KOMPAS.com - Nama Carina Joe, warga negara Indonesia (WNI) penemu vaksin AstraZeneca mendapat sorotan usai disebut dalam debat ketiga calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024).
Dalam debat tersebut, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyebut nama Carina Joe sebagai seorang diaspora hebat.
"Carina seorang intelektual yang hebat sekali menemukan antivirus AstraZeneca. Dia diaspora yang hebat. Kita promosikan. Kita viralkan," ujar Ganjar dalam debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Menurutnya, Carina Joe serta Niki, Rich Brian, dan grup Voice of Baceprot dapat direkrut untuk mempromosikan Indonesia sekaligus menarik potensi dari luar negeri dengan fasilitas negara.
Lantas, siapa itu Carina Joe?
Baca juga: Melihat Gagasan Anies, Prabowo, dan Ganjar soal Keamanan Siber di Indonesia...
Profil Carina Joe
Carina Joe memiliki nama lengkap Carina Citra Dewi Joe. Dia lahir pada 21 April 1989.
Dikutip dari situs BPK Penabur, Carina Joe merupakan lulusan SMK 1 BPK Penabur, Jakarta pada 2005. Dia lulus dalam waktu dua tahun melalui program akselerasi.
Di sekolah inilah Carina mulai tertarik dengan bioteknologi, berkat presentasi dari seorang guru biologi bernama Lili. Waktu itu, bidang tersebut termasuk baru di Indonesia.
Carina kemudian melanjutkan studi S1 di bidang bioteknologi di University of Hong Kong. Dia kemudian meraih gelar master dan doktoral di bidang yang sama di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia.
Di Australia, dikutip dari situs Universitas Airlangga, Carina mengaku pernah bergabung dalam beberapa proyek pengembangan vaksin, salah satunya vaksin hepatitis B.
Setelah lulus, dia sempat bekerja di Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO), sebuah lembaga penelitian yang berada di bawah pemerintah Australia.
Carina kemudian bergabung dengan Jenner Institute di Oxford University sebagai Senior Postdoctoral Research Scientist di bidang pengembangan vaksin khususnya vaksin virus.
Di sana, ia bersama timnya terlibat dalam penyusunan proyek pengembangan vaksin rabies.
Baca juga: Mengenal Vaksin AstraZeneca dari Inggris yang Baru Tiba di Indonesia
Kembangkan AstraZeneca saat pandemi Covid-19
Menurutnya, pemerintah sempat meminta para ilmuwan dipulangkan karena kasus Covid-19 semakin tinggi. Namun, dia diminta tetap bekerja sendirian di laboratorium selama enam bulan.
“Saya bekerja 16-18 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Kami tidak sempat untuk merekrut orang baru karena tekanan dan tenggat waktu yang terbatas," katanya.
Setelah vaksin disetujui Menteri Kesehatan Inggris, dia merampungkannya dalam waktu 1 tahun 11 bulan.
Baca juga: Drama Debat Ketiga Pilpres 2024: Ganjar Sebut Prabowo Tak Siap Debat, Prabowo-Anies Tak Salaman
Selama bekerja, Carina mengaku sempat ingin berhenti. Dia juga harus menjaga kesehatan mental agar tetap sanggup bekerja.
"Tapi, rekan saya meyakinkan bahwa ada banyak orang yang membutuhkan bantuan dan kami sebagai ilmuwan bertanggung jawab atas hal tersebut,” ungkap dia.
Dukungan itu membuatnya bangkit dan menyelesaikan pembuatan vaksin AstraZeneca. Dia juga meningkatkan skala produksi vaksin dengan negara tetangga.
Ini membuat vaksin AstraZeneca dapat terdistribusi tidak hanya untuk negara-negara maju, tapi juga negara berkembang.
Sebagai pemegang hak paten AstraZeneca, Carina dan tim memutuskan regulasi peredaran vaksin tanpa profit.
Baca juga: Berharap Nobel untuk Sarah Gilbert, Ilmuwan di Balik Vaksin AstraZeneca
Carina dianugerahi penghargaan
Prestasi Carina Joe di bidang pembuatan vaksin AstraZeneca untuk mengatasi Covid-19 membuatnya mendapatkan sejumlah penghargaan.
Salah satunya adalah penghargaan yang diberikan oleh MPR RI karena menjadi bagian dari tim pengembangan vaksin tersebut.
“Carina Joe adalah bukti bahwa putri terbaik bangsa Indonesia dapat berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang berdampak kepada kemanusiaan. Hal ini patut diapresiasi dan menjadi kebangaan kita semua," kata Wakil Ketua MPR Syarief Hasan, dikutip dari laman MPR.
Diberitakan Kompas.com (28/10/2021), Carina juga menerima penghargaan Pride of Britain dari pemerintah dan GQ Awards.
Dia juga dianugerahi People of the Year Award 2021 dalam kategori Terobosan Ilmiah oleh Metro TV.
Carina juga meraih penghargaan Woman of the Year 2021 dari Times Indonesia, Young Investigator Awards 2022 Vaccines, dan penghargaan Achmad Bakrie XIX Tahun 2023.
Baca juga: Beda Sikap Anies, Ganjar, Prabowo soal Palestina di Debat Ketiga Pilpres 2024
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.