Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Warganet untuk Prabowo di Debat Ketiga Pilpres 2024, Bentuk Emosi atau Strategi Kampanye?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/cobeh2022
Tangkap layar video warganet yang menangis saat melihat Prabowo di debat capres Pilpres 2024.
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Sejumlah warganet ramai-ramai mengunggah video menangis saat melihat penampilan calon presiden (capres) no urut 2 Prabowo Subianto di siaran Debat Ketiga Pilpres 2024. 

Warganet tersebut menangis melihat Prabowo mendapatkan pertanyaan bertubi-tubi dari dua capres lawannya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Akun TikTok @wefi.m merekam video wajahnya saat menangis dengan mendengar capres nomor urut 1, Anies Baswedan memberi nilai 11 dari 100 untuk Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo.

"Pengabdian puluhan tahun utk RI tidak dianggap ya pak. Sakit hati bgt plissss," katanya.

Sementara pengguna akun TikTok @adi.syahreza membuat konten sejenis dengan narasi dia menangis melihat Prabowo dikhianati dan dijatuhkan tapi tidak membalas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Aku belajar sabar, tulus, dan ikhlas sama Pak Prabowo," ujar warganet itu.

"Hari ini pak prabowo membuktikan 'Kita tidak perlu menjatuhkan orang lain untuk terlihat lebih unggul.' Semangat terus Pak Prabowo," tulis warganet lain @trya107 dengan konten serupa.

Lalu, apakah konten video menangis usai melihat Prabowo Subianto di debat capres termasuk strategi kampanye atau murni luapan emosi warganet? Simak penjelasan pakar berikut ini.

Baca juga: Memaknai Tagar #Nazarpemilu yang Ramai Dibicarakan di Media Sosial...


Kampanye untuk kelompok tertentu

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana mengungkapkan, konten video warganet yang menangis setelah melihat aksi Prabowo di debat capres sebagai bentuk kampanye.

"Itu bagian dari strategi (kampanye) yang dibuat berdasarkan riset juga," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (12/1/2024).

Aditya menjelaskan, pasangan capres-cawapres memiliki tim pendukung yang bergerak berdasarkan data.

Mereka kemungkinan bergerak dengan memanfaatkan posisi Prabowo Subianto sebagai capres untuk menggerakkan emosi para pemilih menjelang Pilpres 2024.

Menurutnya, banyak orang Indonesia yang mudah tersentuh atau terenyuh ketika melihat konten sedih.

Hal ini membuat para politikus memanfaatkannya dengan menempatkan diri sebagai korban suatu kondisi menyedihkan.

Strategi kampanye ini, lanjut dia, pernah dilakukan di Pilpres sebelumnya dan terbukti memengaruhi kelompok masyarakat tertentu.

"Saya kira itu bagian dari strategi kampanye yang disiapkan. Misal, saat capresnya diserang, diposisikan bukan menyerang balik (lawannya)," tambah dia.

Aditya menilai, warganet tidak serta-merta membuat video-video serupa setelah melihat konten tadi.

Namun, hal yang dicari dari strategi video menangis ini lebih berupa keterlibatan antara pembuat konten dan penontonnya. Ini dapat berbentuk kontennya disukai, dibagikan, atau dibicarakan di media sosial.

Ketika menjadi perbincangan di media sosial, lanjutnya, konten tadi berhasil menjadi bahan kampanye. Di sisi lain, dapat memantik rasa simpati-empati dari warganet lain yang menontonnya.

Baca juga: Menyoal Sikap Prabowo yang Enggan Buka Data Pertahanan Saat Debat...

Tidak selalu menambah suara di Pemilu

Aditya menyampaikan, konten-konten warganet yang menangis usai melihat aksi Prabowo di debat capres belum tentu dapat menambah elektabilitasnya di Pilpres 2024.

"Belum tentu juga. Enggak secara otomatis (memengaruhi). Di kalangan netizen, mereka tau dan tidak mudah langsung setuju (dengan kontennya)," jelasnya.

Dia menambahkan, video tersebut memang ditujukan untuk warganet yang suka dengan konten kurang serius ataupun topik yang sedih. Sebaliknya, orang yang suka konten serius tidak dapat memahami makna konten tadi.

Aditya menegaskan, sebagian orang tidak terpengaruh dengan video tadi saat akan memilih di Pilpres mendatang. Ini karena mereka tidak mengikuti perbincangan di media sosial.

"Pilihan psikologis seseorang tidak akan sama. Saya menduga, mungkin ada target-target tertentu yang ingin dilihat," kata dia.

Baca juga: Ekspresi Prabowo Singgung Anies Beri Nilai 11 dari 100 Saat Debat Capres

Konten sedih pengaruhi emosi seseorang

Terpisah, psikologi dari Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Ratna Yunita Setiyani Subardjo menyebut, terkadang ada orang yang sedih atau lebih emosional saat melihat suatu hal, termasuk saat melihat acara debat politik.

"Ada kalanya ketika melihat orang lain, kita merasa sedih. Bisa sampai sedalam itu," katanya kepada Kompas.com, Jumat.

Ratna menjelaskan, perasaan sedih itu dapat dirasakan karena orang tadi merasa empati dari apa yang dilihatnya. Ada orang yang hanya merasa sedih, ada pula yang sampai menangis karena perasaan tersebut.

Kesedihan tadi, lanjut dia, akan bertambah saat seseorang punya pengalaman atau berada dalam situasi yang mirip dengan yang dialami oleh orang yang menyebabkannya sedih.

"Apa yang dilihat ya kita ikut merasakan emosi capres yang diserang sehingga menimbulkan rasa iba," lanjut dia.

Ratna menduga, orang yang sedih sampai menangis ketika melihat capres di Debat Ketiga Pilpres 2024 mungkin pernah dimarahi, berada dalam situasi menyudutkan, atau menilai orang di acara debat mirip dengan orang yang memarahinya di kehidupan nyata. 

Menurut dia, kesedihan itu tidak tiba-tiba muncul saat seseorang melihat ekspresi atau gestur capres di debat Pilpres. Namun, dapat juga berupa efek dari pengalaman hidupnya.

"Sekarang tinggal manajemen emosi masing-masing. Kita butuh kadang mengeluarkan emosi dengan cara seperti itu (menangis) untuk bisa survive (bertahan)," tegasnya.

Sebaliknya, Ratna menyebut, ada juga orang yang tidak menangis saat melihat Prabowo di debat capres karena punya pengalaman hidup yang berbeda.

Selain itu, mereka yang tidak menangis mungkin punya kondisi mental yang lebih kuat sehingga perasaannya tidak tersentuh.

Baca juga: Saat Umpatan Prabowo Dibalas Santai Kubu Anies-Muhaimin…

TKN bantah warganet ungah video menangis settingan

Sementara itu, Komandan Tim Kampanye Nasional Pemilih Muda (TKN Fanta) Prabowo-Gibran, Arief Hasan membantah video warganet yang menangis saat melihat Prabowo di Debat Ketiga Pilpres 2024 sebagai konten settingan bagian dari kampanye.

"Ya gimana nyuruh jutaan orang di media sosial kan. Masa orang nangis mereka pamer-pamer kan kalau enggak organik, ya enggak mungkin. Jadi saya kira itu, karena ekspresi (emosi) mereka di media sosial," ujar Arief, diberitakan Kompas.com (11/1/2024).

Arief menilai, tangisan warganet tadi sebagai ekspresi natural dari masyarakat Indonesia saat melihat Prabowo mendapat perilaku tidak mengenakkan.

Menurutnya, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka tidak pernah mengajarkan anak muda untuk marah saat keduanya dicaci-maki. Lebih baik, dibalas dengan senyuman, joget, dan karya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi