Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Ingin Impor Sapi India untuk Program Susu Gratis, Apakah Lebih Berkualitas dari Sapi Lokal?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Calon presiden-wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memasuki ruangan untuk mengikuti debat kedua calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto berencana untuk mengimpor 1,5 juta sapi India untuk menjalankan program susu gratis.

Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024).

"Kita butuh untuk kasih susu ke anak-anak kita 82 juta anak. Kalau mereka minum 500 cc, kita butuh berarti sekitar 40 juta liter," ujarnya, diberitakan Kompas.com, Jumat (5/1/2024).

Nantinya, 1,5 juta sapi impor India ini diperkirakan akan menghasilkan anak dalam jangka waktu dua tahun. Jadi, akan ada 3 juta sapi untuk program ini.

Menurut Prabowo, pertimbangan mengimpor sapi India karena jaraknya lebih dekat daripada Brasil. Dengan demikian, harganya bisa lebih murah, dengan waktu pengiriman lebih singkat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau dari India mungkin hanya 20 hari dan harganya saya kira memadai. India lebih banyak kita bisa impor," imbuhnya.

Lalu, apakah sapi India lebih baik dari sapi lokal?

Baca juga: Susu Sapi Vs Susu Kambing, Mana yang Lebih Sehat?


Kualitas susu sapi India

Ahli susu dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) Epi Taufik mengatakan, tidak ada perbedaan antara kualitas susu dari sapi lokal maupun impor dari negara lain seperti Jepang.

"Jika kualitas itu dikaitkan dengan komposisi nutrisi atau gizi (susu), tidak berbeda nyata," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (6/1/2024).

Menurutnya, sapi jenis Friesian Holstein berwarna hitam-putih penghasil susu yang berasal dari Indonesia atau India sama-sama berasal dari Australia.

Karena itu, kandungan protein, lemak, karbohidrat, dan mineralnya sama.

Baca juga: Menilik Program Makan Siang dan Susu Gratis Prabowo-Gibran untuk Siswa...

Namun, dia tidak memungkiri bahwa kandungan bakteri dari sapi lokal maupun impor India menjadi hal yang perlu diperhatikan. 

"Kalau kualitas itu dari sisi kandungan bakteri saat susunya masih mentah atau segar, belum dipanaskan, pasteurisasi, atau UHT, maka susu segar di Indonesia juga tergantung dari  peternakannya," jelasnya.

Epi menjelaskan, nutrisi susu segar sebenarnya tergantung dari pakan sapinya. Jika kualitas pakan benar-benar buruk, kandungan protein dan lemaknya rendah.

Kondisi serupa juga bisa terjadi pada sapi yang diimpor dari Amerika atau Eropa yang dipelihara dengan buruk. 

Baca juga: Kelompok Orang yang Tidak Boleh Minum Susu Sapi, Siapa Saja?

Bakteri di susu India

Epi menuturkan, susu segar yang masuk dalam negeri hanya boleh memiliki kandungan bakteri total sebanyak satu juta koloni bakteri (cfu) per mililiter susu, sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Di bawah itu (kandungan bakteri total) maka bagus. Semakin rendah, dapat bonus harga semakin baik," ujarnya.

Negara-negara lain bahkan ada yang menerapkan standar kandungan bakteri susu segar  maksimal hanya 100 ribu cfu/ml susu.

Sayangnya, dia menyebutkan bahwa susu dari peternakan rakyat memiliki kandungan bakteri total yang relatif masih tinggi. Kandungan bakteri ini juga akan memengaruhi harga jualnya.

Baca juga: Susu Sapi Disebut Paling Sehat, Pakar: Dibanding Sufor dan Susu Hewan, ASI yang Terbaik!

Sementara peternakan besar menghasilkan susu yang kandungan bakterinya lebih rendah berkisar 18.000 - 30.000 cfu/ml karena punya mesin perah modern.

"Kemungkinan di India sama dengan di Indonesia, tergantung peternakannya, peternakan modern atau rakyat," tegas dia.

Di sisi lain, Epi mengungkapkan kandungan bakteri di susu sebenarnya bisa menurun atau bahkan hilang saat diolah melalui proses pemanasan di pabrik. 

Karena itu, kata dia, susu dari sapi mana pun tidak akan menimbulkan masalah lagi saat dikonsumsi.

Baca juga: Ketahui, Ini Bahaya yang Mengintai Saat Minum Susu Mentah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi