Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Pemimpin Hamas Tewas Usai Serangan Drone Israel di Lebanon

Baca di App
Lihat Foto
AFP/JAAFAR ASHTIYEH
Para pendukung Hamas di kota Ramallah, Tepi Barat, melakukan protes pada 2 Januari 2024, menentang serangan Israel di Lebanon yang menewaskan wakil pemimpin Hamas, Saleh al-Aruri.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Wakil pemimpin kelompok Hamas, Saleh al-Arouri terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak atau drone Israel di ibu kota Lebanon, Beirut, pada Selasa malam (2/1/2024).

Kantor Berita Nasional Lebanon menyebutkan, pejabat Israel menolak berkomentar terkait insiden penyerangan tersebut. 

Namun serangan Israel ke Lebanon ini juga diperjelas oleh salah satu cuitan tentara militer Israel di sosial media X.

"Jet-jet tempur (militer Israel) juga menghantam infrastruktur Hizbullah di Lebanon," dilansir dari @IDF.

Serangan drone Israel di Beirut, Lebanon diperkirakan telah menewaskan setidaknya enam orang di pinggiran selatan kota Daliyeh, yang merupakan benteng pertahanan Hizbullah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 80 Jenazah Warga Palestina Dikembalikan Israel ke Gaza

Drone Israel serang Lebanon

Sebelum perang Hamas-Israel terjadi pada 7 Oktober 2023 silam, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengecam akan memburu wakil kelompok Hamas, Saleh al-Raori.

Baru-baru ini, al-Raori diketahui tengah menghabiskan waktunya di Lebanon dan Qatar, di mana disebutkan bahwa ia sedang melakukan perundingan yang dilakukan oleh Kairo dan Doha mengenai cara-cara menyelesaikan konflik Gaza.

Namun nahasnya, keberadaan al-Raori di Lebanon ini memicu serangan yang dilemparkan oleh Israel menggunakan pesawat tak berawak mereka.

Dilansir dari Reuters, saat dimintai konfirmasi mengenai dugaan Israel berada di balik pembunuhan al-Raori, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan pada konferensi pers, fokus Israel adalah memburu Hamas.

Pihaknya menolak untuk memberikan penjelasan lebih lanjut terkait penyerangan tersebut.

Hal yang sama juga dilakukan oleh penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Mark Regev yang enggan memberikan konfirmasi secara lebih jelas.

"Israel belum bertanggung jawab atas serangan ini, tetapi siapa pun pelakunya, harus jelas-ini bukan serangan terhadap negara Lebanon," kata Mark Regev.

Menanggapi peristiwa ini, Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati tetap mengutuk serangan itu sebagai "kejahatan baru Israel".

Kantor Perdana Menteri Lebanon juga meminta menteri luar negerinya untuk mengajukan keluhan ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas semua pelanggaran baru Israel terhadap kedaulatan Lebanon.

"Tidak diragukan lagi serangan ini akan memicu gelombang perlawanan dan motivasi untuk berperang melawan penjajah Zionis, tidak hanya di Palestina tetapi juga di seluruh dunia," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani.

Sebelumnya dalam pidato yang disiarkan pada Agustus 2023, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan agar Israel tidak melakukan pembunuhan apa pun di tanah Lebanon. 

Hassan mengatakan, pihaknya akan memberikan "reaksi keras" jika Israel tak mengindahkan peringatan tersebut. 

Baca juga: Profil Sayyed Razi Mousavi, Jendral Top Iran yang Tewas dalam Serangan Israel di Damaskus

Titik ledakan di Lebanon

Dikutip dari CBS News, serangan pesawat tak berawak yang dilakukan Israel telah mengguncang Musharafieh, salah satu pinggiran selatan ibu kota Lebanon yang merupakan basis kelompok Hizbullah (Lebanon), sekutu Hamas yang didukung Iran.

Diketahui ledakan telah terjadi selama lebih dari dua bulan yang disertai dengan baku tembak sengit antara pasukan Israel dan anggota Hizbullah di sepanjang perbatasan selatan Lebanon.

Akibat ledakan ini, setidaknya enam orang tewas termasuk anggota Hizbullah dan tentara Israel.

Kejadian ini sendiri juga telah mengundang perhatian sejumlah negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Amerika Serikat, pendukung utama Israel, telah mendesak Israel untuk segera mengendalikan serangan udara dan darat mereka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi