Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Dalam Negeri Mencekam, Ini Penyebab Krisis Keamanan di Ekuador

Baca di App
Lihat Foto
AFP/RODRIGO BUENDIA
Pasukan keamanan Ekuador berpatroli di sekitar alun-alun utama dan istana kepresidenan setelah Presiden Daniel Noboa menyatakan konflik bersenjata internal, dan memerintahkan tentara melakukan operasi militer melawan kartel narkoba di pusat kota Quito pada 9 Januari 2024.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat nasional selama 60 hari, terhitung sejak Senin (8/1/2024).

Negara itu juga menyatakan perang, setelah geng narkoba menyandera lebih dari 130 penjaga penjara dan staf lainnya.

Geng narkoba itu juga sempat menyerbu sebuah stasiun TV selama siaran berlangsung sambil membawa senjata pada Selasa (9/1/2023).

“Kami sedang berperang, dan kami tidak bisa menyerah dalam menghadapi kelompok teroris ini,” kata Noboa, dilansir dari Aljazeera.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam banyak video yang beredar di media sosial, tampak kondisi jalanan juga mencekam dan dipenuhi dengan pria bersenjata.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di Ekuador?

Baca juga: 5 Negara Paling Berbahaya di Dunia 2024, Indonesia Termasuk?

Penyebab ketegangan di Ekuador

Ketegangandi Ekuador terjadi kaburnya Adolfo Macias, seorang gembong narkoba ternama, dari sel tahanan, seperti dikutip dari Sky News.

Adolfo Macias atau lebih dikenal Fito, pertama kali dilaporkan hilang dari sel penjaranya pada Minggu (7/1/2024).

Padahal, Macias rencananya akan dipindahkan ke fasilitas keamanan paling tinggi pada hari tersebut.

Macias merupakan pemimpin geng Los Choneros dan sedang menjalani hukuman 34 tahun penjara atas kasus perdagangan narkoba dan pembunuhan.

Sekitar 150 sipir dan staf penjara disandera oleh para narapidana dalam insiden di setidaknya enam penjara.

Pada Selasa, kekerasan kemudian menyebar ke jalanan. Sebanyak 7 petugas polisi diculik dalam berbagai insiden di seluruh negeri dan lima ledakan dikonfirmasi di beberapa kota.

Baca juga: Presiden Ekuador Deklarasikan Perang dengan Gangster, Keadaan Darurat Selama 60 Hari

Lemahnya sistem keamanan Ekuador

Peningkatan kekerasan di Ekuador menunjukkan bahwa sistem pertahanan dan keamanan di negara itu buruk.

Dilansir dari Reuters, sistem keamanan Ekuador telah memburuk sejak pandemi Covid-19 yang juga berdampak pada negara tersebut.

Jumlah kematian akibat kekerasan meningkat menjadi 8.008 pada 2023, menurut pemerintah. Angka ini hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Kekerasan kemudian merambah ke ranah politik, dengan pembunuhan seorang kandidat presiden anti-korupsi tahun lalu.

Pemerintah menyalahkan situasi ini pada meningkatnya jangkauan geng perdagangan kokain, yang telah mengacaukan sebagian besar wilayah Amerika Selatan.

Di dalam penjara Ekuador, geng-geng tersebut mengambil keuntungan dari lemahnya kontrol negara untuk memperluas kekuasaan mereka.

Baca juga: Calon Presiden Ekuador Tewas Ditembak Saat Kampanye

Kekerasan di dalam penjara bahkan telah menjadi hal yang umum, sehingga mengakibatkan ratusan kematian. Oleh pihak berwenang, kondisi ini dianggap sebagai pertempuran antara geng untuk mengendalikan penjara.

Mengatasi hal tersebut, Presiden Noboa telah mengumumkan "Rencana Phoenix" untuk meningkatkan keamanan negaranya.

Rencana itu mencakup pembentukan unit intelijen baru, senjata taktis untuk pasukan keamanan, penjara dengan keamanan tinggi, dan keamanan yang diperkuat di pelabuhan dan bandara.

"Rencana Phoenix" ini, kata Noboa, akan menelan biaya sekitar 800 juta dolla AS. Meskipun 200 juta dollar AS dalam bentuk senjata baru untuk tentara Ekuador akan disediakan oleh Amerika Serikat.

Baca juga: Daniel Noboa, Ahli Waris Usaha Pisang, Terpilih Jadi Presiden Ekuador di Usia 35 Tahun

Kondisi Ekuador saat ini

Dampak dari aksi kekerasan di Ekuador, jalanan di sebagian besar negara tersebut kosong, bahkan di hari kerja.

Banyak warga yang mengatakan bahwa situasi tersebut serupa dengan apa yang terjadi saat pandemi Covid-19.

Ratusan tentara, termasuk tank, berpatroli di jalan-jalan Guayaquil dan ibu kota Quito, dilansir dari BBC.

Diketahui, Guayaquil dianggap sebagai kota paling berbahaya di negara ini, karena pelabuhannya berfungsi sebagai pusat penyelundupan narkoba.

Sekolah-sekolah tutup dan pembelajaran dilakukan secara online.

Bahkan, Tiongkok, investor utama di Ekuador, juga mengumumkan penutupan sementara kedutaan dan konsulatnya.

Baca juga: Bos Kartel Narkoba Ekuador Dikubur Bersama Banyak Senjata, Jadi Bekal Perlindungan di Akhirat

Di sebuah tempat usaha yang masih buka di Guayaquil, penjaga keamanan swasta dengan gelisah menutup pintunya. Petugas itu dengan hati-hati memperbolehkan orang untuk masuk ke tempatnya.

Sementara itu, polisi mengatakan bahwa kekerasan masih berlangsung di Guayaquil.

Delapan orang dilaporkan tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangan geng kriminal pada Selasa (9/1/2024).

Sementara dua petugas polisi dibunuh oleh "penjahat bersenjata" di kota terdekat, Nobol. Ini adalah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Para mahasiswa berlarian ketakutan ketika orang-orang bersenjata memasuki koridor universitas mereka dan meledakkan bom.

Mereka yang harus keluar rumah baik untuk bekerja maupun mengunjungi keluarga, melakukannya dengan rasa takut yang besar.

Baca juga: Kisah Lansia di Ekuador Bangkit dari Kematian, Terengah dan Gedor Peti Mati Saat Pemakaman

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi