KOMPAS.com - Ada sejumlah peristiwa sejarah yang terjadi pada tanggal 13 Januari, salah satunya adalah hari mengenang Peristiwa Kanigoro 1965.
Peristiwa Kanigoro adalah aksi pengepungan dan penangkapan peserta pelatihan Pelajar Islam Indonesia (PII) di Pondok Pesantren Al Jauhar, Desa Kanigoro, Kecamatan Kediri, Jawa Timur.
Para peserta pelatihan PII ditangkap oleh Barisan Tani Indonesia (BTI) dan Pemuda Rakyat (PR) pada 13 Januari 1965.
Lantas, bagaimana Peristiwa Kanigoro terjadi?
Baca juga: Peristiwa Sejarah 10 Januari, Hari Lahir Tritura
Latar belakang Peristiwa Kanigoro
Dua tahun setelah Indonesia merdeka, sebuah organisasi bernama Pelajar Islam Indonesia (PII) dibentuk di Yogyakarta pada 4 Mei 1947.
PII bergerak di bidang pengkaderan, dengan tujuan menciptakan kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan syariat Islam bagi segenap bangsa Indonesia.
Satu cara untuk bisa mencapai tujuan itu adalah membuka pelatihan untuk setiap anggota PII.
Pada 9 Januari 1965, PII menggelar pelatihan di Pondok Pesantren Al Jauhar, Kanigoro, Kediri, Jawa Timur.
Meskipun sudah mendapatkan izin, salah satu komandan Komando Distrik Militer (Kodim) Kediri ternyata sempat melarang adanya kegiatan ceramah yang menghadirkan salah satu aktivis Partai Masyumi, M Samelan.
Larangan tersebut muncul diyakini karena wilayah Kanigoro adalah basis PKI kala itu.
Kodim Kediri tidak ingin terjadi kesalahpahaman, karena keduanya memiliki perbedaan pandangan.
Akan tetapi, salah satu pengurus PII Jawa Timur, yaitu Anis Abiyoso tetap bersikeras melanjutkan acara itu.
Baca juga: Peristiwa Sejarah 11 Januari, Hari Peringatan Pertempuran Tarakan
Kronologi Peristiwa Kanigoro
Dalam buku Gerakan Pemuda Ansor (2018), dijelaskan bahwa empat hari setelah pelatihan dimulai, tepatnya tanggal 13 Januari 1965 pukul 04.30 WIB, sekitar 2.000 simpatisan BTI dan PR bersenjata datang menyerbu masjid pesantren.
Saat itu, para peserta pelatihan PII diketahui sedang melaksanakan shalat Subuh berjemaah.
Tanpa ada persiapan apa pun, para anggota pelatihan PII kewalahan ketika diserbu oleh gerombolan massa BTI dan PR.
Mereka menyerang, menginjak-injak, dan mengobrak-abrik isi masjid.
Para peserta dan pengasuh pesantren, KH Jauhari kemudian diarak sejauh 7 kilometer menuju kantor Polisi Sektor (Polsek) Kras sekitar pukul 07.00 pagi.
Beruntung, tak ada korban dalam peristiwa ini.
Baca juga: Peristiwa Sejarah 12 Januari, Hari Kelam Gempa Luluh Lantakkan Haiti
Hanya dalam waktu singkat, berita peristiwa penyerbuan itu langsung menyebar dengan cepat hingga terdengar sampai ke Gus Maksum Jauhari, putra KH Jauhari.
Gus Maksum kemudian dengan cepat mengomandoi Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kediri.
Sembilan hari setelahnya, sebanyak delapan truk rombongan Banser bergerak menuju ke Kanigoro.
Namun, pihak polisi segera mengambil langkah pencegahan dengan menangkap dua pemuda komunis yang diduga menjadi dalang aksi penyerbuan itu, yaitu Suryadi dan Harmono.
Seolah tidak terima, hampir sebulan kemudian, sekitar tanggal 1 Februari 1965, ratusan anggota PII mengadakan rapat untuk menyikapi peristiwa Kanigoro.
Hasilnya, mereka akan menyerbu kantor PKI yang menjadi induk dari PR dan BTI.
Dari keputusan ini, Anis Abiyoso pun menjadi buronan polisi setempat selama beberapa hari, sebelum akhirnya menyerahkan diri pada 12 Februari 1965 di Malang, Jawa Timur.
Baca juga: Sejarah Al Ula, Kota di Arab Saudi yang Dipercaya Terkutuk
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.