Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Chen Tianqiao, Warga China Salah Satu Tuan Tanah Terbesar di AS

Baca di App
Lihat Foto
LinkedIn
Chen Tianqiao, konglomerat China yang mendirikan perusahaan game online, Shanda.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Konglomerat asal China, Chen Tianqiao (50) menjadi salah satu pemilik tanah terbesar di Amerika Serikat (AS) dengan kepemilikan 80.127 hektar lahan hutan di Oregon, AS.

Dilansir dari Straits Times, kepemilikan tanah di Oregon menempatkan nama Chen sebagai pemilik properti terbesar ke-82 di AS.

Chen mengakuisisi puluhan ribu hektar tanah di Oregon, AS dari Fidelity National Financial Ventures pada 2015.

Ia menggelontorkan dana sebesar 85 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,3 triliun untuk mengambil alih tanah tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain kepemilikannya di Oregon, AS, Chen juga memiliki sekitar 202.342 hektar lahan hutan di Ontario, Kanada.

Baca juga: Konglomerat Sukanto Tanoto Beli Hotel Termahal di China, Berapa Harta Kekayaannya?

Siapa Chen Tianqiao?

Merujuk data Departemen Pertanian AS, sekitar 16,1 juta hektar tanah di AS dimiliki oleh orang non-Amerika pada 2021.

Warga negara China tercatat mempunyai sekitar 0,03 persen dari total keseluruhan lahan pertanian di AS. 

Chen yang masuk ke dalam salah satu pemilik tanah non-Amerika terbesar di AS adalah pengusaha yang lahir di Provinsi Zhejiang, China.

Merujuk laporan Forbes, Chen memiliki kekayaan sebesar 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 15 triliun.

Sementara itu, Land Report mencatat bahwa Chen yang menguasai banyak tanah di AS adalah pendiri Shanda Interactive Entertainment.

Perusahaan yang didirikan Chen pada 1999 tersebut menjadi pelopor bisnis game online di China.

Ia membawa Shanda Interactive menjadi perusahaan publik yang namanya tercatat di Nasdaq.

Ketika Shanda Interactive melantai di bursa saham, perusahaan ini menjadi perusahaan video game terbesar di pasar online terbesar kedua di dunia.

Seiring berjalannya waktu, Shanda mempunyai tiga anak perusahaan yang juga terdaftar di Nasdaq. Shanda juga mendirikan anak perusahaan keempat yang memutuskan melantai di Kosdaq.

Baca juga: Daftar 25 Orang Terkaya di Indonesia per Desember 2023, Siapa Saja Mereka?

Harta Chen Tianqiao

Setelah mencatatkan nama Shanda di Nasdaq, ia memindahkan kantor pusat perusahaan ini dari China ke Singapura.

Chen kemudian mendirikan Shanda World sebagai perusahaan utama untuk berinvestasi, termasuk di bidang real estate.

Bisnis real estate yang dijalankan Chen semakin berkembang ketika Robb Van Pelt dari Mason Morse Ranch Company mendaftarkan Bull Springs Skyline Forest pada 2019.

Bull Springs Skyline Forest adalah tanah seluas 32.995 hektar dari kepemilikan Crown Pacific milik Shanda yang berbatasan dengan Hutan Nasional Deschutes di Oregon tengah.

Bull Springs Skyline Forest dikelola untuk produksi penebangan di mana perusahaan ini menanami lahan miliknya dengan Pinus Ponderosa.

Di sisi lain, Chen juga menguasai properti lain di AS, salah satunya adalah Mansion di East 69th Street di Manhattan yang dibeli seharga Rp 605 miliar.

Chen juga membeli Seeley Mudd Estate yang terletak di pinggiran kota Los Angeles, San Marino, AS, seharga 25 juta dollar AS atau sekitar Rp 388 miliar.

Properti yang dibeli Chen dibangun pada 1934. Bangunan ini mengusung gaya kolonial AS dan telah digunakan sebagai kediaman resmi para presiden University of Southern California (USC) selama lebih dari empat dekade.

Baca juga: Perusahaan China Hidupkan Orang Meninggal dengan AI, Tarif Puluhan Juta Rupiah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi