Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Kabar Absennya Jokowi dalam HUT PDI-P karena Tugas Negara...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/DOK BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo di areal persawahan Desa Sokaraja Kidul, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (3/1/2024).
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan tidak hadir dalam acara hari ulang tahun (HUT) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada Rabu (10/1/2024).

Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana mengatakan, Jokowi memiliki agenda kunjungan ke negara anggota ASEAN pada pekan depan.

"Kalau ada kunjungan ke luar negeri, mungkin tidak (tidak hadir)," kata dia, dikutip dari Kompas.com, Jumat (5/1/2024).

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristianto mengaku sudah mendapat informasi bahwa Jokowi akan absen dalam acara HUT PDI-P karena pergi keluar negeri untuk melaksanakan tugas negara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendati demikian, Hasto memastikan, absennya Jokowi dalam HUT PDI-P tidak akan mengganggu jalannya acara.

"Kami sudah mendapat informasi juga bahwa Presiden Jokowi akan melaksanakan tugas negara ke luar negeri, di Filipina. Tapi watak kegiatan kali ini adalah turun ke bawah menyangkut dengan rakyat itu sendiri," jelas dia, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (5/1/2024).

Lantas, apa pesan di balik absennya Jokowi dalam HUT PDI-P mendatang?

Baca juga: Penjelasan TNI soal Prajuritnya yang Diduga Aniaya Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali

Dinilai aneh

Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menilai ketidakhadiran Jokowi sebagai kader partai dalam acara HUT PDI-P merupakan hal yang aneh.

Pasalnya, Jokowi pada tahun-tahun sebelumnya selalu hadir dalam acara HUT PDI-P, partai yang mengantarkannya menjadi presiden.

"Ketika ditugaskan, apalagi tahun-tahun sebelumnya selalu hadir, ini hal yang aneh," kata dia, sata dihubungi Kompas.com, Minggu (7/1/2024).

Menurutnya, Jokowi sebagai seorang Presiden sebenarnya memiliki kewenangan untuk mengatur jadwal kegiatannya agar tidak bertabrakan dengan perayaan HUT PDI-P.

Karena itu, Cecek menyebut absennya Jokowi ini memberi kesan kesengajaan.

"Jokowi sebagai seorang Presiden sebenarnya dia tahu jadwal kapan HUT PDI-P dan dia bisa manage waktu kalau dia mau untuk hadir. Tapi ada kesan memang untuk menghindar," jelas dia lagi.

Baca juga: Gaya Kampanye Prabowo, Anies, dan Ganjar Disorot Media Asing, Apa Kata Mereka?

Menegaskan keberpihakan Jokowi

Di sisi lain, absennya Jokowi juga semakin memberikan kesan keberpihakannya terhadap Prabowo Subianto-Girban Rakabuming Raka, dibandingkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diusung PDI-P.

"Itu semakin memperkuat dan mengonfirmasi rentetan dari peristiwa sebelumnya tentang relasi kuasa antara Jokowi dengan PDI-P," ujarnya.

"Ini juga semakin mempertegas endorsement Jokowi itu memang ditujukan untuk Prabowo-Gibran," sambungnya.

Apalagi, foto pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo secara empat mata juga memperkuat keberpihakan itu.

Meskipun dilakukan beberapa hari lalu, tetapi unggahan dokumentasi pertemuan itu jelang HUT PDI-P seakan memberikan pesan yang ingin disampaikan kepada publik.

"Itu menunjukkan kesan bahwa Jokowi itu confirm dan sudah dapat dipastikan berada di belakang Prabowo-Gibran," ungkap Cecep.

Sementara, PDI-P yang tetap menjalankan acara tanpa kehadiran Jokowi juga memperkuat sinyal adanya pecah kongsi antara keduanya.

"Sekarang ada garis tegas sebenarnya. Jadi PDI-P sendiri sebenarnya sudah tidak pro lagi memperhitungkan Jokowi sebagai petugas partai yang akan mendukung Ganjar-Mahfud," terang Cecep.

Baca juga: Respons Anies, Prabowo, dan Ganjar Usai Debat Cawapres

Berdampak pada elektabilitas Ganjar-Mahfud

Sinyal perpecahan Jokowi dengan PDI-P ini akan berdampak pada elektabilitas Ganjar-Mahfud sebagai capres-cawapres yang diusung oleh PDI-P.

"Tentu bisa (berdampak pada elektabilitas Ganjar-Mahfud)," kata Cecep.

Sebab, basis relawan dan pendukung Jokowi yang diharapkan dapat memberi suara ke Ganjar Mahfud, tentu akan beralih ke Prabowo-Gibran.

"Dulu kan ada harapan 'Jokowi efek'. Tapi dari rentetan relawan-relawan Jokowi yang mengarah ke Prabowo itu dipastikan suaranya bergeser," ujar dia.

Hal ini dipertegas dengan tren hasil survei belakangan ini yang menunjukkan adanya penurunan elektabilitas bagi pasangan Ganjar-Mahfud.

"Memang masih ada 2 bulan lagi. Kalau pun tren survei itu berbalik ya bisa aja Ganjar-Mahfud naik lagi. Tapi kecenderungannya sukar juga ya. Harus ada momentum politik. Kalau tidak ada momentum, susah juga," tandas dia.

Baca juga: Debat Capres Kedua 7 Januari 2024 Pukul Berapa? Berikut Tema, Segmen, dan Daftar Panelisnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi