Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Djarum dan Wings Usai Disebut Keluar dari Konsorsium Aguan di IKN

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/PLN UIP KLT
Pembangunan infrastruktur kelistrikan di IKN terus dikebut.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - PT Djarum dan Wings Group ramai disebut-sebut keluar dari konsorsium Agung Sedayu Group (ASG) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada akhir Desember 2023.

Sebelumnya, dua konglomerasi besar tersebut tergabung dalam Konsorsium ASG yang dikomandoi Agung Sedayu Sugianto Kusuma alias Aguan pada Senin (18/9/2023).

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (4/1/2024), konsorsium ASG direncanakan membangun kawasan terpadu di ibu kota negara yang baru senilai Rp 20 triliun.

Namun, nama Djarum dan Wings Group tidak lagi disebut dalam Konsorsium ASG yang kini berubah nama menjadi Konsorsium Nusantara pada media briefing Otorita IKN, Jumat (29/12/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ramai soal Biaya Hidup di IKN Disebut Lebih Mahal dari Jakarta, Ini Kata OIKN

Penjelasan Djarum tak terlibat dalam konsorsium ASG

Terkait kabar tersebut, pihak Djarum menegaskan bahwa pihaknya sejak awal tidak terlibat dalam Konsorsium Nusantara di bawah pimpinan Aguan.

Meski begitu, Djarum mengakui akan tetap terlibat di IKN dalam bentuk menjalankan corporate social responsibility (CSR).

Hal tersebut dilakukan dengan membangun botanical garden sebagai ruang publik non-profit di IKN.

"Djarum terlibat di IKN untuk mengembangkan dan membangun botanical garden. Tidak di investasinya. Ini adalah program CSR kami," ujar Corporate Communication Manager PT Djarum Budi Darmawan dikutip dari Kompas.com, Kamis.

Ia menyampaikan, botanical garden yang dibangun oleh Djarum sedang tahap perencanaan. Proses groundbreaking atau peletakkan batu pertama proyek tersebut juga masih akan disesuaikan.

Baca juga: 3 Alasan PKS Ingin Jakarta Tetap Menjadi Ibu Kota Negara, Bukan IKN

Wings masih ada di Konsorsium Nusantara

Sementara itu, Wings Group melalui Head of Corporate Communications and CSR Sheila Kansil menyampaikan, pihaknya masih tergabung dalam Konsorsium Nusantara.

Kendati demikian, keterlibatan Wings dalam konsorsium tersebut bersifat non-komersial.

Sheila menjelaskan, Wings Group mempunyai proyek yang masih digarap di IKN, yaitu botanical garden sebagai ruang publik non-profit.

"Kami sampaikan bahwa Wings Group tetap ikut serta di dalam Konsorsium Nusantara IKN yang bersifat non-komersial," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Senin.

"Wings Group berkomitmen untuk ikut serta dalam pembangunan IKN," tambahnya.

Baca juga: Cak Imin Ingin Bangun 40 Kota Setara Jakarta tapi Tolak IKN, Gibran: Aneh

Penjelasan Otorita IKN

Terpisah, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono mengatakan, isu mengenai keterlibatan Djarum dan Wings di IKN adalah ranah internal Konsorsium Nusantara.

Ia menyampaikan, tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan anggota konsorsium sesuai dengan kebutuhan pembangunan.

Meski begitu, perubahan anggota konsorsium disebut Agung tidak berdampak ke proses pembangunan.

Ia mengatakan, pembangunan yang dilakukan Konsorsium Nusantara hingga saat ini terus berjalan.

"Tentu tidak. Progress terus berjalan," ujar Agung dikutip dari Kontan, Kamis (4/1/2024).

Diketahui Konsorsium Nusantara terdiri dari beberapa investor swasta domestik.

Konsorsium tersebut terdiri dari 10 perusahaan yang berkomitmen membangun hotel, sarana belanja, dan fasilitas lainnya di IKN.

Berikut daftar perusahaan yang masuk Konsorsium Nusantara:

  • Agung Sedayu Group
  • Adaro
  • Sinarmas
  • Pulauintan
  • Mulia Group
  • Astra Group
  • Kawan Lama
  • Barito Pasific
  • Alfamart Group
  • Salim Group.

Baca juga: Banggakan IKN, Gibran: Simbol Pemerataan Pembangunan Indonesia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Menilik Ongkos dan Skema Pembiayaan Ibu Kota Baru

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi