Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Kematian Petinggi Hamas, Jerman Minta Warganya Tinggalkan Lebanon Secepat Mungkin

Baca di App
Lihat Foto
AFP/MENAHEM KAHANA
Tentara Israel menunggangi tank di dekat perbatasan Jalur Gaza, Palestina, pada 31 Desember 2023 saat perang Israel-Hamas.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Jerman pada Rabu (3/1/2024) mendesak warganya untuk segera meninggalkan Lebanon sehari setelah serangan pesawat tak berawak Israel di Beirut.

Peringatan ini dibuat sebagai peringatan bahwa perluasan perang Israel-Hamas tidak dapat dikesampingkan.

Diketahui, serangan pesawat tak berawak Israel menewaskan seorang pemimpin senior Hamas, Saleh al-Arouri di Beirut pada Selasa (2/1/2024), dikutip dari First Post.

Ini menandai pembunuhan pertama terhadap seorang pejabat Hamas di luar Wilayah Palestina.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Wakil Pemimpin Hamas Tewas Usai Serangan Drone Israel di Lebanon

“Semua warga negara Jerman, yang masih berada di Lebanon, diminta untuk mendaftar pada daftar kesiapan krisis ELEFAND dan meninggalkan negara itu secepat mungkin,” kata kementerian itu.

“Hal ini berlaku bagi warga di bagian selatan Lebanon, hingga wilayah perkotaan selatan Beirut,” sambungnya.

Peringatan ini dikeluarkan setelah adanya pertemuan unit krisis pemerintah Jerman pada Rabu.

Meskipun tidak mengakui tuduhan tersebut, tetapi sumber-sumber keamanan Hamas, Hizbullah, dan Lebanon menyalahkan Israel atas pembunuhan al-Aruri.

Baca juga: Militer Israel Dibayang-bayangi Infeksi Jamur Mematikan, Tewaskan Seorang Tentara

Kekhawatiran konflik Hamas-Israel meluas

Kematian Al-Aruri ini memicu kekhawatiran akan meluasnya konflik Israel-Hamas.

Apalagi, sebuah bom meledak di Iran sehari setelah pembunuhan Al-Aruri.

Setidaknya 103 orang tewas dan 200 lainnya terluka dalam ledakan yang terjadi pada acara peringatan kematian Jenderal Garda Revolusi Iran, Qasem Solaemani pada Rabu.

Ini merupakan serangan paling mematikan di negara itu sejak pembakaran tahun 1978 yang menewaskan sedikitnya 377 orang, dikutip dari AFP.

Baca juga: Siapa Saleh Al Arouri, Wakil Pemimpin Hamas yang Tewas di Lebanon?

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell memperingatkan, serangan yang menewaskan Al-Aruri dapat menyebabkan eskalasi konflik.

Di Tepi Barat yang diduduki Israel, tempat Al-Aruri dilahirkan, Otoritas Palestina menyerukan pemogokan umum untuk berduka atas kematiannya.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh memperingatkan risiko dan konsekuensi dari pembunuhan tersebut.

Baca juga: Ramai soal Tawanan yang Dilepas Hamas Disebut Alami Stockholm Syndrome, Apa Itu?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi