakukan evakuasi.

Menurutnya, ada beberapa informasi bencana yang hingga saat ini dapat ditayangkan melalui EWS TV Digital.

Informasi tersebut yaitu gempa bumi dan tsunami serta cuaca ekstrem dari BMKG, serta kebakaran hutan dan lahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Ada juga informasi bencana banjir di wilayah Jakarta dari BPBD DKI Jakarta, informasi bencana gunung api dari PVMBG, serta informasi bencana dari BNPB.

"Agar bisa mendapatkan informasi bencana ini secara tepat, kita dapat memasang Set Top Box (STB) TV Digital yang sudah bersertifikat resmi Kemenkominfo dan memasukkan kode pos di pengaturan STB," jelas dia.

Pastikan kode pos yang dimasukkan sesuai dengan wilayah lokasi STB digunakan.

Karena Usman menyatakan, informasi akan disampaikan berdasarkan kode pos daerah terdampak bencana.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi