Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Dibangun 2024, Ini 4 Hal yang Perlu Diketahui tentang LRT Bali

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Kemenhub
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membahas tindak lanjut rencana pembangunan LRT Bali pada Minggu (17/12/2023).
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Bali akan dilakukan secara bertahap mulai dari awal 2024.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, LRT Bali siap dibangun setelah dilakukan studi sejak lama.

"Kita berharap ground breaking itu early next year, awal tahun depan bisa ground breaking karena itu studinya sudah lama dilakukan tapi berhenti Covid-19," kata Luhut, dikutip dari Kompas.com (27/9/2023).

LRT ini akan menjadi kereta pertama yang ada di Pulau Dewata.

Berikut 4 hal yang perlu diketahui soal pembangunan LRT Bali:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 6 Daerah Rawan Kekeringan di Indonesia Saat Musim Kemarau 2024, Ada Jawa dan Bali

1. Alasan pembangunan LRT Bali

Salah satu alasan pembangunan LRT Bali 2024 adalah mengatasi kemacetan yang terjadi di Bali.

"Kalau tidak dilakukan itu tahun 2026 itu Airport Ngurah Rai akan stuck karena penumpang akan 24 juta pada waktu itu," jelas dia.

Senada, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi juga menyebutkan bahwa transportasi massal perkeretaapian ini bertujuan untuk mengantisipasi masalah kemacetan di Bali.

"Pulau Bali ini merupakan showcase pariwisata internasional dan memang terjadi kemacetan yang kronis yang bisa menjadi boomerang jika ini tidak kita tangani," ungkap Budi Kdikutip dari Kompas.com, (17/12/2023).

Melihat kondisi kemacetan di Bali saat ini, Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra juga merasa Bali sangat membutuhkan adanya transportasi massal modern.

Baca juga: Penjelasan Polisi soal Kemacetan Parah di Tol Bali Mandara, Warga Terpaksa Jalan Kaki ke Bandara

2. Jalur LRT Bali

Menurutnya, seiring dengan peningkatan pariwisata Bali, maka kemacetan parah akan terjadi di beberapa titik pada jam-jam sibuk.

"Pada jam-jam tertentu itu terjadi kemacetan luar biasa di Bali, terutama dari Bandara I Gusti Ngurah Rai ke wilayah Kuta sampai Canggu," ungkapnya.

Maka dari itu, Pemerintah Provinsi Bali saat ini lebih memprioritaskan pembangunan Fase 1 LRT, yaitu dari Bandara I Gusti Ngurah Rai ke Seminyak melalui Central Park.

Nantinya, dalam jangka panjang, LRT Bali akan menghubungkan Bandara Ngurah Rai ke Seminyak hingga tembus ke Canggu, dengan total jarak 20 kilometer.

Proses pembangunan LRT Bali sendiri diperkirakan akan memakan waktu kurang lebih tiga sampai empat tahun.

Selain proyek LRT Bali 2024, pemerintah juga mewacanakan skema penambahan harga tiket pesawat yang sudah termasuk tiket LRT Bali.

Baca juga: Jadwal LRT Jabodebek 2-15 Januari 2024, Berikut Rinciannya

3. LRT dibangun di bawah tanah

Sementara itu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan rencana pembangunan LRT Bali kemungkinan akan dilakukan di dalam tanah atau underground. 

Pasalnya, ada beberapa aturan pembangunan di Bali yang tidak bisa dilanggar.

Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Ervan Maksum pada September 2023.

Ervan mengungkapkan, bangunan di Bali tidak boleh lebih tinggi dari pohon kepala. Selain itu, banyaknya pura juga menyulitkan pelebaran jalan.

Dari kondisi ini, satu-satunya solusi adalah pembangunan LRT harus ke bawah atau underground. 

Baca juga: Ratusan Motor Terparkir Tahunan di Bandara Bali, Adakah Keringanan Tarif Parkir?

4. Sumber dana

Menurut Menhub Budi Karya Sumadi, Pemprov Bali akan menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 51 persen, sedangkan pemerintah pusat sebagai minoritas dengan saham 49 persen.

Adapun skema pendanaan dapat dilakukan lewat sejumlah opsi, termasuk dengan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

"Jadi baik capital expenditure (capex) maupun operasional expenditure (opex), Pak Gubernur Balli dan Pak Bupati Badung sudah bersedia menjadi penyangga mendanai capex," jelas Budi.

Tidak hanya dari dalam negeri, beberapa negara asing juga berminat memberikan investasi untuk proyek pembangunan LRT Bali 2024, salah satunya Korea Selatan.

Pemerintah pun akan menerima siapa pun investornya jika sudah memenuhi ketentuan berikut:

  • Memiliki teknologi pembangunan LRT
  • Memiliki kemampuan pembangunan yang cepat dan biaya yang kompetitif
  • Bersedia melakukan transfer teknologi

(Sumber: Kompas.com/Ardito Ramadhan, Yohana Artha Uly | Editor: Icha Rastika, Aprillia Ika)

Baca juga: Hanya Ada 7 Ekor di Bali, Burung Perkici Super Langka Berhasil Menetas di Inggris

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi