Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Daerah Rawan Kekeringan di Indonesia Saat Musim Kemarau 2024, Ada Jawa dan Bali

Baca di App
Lihat Foto
dok. Freepik/ sergeycauselove
Ilustrasi kekeringan. Daerah yang berpotensi kekeringan di musim kemarau 2024.
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Sebanyak tujuh daerah di Indonesia diprediksi berpotensi mengalami kekeringan pada musim kemarau 2024.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, jumlah curah hujan tahunan pada 2024 diprediksi normal.

Kendati demikian, masih ada beberapa wilayah yang diperkirakan akan mengalami hujan tahunan rendah hingga berpotensi mengalami kekeringan.

"Meskipun kemarau 2024 diprediksi berlangsung dengan normal, namun terdapat wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan karena secara iklim memang memiliki curah hujan yang rendah," ujar dia dalam keterangan resmi, Senin (31/12/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurutnya, kondisi ini disebabkan melemahnya gangguan iklim dari Samudra Pasifik, El Nino-Southern Oscillation atau ENSO.

Pada awal 2024, El Nino yang memicu kemarau dan kekeringan di Indonesia diprakirakan akan berada pada fase lemah hingga moderat.

Sementara itu, pada akhir 2024, BMKG memprediksi El Nino berada pada fase netral.

"Terdapat peluang, namun kecil untuk berkembang menjadi fenomena La Nina yang merupakan pemicu anomali iklim basah," kata Dwikorita.

"Demikian juga dengan fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang merupakan penyebab gangguan iklim dari Samudra Hindia, diprediksikan akan berada pada fase netral dari awal hingga akhir tahun 2024," lanjutnya.

Baca juga: BMKG Ungkap Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 2-3 Januari 2023


Daerah rawan kekeringan di Indonesia saat musim kemarau 2024

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyampaikan, potensi curah hujan di bawah normal dapat memicu kekeringan.

Kondisi ini dapat membawa dampak lanjutan yang patut diwaspadai, seperti kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di musim kemarau 2024.

Berikut sejumlah daerah yang berpotensi mengalami kekeringan di Indonesia pada 2024:

  1. Sebagian Lampung
  2. Sebagian Jawa
  3. Sebagian Bali
  4. Sebagian Nusa Tenggara Barat (NTB)
  5. Sebagian Nusa Tenggara Timur (NTT)
  6. Papua bagian selatan.

Sementara itu, sejumlah daerah diprediksi akan mengalami hujan tahunan di bawah normal selama 2024, meliputi:

  1. Sebagian Banten
  2. sebagian kecil Jawa Barat
  3. Sebagian kecil Jawa Tengah
  4. Sebagian Yogyakarta
  5. Sebagian kecil Jawa Timur
  6. Sebagian kecil NTT
  7. Papua bagian selatan.

Guna mengantisipasi kekeringan, BMKG mengimbau untuk mengoptimalkan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, serta penyimpanan air buatan lainnya.

Bukan hanya mengelola curah hujan tinggi saat musim hujan, operasional tempat pemyimpanan air ini juga dapat digunakan sebagai cadangan selama musim kemarau.

"Terkait penanganan musim kemarau, meskipun kemarau 2024 diprediksi tidak sekering kemarau 2023, tetap perlu diwaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di 2024," terangnya.

Khususnya, menurut Ardhasena, pada periode kemarau pertama di Februari 2024 untuk wilayah pesisir Sumatera bagian timur, serta periode kedua mulai Mei 2024 untuk wilayah lainnya yang rawan Karhutla.

Baca juga: Wilayah yang Berpotensi Diguyur Hujan dan Kekeringan Sepanjang 2024

Daerah dengan curah hujan di atas normal

Selain potensi kekeringan di Indonesia, BMKG turut memprediksi sejumlah daerah yang mengalami hujan tahunan di atas normal selama 2024.

Daerah tersebut meliputi:

  • Sebagian kecil Aceh
  • Sumatera Barat bagian selatan
  • Sebagian kecil Riau
  • Sebagian kecil Kalimantan Selatan
  • Sebagian kecil Gorontalo
  • Sebagian kecil Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Barat bagian utara
  • Sebagian kecil Sulawesi Selatan
  • Sebagian kecil Papua Barat
  • Papua bagian utara.

Masih perlu diwaspadai, daerah dengan curah hujan di atas normal dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

BMKG pun mengimbau untuk meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah urban dan rentan terhadap banjir, antara lain melalui penyiapan kapasitas sistem drainase.

"(Serta) sistem peresapan dan tampungan air, agar secara optimal dapat mencegah terjadinya banjir," tandas Ardhasena.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi