Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Sehatkah Ikan Salmon bagi Tubuh Manusia?

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Ilustrasi ikan salmon.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Salmon adalah salah satu ikan yang hidup di laut, namun pada waktu tertentu bisa ditemukan di sungai daratan pada fase berkembang biak.

Salmon lahir di perairan air tawar, bermigrasi ke laut, lalu kembali ke air tawar untuk bereproduksi.

Di lautan, ikan salmon ini umumnya ditemui di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik.

Salmon diketahui juga dapat dibudidayakan dengan sejumlah mekanisme penyesuaian lingkungan seperti air asin.

Dari waktu ke waktu, salmon dikonsumsi manusia dan dipercaya sebagai bahan makanan dari air yang tinggi gizi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, seberapa sehat ikan salmon untuk dikonsumsi manusia?

Baca juga: Berbahayakah Mengonsumsi Ikan dan Susu dalam Waktu Bersamaan?

Penjelasan ahli

Profesor terkemuka dan direktur Food is Medicine Institute di Universitas Tufts, Amerika Serikat, Dariush Mozaffarian mengatakan, ikan salmon adalah salah satu dari sedikit makanan hewani yang secara konsisten dikaitkan dengan manfaat kesehatan.

“Salmon berada di urutan teratas dalam daftar saya ketika saya merekomendasikan ikan kepada masyarakat,” ujar Mozaffarian, dilansir dari New York Times.

Meski begitu, para peneliti telah menemukan, nilai gizi salmon dapat bervariasi tergantung dengan spesiesnya.

Selain itu, ada keyakinan bahwa salmon tangkapan liar dan hasil dari budidaya memiliki nutrisi dan kontaminan berbeda.

Mozaffarian menyoroti bahwa asam lemak omega-3, khususnya DHA dan EPA, sebagai salah satu ciri nutrisi khas yang ada di salmon.

Diketahui, salmon mengandung lebih banyak DHA dan EPA dibandingkan makanan lainnya, selain ikan berlemak seperti herring dan sarden.

Baca juga: Jenis Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Asam Urat, Apa Saja?

Sehat mana antara salmon alam liar dan hasil budidaya?

Stefanie Colombo, seorang profesor dan ketua penelitian di bidang nutrisi akuakultur di Dalhousie University di Kanada, mengatakan ada begitu banyak pilihan salmon di pasar bebas yang mungkin membingungkan masyarakat.

Untuk mengurai kebingungan, ia dan tim pun melakukan penelitian.

"Temuan utama dari penelitian kami adalah bahwa tidak ada banyak perbedaan antara salmon yang berasal dari alam liar dan salmon yang dibudidayakan," katanya.

Meskipun sockeye liar dan chinook liar, dua spesies yang paling sering dijual, adalah yang paling "padat nutrisi", studinya juga menemukan bahwa salmon Atlantik yang diternakkan hanya memiliki tingkat omega-3, protein, dan nutrisi sehat lainnya yang sedikit lebih rendah.

Salmon merah muda Pasifik liar cenderung memiliki lebih sedikit nutrisi dibandingkan jenis lainnya, terlepas dari apakah mereka dibudidayakan atau liar.

Namun, angka nutrisi dalam penelitian Colombo adalah rata-rata. Tergantung pada faktor-faktor seperti jenis pakan yang diberikan kepada salmon yang dibudidayakan, atau waktu penangkapan salmon liar.

Colombo menambahkan bahwa, "Semua salmon yang kami amati sangat bergizi."

Bagaimana dengan merkuri dan kontaminan lainnya? Colombo mengatakan bahwa penelitiannya menemukan beberapa perbedaan di antara beberapa jenis ikan.

Salmon Atlantik yang dibudidayakan, misalnya, cenderung memiliki kadar merkuri yang lebih rendah daripada varietas yang ditangkap di alam liar. Namun, semua sampel mengandung kadar merkuri yang jauh di bawah standar keamanan internasional.

Begitu juga untuk bifenil poliklorinasi (PCB) dan kontaminan lain yang terkadang muncul dalam makanan laut.

Peneliti telah menemukan bahwa salmon, baik yang berasal dari alam liar maupun yang dibudidayakan, tidak mengandung tingkat racun yang berbahaya. Hal ini sebagian karena ikan salmon tidak hidup cukup lama untuk menyerap banyak racun.

Baca juga: Berbahayakah Mengonsumsi Ikan dan Susu dalam Waktu Bersamaan?

Menurunkan berbagai risiko penyakit

Penelitian secara konsisten menghubungkan konsumsi asam lemak omega-3 dari makanan laut seperti salmon, dengan penurunan angka stroke dan penyakit jantung.

Hal itu ditunjukkan bahwa asam lemak tersebut mampu mengurangi kekakuan arteri, yang berhubungan dengan hipertensi.

Selain itu, juga ada kemungkinan bahwa asam lemak omega-3 memiliki efek antiinflamasi yang dapat melindungi tubuh dari obesitas dan diabetes tipe-2.

Mozaffarian juga menyebut, omega-3 sangat penting untuk perkembangan otak pada awal kehidupan.

Sebuah bukti yang muncul menunjukkan, mengonsumsi ikan salmon secara teratur dapat mencegah penurunan kognitif terkait usia dan penyakit neurodegeneratif, seperti alzheimer.

Baca juga: Ikan Hasil Tangkapan Liar dan Budi Daya, Ini Perbedaannya

Saran konsumsi salmon

Dilansir dari WebMD, para ahli merekomendasikan orang dewasa makan setidaknya dua porsi (sekitar 8 ons atau 226 gram) makanan laut dalam seminggu, terutama ikan yang kaya omega-3 seperti salmon.

Kemudian untuk anak-anak, disarankan makan salmon satu atau dua porsi (sekitar 2-4 ons atau 56-113 gram) makanan laut seminggu mulai dari usia 1 tahun.

Meski begitu, ibu yang sedang hamil dan anak kecil sebaiknya menghindari ikan salmon.

Pasalnya, ikan salmon memiliki kandungan merkuri yang cukup tinggi, yang mampu menghambat perkembangan otak.

Baca juga: Benarkah Makan Ikan Asin Bisa Menyebabkan Kanker? Ini Penjelasan Dokter

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi