KOMPAS.com - Metronidazole adalah obat antibiotik yang umumnya dikonsumsi dengan cara diminum atau disebut obat oral.
Dikutip dari NHS, metronidazole digunakan untuk mengobati infeksi kulit, rosacea, serta infeksi mulut seperti infeksi gusi dan abses gigi.
Antibiotik ini juga berguna untuk mengobati vaginosis bakterial dan penyakit radang panggul.
Selain itu, metronidazole juga digunakan untuk mengatasi infeksi gigitan serangga, bisul kulit, luka, serta mengobati infeksi bakteri di berbagai organ tubuh seperti saluran cerna, paru, dan saluran kemih.
Perlu diketahui, metronidazole yang berupa tablet, gel, krim, atau cairan hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Jika digunakan tidak sesuai ketentuan, metronidazole bisa memiliki efek samping yang bisa memperparah atau memicu kondisi tertentu pada tubuh.
Lalu, apa saja efek samping metronidazole?
Baca juga: Penjelasan BPOM soal Obat Sirup yang Mengandung EG-DEG di Maladewa
Efek samping metronidazole
Efek samping umum bisa hilang dalam beberapa hari atau minggu, seperti:
- Sakit kepala
- Kehilangan selera makan
- Mual atau muntah
- Diare
- Maag
- Kram di perut
- Sembelit
- Mulut terasa bau logam.
Jika muncul gejala tersebut, sebaiknya segera komunikasikan dengan dokter agar gejala tidak semakin parah.
Efek samping seriusEfek samping serius dari metronidazole bisa mengancam jiwa seseorang dengan munculnya kejang dan ensefalopati atau fungsi otak tidak normal.
Gejala dari efek samping serius tersebut seperti:
- Kejang-kejang
- Pusing
- Sakit kepala
- Kebingungan
- Ataksia atau kehilangan kendali atas pergerakan tubuh sendiri.
Baca juga: 7 Obat yang Berpotensi Merusak Ginjal, Ada Antibiotik dan Pereda Asam Lambung
Peringatan konsumsi metronidazole
Metronidazole dapat memicu efek sistem saraf dan alergi pada seseorang, berikut rinciannya:
Peringatan efek sistem sarafObat metronidazole dapat menyebabkan kondisi serius tertentu yang memengaruhi sistem saraf, sebagai berikut:
- Neuropati perifer (kerusakan saraf di tangan dan kaki)
- Ensefalopati (fungsi otak abnormal)
- Meningitis (radang di otak)
- Kejang.
Oleh karena itu, segera hubungi dokter jika memiliki gejala ini:
- Rasa sakit atau mati rasa di tangan atau kaki
- Hilang ingatan
- Kesulitan fokus
- Demam
- Leher kaku.
Baca juga: Benarkah Obat Antidepresan Memicu Kenaikan Berat Badan?
Metronidazole bisa mengakibatkan reaksi alergi atau hipersensitivitas yang parah pada seseorang. Gejala dari alergi obat metronidazole adalah sebagai berikut:
- Gatal-gatal
- Ruam merah
- Kulit mengelupas
- Mengi
- Demam
- Menggigil.
Segera hubungi dokter terdekat jika mengalami reaksi alergi tersebut. Jika gejalanya parah, segera datangi unit gawat darurat.
Jangan minum obat ini lagi jika seseorang pernah mengalami reaksi alergi. Dalam beberapa kasus, meminumnya lagi dapat menyebabkan kematian.
Peringatan interaksi alkoholSeseorang yang ingin mengonsumsi metronidazole, perlu berhenti minum minuman yang mengandung alkohol, setidaknya dalam rentang waktu tiga hari sebelum dan sesudahnya.
Hal itu karena alkohol dapat menyebabkan efek samping bila dikonsumsi dengan metronidazol, seperti:
- Mual
- Muntah
- Kram perut
- Sakit kepala
- Kemerahan (kemerahan dan kehangatan yang tiba-tiba di wajah).
Baca juga: Efek Samping Obat Asam Lambung Omeprazole, Ada Mual dan Masalah Ginjal
Peringatan untuk kelompok orang tertentuPenderita penyakit hati
Hati diketahui membantu memproses obat metronidazole ini. Jika seseorang memiliki penyakit hati yang parah, hati mungkin akan memproses obat ini lebih lambat.
Hal tersebut kemudian akan meningkatkan jumlah obat dalam tubuh dan risiko efek samping pada seseorang.
Penderita penyakit ginjal
Ginjal seseorang membantu membersihkan obat ini dari tubuh. Jika seseorang memiliki penyakit ginjal yang parah, organ ini mungkin memproses metronidazole lebih lambat.
Sehingga, metronidazole akan meningkatkan jumlah obat dalam tubuh dan risiko efek samping.
Baca juga: Efek Samping Konsumsi Obat Diabetes Ozempic untuk Menurunkan Berat Badan
Ibu hamil
Bicarakan dengan dokter jika seorang wanita sedang atau berencana untuk hamil. Metronidazole tidak boleh dikonsumsi selama trimester pertama kehamilan.
Sementara untuk trimester kedua dan ketiga, obat ini hanya boleh digunakan jika potensi manfaatnya sebanding dengan potensi risikonya.
Ibu menyusui
Metronidazole dapat masuk ke dalam ASI dan menyebabkan efek samping pada bayi.
Oleh karena itu, bicarakan dengan dokter jika Anda sedang menyusui anak. Seseorang mungkin perlu memutuskan apakah akan berhenti menyusui atau berhenti minum obat ini.
Lansia
Ginjal dan hati orang dewasa yang lebih tua mungkin tidak bekerja sebaik dulu. Hal ini dapat menyebabkan tubuh memproses obat lebih lambat.
Akibatnya, lebih banyak obat yang tinggal di dalam tubuh untuk waktu yang lebih lama. Hal ini meningkatkan risiko efek samping.
Baca juga: Efek Samping Penggunaan Obat Alergi CTM dalam Jangka Panjang
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.