Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibra Azhari 5 Kali Ditangkap Pakai Narkoba, Ini Kata BNN

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ZINTAN PRIHATINI
Polisi menggiring Ibra Azhari karena kasus penyalahgunaan narkoba di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat (5/1/2024).
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Aktor Ibrahim Salahuddin atau dikenal dengan nama panggung Ibra Azhari ditangkap lima kali terkait penyalahgunaan narkoba.

Terbaru, Ibra Azhari diamankan pihak berwajib saat menggunakan narkoba di sebuah apartemen di Tangerang Selatan, Rabu (3/1/2024).

Diberitakan Kompas.com, Jumat (5/1/2024), rekam jejak Ibra Azhari kali pertama terjerat kasus narkoba pada tahun 2000. Ia divonis dua tahun penjara.

Kemudian, polisi kembali menangkapnya pada 2003 akibat menggunakan kokain dan ekstasi. Di sel tahanan, Ibra juga kedapatan mengonsumsi sabu pada 2005.

Tahun 2013, Ibra Azhari divonis enam tahun penjara usai mengonsumsi sabu. Dia kembali ditangkap karena narkoba oleh Polda Metro Jaya di Pejaten, Jakarta Selatan pada 2019.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, bagaimana tanggapan Badan Narkotika Nasional (BNN) terhadap pecandu yang terus-terusan mengonsumsi narkoba meski pernah ditangkap?

Baca juga: Mengintip Beragam Modus Penyelundupan Narkoba yang Pernah Terbongkar...


BNN: Pecandu narkoba mudah kambuh

Deputi Rehabilitasi BNN, Diah Setia Utami menyebut, narkoba adalah salah satu penyakit otak yang sifatnya kronis atau terjadi dalam jangka panjang. Penyakit ini juga kambuhan.

"Mereka yang sudah ketergantungan sangat sulit untuk sembuh total," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (5/1/2024) malam.

Menurut dia, pengguna narkoba mudah kambuh karena faktor dalam diri maupun lingkungannya.

Orang yang tidak mampu menolak ajakan teman atau berada di suasana yang membuat teringat sensasi pakai narkoba maka akan kembali menggunakannya.

"Rehabilitasi tidak bisa membuat orang langsung berhenti total mengingat ini penyakit kambuhan sama seperti orang penyakit diabetes melitus atau hipertensi," tambah Diah.

Ketika menjalani rehabilitasi, dia menjelaskan pecandu akan diajarkan mampu menghadapi masalah dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Sayangnya, masalah yang menjadi penyebab penggunaan narkoba sering begitu kompleks sehingga tidak dapat diselesaikan pada saat rehabilitasi.

"Bila menghadapi masalah apalagi yang berat mudah sekali menjadi pencetus untuk pakai narkoba lagi," ujar dia.

Baca juga: Benarkah Pengguna Narkoba Tetap Mengalami Kerusakan Saraf Otak meski Sudah Direhabilitasi? Ini Kata Dokter Saraf

BNN tidak awasi pecandu yang kembali pakai narkoba

Terkait pengguna narkoba yang kembali menggunakan zat tersebut, Diah mengungkapkan tidak ada pengawasan bagi mereka usai rehabilitasi.

"BNN tidak mengawasi orang yang sudah selesai rehabilitasi," ujar dia.

Diah menyatakan, pengguna narkoba yang selesai menjalani rehabilitasi dalam bentuk rawat inap dianjurkan melanjutkan rehabilitasi rawat jalan.

Rehabilitasi rawat jalan dilakukan dengan bantuan terapis dalam menghadapi masalah penyebabnya kecanduan.

Proses rehabilitasi yang dilakukan dapat berupa penerapan program untuk mengubah perilaku, cara berpikir, dan pengelolaan emosinya.

"Sayangnya mereka terlalu yakin kalau sudah selesai rehab semuanya beres," cetusnya.

Menurut dia, pengguna narkoba sebenarnya dapat menjalani rehabilitasi bersama BNN yang fasilitasnya banyak dan gratis.

Selain itu, rehabilitasi dapat dilakukan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur, serta rumah sakit jiwa yang memiliki ruang rehabilitasi narkoba.

Proses rehabilitasi di rumah sakit jiwa milik pemerintah dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan melalui Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan yang dibayarkan pemerintah.

"Mengubah perilaku pecandu tidak bisa hanya dengan rehabilitasi tiga bulan sampai satu tahun. Tapi butuh waktu panjang dan dukungan dari berbagai pihak khususnya keluarga," imbuhnya.

Diah menyebut pecandu narkoba butuh dukungan keluarga atau orang terdekat, serta motivasi kuat untuk pulih dan mengatasi masalah yang memicu kecanduan.

"Orangnya yang utama dan dukungan lingkungan yang menjadi penguat," pungkas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi