Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garam Vs Gula, Mana yang Lebih Membahayakan Tubuh?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Unsplash/Myriam Zilles
Ilustrasi gula.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

 

KOMPAS.com - Garam dan gula adalah bahan dapur yang digunakan untuk menambah rasa pada makanan dan minuman.

Tanpa kedua bahan ini, makanan dan minuman akan terasa hambar dan kurang enak.

Meskipun demikian, konsumsi gula maupun garam secara berlebihan tidak baik untuk tubuh.

Gula dan garam yang dikonsumsi melebihi batas anjuran konsumsi lama-kelamaan akan menimbulkan berbagai penyakit, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, di antara kedua bahan dapur ini, manakah yang lebih berisiko untuk kesehatan?

Baca juga: 10 Manfaat Minum Air Rebusan Daun Sirih Merah, Salah Satunya Bantu Turunkan Gula Darah


Baca juga: Madu Vs Gula, Mana yang Lebih Baik untuk Ditambahkan ke Dalam Teh?

Lebih bahaya gula atau garam?

Baik gula maupun garam, sebenarnya tidak terlalu berbahaya asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang tepat.

Namun, ahli berpendapat bahwa kelebihan gula memiliki dampak negatif yang lebih besar pada kesehatan daripada garam.

“Garam sangat penting agar tubuh dapat berfungsi dengan baik, sementara gula tidak,” ungkap McMordie, ahli diet yang bersertifikat di Texas Kaleigh McMordie, dikutip dari Women Health Magazine (25/2/2017).

Tinjauan tahun 2014 di jurnal Diabetology & Metabolic Syndrome juga menemukan fakta bahwa gula dapat meningkatkan dampak negatif garam.

Insulin akan memerintah ginjal untuk menahan natrium. Di sisi lain, semakin banyak insulin yang diproduksi tubuh, semakin banyak air dan natrium yang ditahan ginjal.

Kondisi ini nantinya akan berdampak pada peningkatan tekanan darah yang mengarah pada hipertensi.

BaBaca juga: Tak Hanya Hangatkan Badan, Minum Wedang Jahe Bantu Turunkan Gula Darah

Efek samping konsumsi garam bagi tubuh

Garam atau sering disebut natrium, bermanfaat sebagai elektrolit yang berguna untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, dikutip dari Healthsite (7/12/2022).

Seseorang tidak boleh mengonsumsi lebih dari satu sendok teh atau 6 gram garam dalam sehari.

Garam yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan sangat bisa memicu masalah kesehatan.

Masih dari sumber yang sama, Women Health Magazine, para ahli percaya bahwa kebanyakan natrium menyebabkan retensi cairan dalam tubuh dan penumpukan tekanan di pembuluh darah.

Jika terjadi terus-menerus, keadaan ini akan menyebabkan tekanan darah tinggi pada tubuh.

Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan masalah kesehatan yang besar, seperti serangan jantung, stroke, serta masalah ginjal dan penglihatan.

Meskipun demikian, ada beberapa penelitian yang membantah efek samping garam yang dikonsumsi secara berlebihan tersebut.

Sebuah penelitian pada tahun 2014 terhadap lebih dari 8.000 orang dewasa di Perancis menemukan bahwa konsumsi garam tidak berhubungan dengan tekanan darah sistolik pada pria atau wanita.

Penulis penelitian mengatakan bahwa hubungan yang diasumsikan antara garam dan tekanan darah dianggap berlebihan dan lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.

Laporan Women’s Health tahun 2016 tentang garam menyebutkan tidak ada bukti yang dapat diandalkan bahwa natrium benar-benar berkontribusi terhadap tekanan darah atau masalah jantung yang terkait dengannya.

Ahli diet yang berseritifikasi di Texas, Kaleigh McMordie mengatakan bahwa masalah kesehatan yang ditimbulkan karena garam sebagian besar berasal dari makanan olahan dan restoran, bukan dari garam murni.

“Makanan ini biasanya juga tinggi lemak dan kalori, serta memberikan lebih sedikit nutrisi dibandingkan makanan segar yang disiapkan di rumah,” kata McMordie.

Baca juga: Potensi Manfaat Air Kelapa untuk Menurunkan Gula Darah Penderita Diabetes

Efek samping konsumsi gula bagi tubuh

Gula alami yang kita temukan dalam buah-buahan, susu, dan sumber lainnya akan bermanfaat bagi tubuh.

Namun gula yang ditambahkan dalam makanan kemasan akan berdampak pada tubuh apabila dikonsumsi melebihi batas, dilansir dari Healthside.

Konsumsi produk dengan gula tambahan secara berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk penambahan berat badan, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan gagal ginjal.

Tubuh melepaskan insulin untuk menggunakan gula sebagai energi untuk berkembang.

Namun bila dikonsumsi terlalu banyak, tubuh akan mengalami kondisi yang dinamakan resistensi insulin.

Kondisi ini akan memaksa tubuh untuk menghasilkan lebih banyak insulin, yang kemudian akan menyimpan lebih banyak lemak.

Secara bertahap, resistensi insulin dan penambahan berat badan dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

Oleh karena itu, WHO merekomendasikan konsumsi gula sebaiknya tidak lebih dari 36 gram atau sembilan sendok teh per hari.

Untuk menjaga asupan gula dan garam terkendali, McMordie menyarankan untuk fokus pada sumber karbohidrat bergizi, seperti biji-bijian, produk susu, dan buah-buahan.

Selain itu, hindari makanan yang mengandung gula rafinasi dan bahan olahan yang kurang baik untuk tubuh.

Baca juga: Khasiat Mengkudu untuk Menurunkan Gula Darah, Cocok bagi Penderita Diabetes Tipe 2

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi