Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Sejarah 10 Januari, Hari Lahir Tritura

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Ni Nyoman Wira
Monumen Pancasila Sakti di daerah Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, pada Kamis (31/8/2023). Ada tujuh perwira yang menjadi korban peristiwa G30S/PKI. Ketujuh korban diberi kenaikan pangkat dan dianugerahi gelar pahlawan revolusi.
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Setiap tanggal 10 Januari, Indonesia memperingati Hari Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat.

Penetapan tanggal 10 Januari sebagai hari bersejarah bertujuan untuk mengingatkan pada catatan Bangsa yang terjadi pada 10 Januari 1966 silam.

Pada tanggal tersebut, terjadi demonstrasi besar-besaran di Indonesia yang digerakkan oleh mahasiswa dan aktivis. Berikut sejarah Hari Tritura yang diperingati setiap 10 Januari.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Soeharto Lengser, Akhir Kisah Orde Baru

Sejarah Hari Tritura

Dikutip dari Kompas.com, (5/5/2023), sejarah Hari Tritura berawal ketika terjadi pergolakan kondisi politik Indonesia pada 1960-an.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sikap anti neo-kolonialisme dan neo-imperialisme menyebabkan Indonesia kehilangan dukungan dari luar negeri, baik di bidang politik maupun ekonomi.

Tidak hanya itu, inflasi turut melonjak sampai 600 persen. Puncaknya, terjadi Gerakan 30 September (G30S) pada 1965.

Kala itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dekat dengan Sukarno dituduh bertanggung jawab atas pembunuhan tujuh jenderal TNI.

Sejak saat itu, kondisi politik semakin karut-marut. Sentimen anti-PKI dan anti-Sukarno terus meluas.

Memasuki tahun 1966, sejumlah aktivis dan mahasiswa memutuskan untuk melakukan aksi demonstrasi besar-besaran. Mereka memprotes sikap Sukarno karena tidak berbuat banyak saat itu.

Isi Tritura

Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KPPI), dan kesatuan-kesatuan aksi lainnya (KABI, KASI, KAWI, KAGI) yang tergabung dalam Front Pancasila, berunjuk rasa di halaman gedung DPR-GR, pada 12 Januari 1966.

Ada tiga hal yang mereka tuntut, yang kemudian disebut Tritura, yaitu:

  1. Pembubaran PKI
  2. Pembersihan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur yang terlibat G30S PKI
  3. Penurunan harga

Sayangnya, Presiden Sukarno tidak mengindahkan tiga tuntutan tersebut. Alhasil, aksi demonstrasi terus terjadi dan meluas.

Baca juga: Profil 3 Jenderal Kurir Supersemar

Dampak Tritura

Mahasiswa kembali menggelar aksi unjuk rasa secara besar-besaran pada 11 Maret 1966. Demonstrasi tersebut mendapat dukungan dari tentara.

Mahasiswa mengepung Istana Kepresidenan dan menuntut Tritura yang salah satunya meminta pembubaran PKI.

Selain mahasiswa, ada pula sejumlah tentara tidak dikenal yang diketahui mengelilingi Istana Kepresidenan.

Letnan Jenderal Soeharto yang kala itu menjabat selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) pun meminta Presiden Sukarno memberikan surat perintah untuk mengatasi konflik saat itu. Surat perintah itu dikenal sebagai Supersemar.

Selepas Supersemar, Soeharto naik tahta memegang kekuasaan menjadi Presiden Republik Indonesia ke-2 selama 32 tahun. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi