Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu "Giant Sea Wall" yang Disebut Prabowo Lindungi Pulau Jawa?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Isna Rifka Sri Rahayu
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat membuka Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai Dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (10/1/2024).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Istilah giant sea wall kembali muncul usai disebut-sebut oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Calon Presiden nomor urut 2 itu mendorong pembangunan giant sea wall perlu diwujudkan untuk mengatasi kenaikan permukaan laut dan abrasi di wilayah pantai utara (pantura).

Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam sambutannya pada seminar nasional soal strategi perlindungan Pulau Jawa di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024).

"Kita harus berkumpul, bersatu, segera kita percepat pembangunan giant sea wall ini untuk selamatkan bangsa Indonesia, terutama 50 juta rakyat kita yang hidup di pantai utara Jawa," ujar Prabowo, dikutip dari Kompas.com, Rabu.

Dia memperkirakan, giant sea wall butuh waktu sampai 40 tahun untuk selesai dibangun dan mulai berfungsi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo juga memperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun giant sea wall tahap pertama mencapai Rp 164 triliun. Adapun keseluruhan biaya bisa mencapai 60 miliar dollar AS atau sekitar Rp 932,3 triliun.

Lalu, apa itu giant sea wall dan efeknya bagi masyarakat?

Baca juga: 7 Kota Dunia yang Hampir Tenggelam, Ada New York dan Jakarta


Mengenal giant sea wall

Giant sea wall atau tembok laut raksasa merupakan struktur yang dibangun di sepanjang pantai yang memisahkan lahan dan air.

Dikutip dari situs Bank Data Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, tembok atau tanggul ini dibangun terutama untuk mencegah erosi dan kerusakan akibat gelombang laut.

Dikutip dari Kompas TV (12/1/2024), tanggul tersebut dibangun untuk menangani banjir yang sering melanda DKI Jakarta karena posisinya berada di bawah permukaan air laut.

Tanggul ini juga dibangun untuk menampung air dengan jumlah cukup banyak sebagai sumber air bersih.

Ide pembangunan tanggul laut raksasa Jakarta dan reklamasi pulau muncul pada era Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di tahun 2010-an, seperti dilansir dari Kompas.com (15/10/2014).

Awalnya, giant sea wall akan dibangun pada 2020-2030 dengan tahap groundbreaking pada 2014. Pembangunan tanggul laut sepanjang 32 kilometer dimulai pada 2014 bernama projek Garuda Agung.

Bukan hanya untuk wilayah Jakarta, giant sea wall akan dibangun di semua pesisir Pulau Jawa, terutama di pantai utara.

Namun, diberitakan The Guardian (22/11/2016), sejumlah masalah mewarnai proyek ini termasuk lingkungan hidup, keuangan, dan hukum membuat proyek ini mandek.

Selain itu, pembangunan giant sea wall juga diwarnai kontroversi penggusuran massal desa-desa nelayan tradisional dan komunitas tepi laut. Sebagian besar rumah warga telah rata oleh tanah.

Baca juga: Ahli Sayangkan Hasil Investigasi Banjir Rob Pantura yang Berbeda-beda

Kontroversi di balik giant sea wall

Meski giant sea wall dibangun dengan banyak tujuan positif, proyek ini juga mendapatkan pertentangan terutama terkait masalah lingkungan. 

Dilansir dari Kompas.com (12/1/2024), giant sea wall dinilai dapat memperparah penurunan muka tanah Jakarta. Ini terjadi karena pembangunan tanggul itu akan mengganggu sedimen lunak di Teluk Jakarta.

Pembangunan giant sea wall juga berpotensi membuat perairan yang terjebak hanya di dalam tanggul menjadi tercemar dari air-air di sungai Jakarta yang sudah tercemar.

Proyek giant sea wall bahkan diyakini tidak dapat menangani masalah penurunan muka air tanah di wilayah Jakarta.

Biaya pembangunan yang tidak sedikit juga menjadi masalah lainnya. Dikutip dari Kompas.com (12/1/2024), Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Bob Arthur Lombogia memperkirakan desain awal proyek ini membutuhkan anggaran sebesar Rp 58 triliun.

Anggaran yang tinggi membuat proyek giant sea wall belum juga terlaksana meski telah direncanakan sejak 10 tahun lalu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi