Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS-Inggris dan Houthi Yaman Saling Serang di Laut Merah, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
AFP
Anggota Pasukan Penjaga Pantai Yaman yang berafiliasi dengan kelompok Houthi berpatroli di laut ketika para demonstran berbaris melalui kota pelabuhan Laut Merah, Hodeida, sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Gaza pada 4 Januari 2024, di tengah-tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas di Gaza. Serangan udara berat menggempur kota-kota yang dikuasai kelompok itu di Yaman pada 12 Januari 2024, menurut media resmi Houthi dan koresponden AFP. Ibu kota Sanaa, Hodeida, dan Saada menjadi sasaran serangan, kata media resmi Houthi, yang menyalahkan agresi Amerika dengan partisipasi Inggris.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kondisi Laut Merah memanas usai Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan ke kelompok Houthi di wilayah Yaman pada Kamis (11/1/2024).

Serangan dilakukan setelah Houthi menyerang kapal-kapal komersial yang melalui Laut Merah menuju Israel dengan pesawat tak berawak dan rudal.

Kelompok Houthi menyatakan serangan di rute pelayaran Laut Merah sebagai dukungan terhadap Palestina dan Hamas yang tengah berperang dengan Israel.

Laut Merah dikenal sebagai salah satu jalur pelayaran terpadat di dunia. Rute pelayaran ini menghubungkan Eropa dengan Asia dan Afrika Timur.

Lalu, apa dampak yang akan terjadi akibat konflik antara AS-Inggris dan Houthi Yaman di Laut Merah?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Houthi di Yaman, Resmi Jadi Target Serangan AS-Inggris


Dampak ketegangan di Laut Merah bagi Indonesia

Ahli Hubungan Internasional dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Lukman Fahmi mengatakan, konflik AS-Inggris dan Houthi di Laut Merah akan memengaruhi kondisi perekonomian dan perdagangan dunia.

Ini terjadi karena pengiriman komoditas barang yang biasa melewati Laut Merah akan terganggu.

"Akan berdampak pada kelangkaan beberapa komoditas impor, seperti minyak, pangan, pakaian, dan lain-lain terutama dari Eropa ke Asia," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (14/1/2024).

Menurut Lukman, kelangkaan komoditas impor otomatis akan memengaruhi kenaikan harga komoditas tersebut.

Selain harga yang makin mahal, ongkos transportasi kargo untuk mengirim barang lewat jalur pelayaran juga akan membengkak daripada sebelum konflik terjadi.

Biaya pengiriman barang akan naik karena kapal-kapal kargo akan butuh durasi waktu pengiriman barang yang lebih lama dan jauh karena harus mencari jalur selain Laut Merah.

"Yang biasanya bisa lewat Laut Merah dan Terusan Suez tapi saat konflik ini harus memutar ke selatan melewati Tanjung Harapan di Afrika," lanjutnya.

Jika kondisi ini terus terjadi, Lukman memperkirakan ada potensi penurunan jumlah ekspor-impor di antara negara produsen, negara transit, dan negara konsumen dari komoditas-komoditas tersebut.

Baca juga: Situasi di Laut Merah Memanas, AS-Inggris Saling Serang dengan Houthi Yaman

Indonesia perlu waspada

Di sisi lain, Lukman menilai serangan dari tentara AS ke kelompok Houthi di Laut Merah yang dinamai Operation Prosperity Guardian akan memengaruhi situasi politik dunia.

"Ini sedikit banyak menghasilkan kebingungan di Arab Saudi yang mau tidak mau harus mengambil stance atau position statement secepatnya untuk menjaga kestabilan di kawasan tersebut," terang dia.

Sebagai catatan, Arab Saudi termasuk negara yang berada di sepanjang pesisir Laut Merah dekat dengan Yaman.

Serangan di Laut Merah akan meningkatkan risiko konflik bagi Arab Saudi. Negara itu telah sepakat dengan Houthi untuk menarik tentaranya dari Yaman.

"Dari kacamata Indonesia juga harus mewaspadai domino effect dari penyerangan AS dan sekutunya ke Yaman," lanjutnya.

Menurut dia, konflik di Laut Merah akan menunda keluar-masuknya kapal kargo menuju Asia Tenggara.

Selain itu, posisi dan sikap netral negara-negara ASEAN serta Australia di jalur pelayaran ini juga dapat terusik.

Oleh karena itu, Lukman mengatakan, Indonesia perlu menyampaikan pernyataan resmi sebagai respons awal atas situasi yang terjadi di Laut Merah.

Dia juga menyarankan pemerintah untuk mencari opsi atau barang substitusi dari komoditas-komoditas yang pengirimannya melalui Laut Merah akan terganggu akibat konflik yang tengah berlangsung.

Opsi negara produsen atau barang substitusi lain dibutuhkan agar kebutuhan domestik Indonesia tetap terpenuhi meskipun jalur pelayaran di Laut Merah menuju Indonesia terganggu.

"Participative war juga wajib diwaspadai Indonesia karena ada beberapa negara tetangga Indonesia yang saat ini sedang ikut membantu AS menyerang Yaman," imbuh Lukman.

Baca juga: Eskalasi Konflik Laut Merah di Yaman, Kemenlu: WNI dalam Kondisi Baik dan Aman

Harga minyak dan biaya kapal sudah naik

Sehari setelah konflik AS-Inggris dan Houthi Yaman memanas di Laut Merah, harga-harga sudah mengalami kenaikan.

Diberitakan ABC News (13/1/2024), harga minyak dunia melonjak 3 persen karena ketakutan keterbatasan komoditas tersebut akibat ketegangan di Laut Merah.

Perusahaan pelayaran skala besar juga mulai mengalihkan perjalanan ke rute alternatif. Akibatnya, waktu perjalanan bertambah 30 persen. Ini membuat pasokan kapal dibatasi.

Tarif pengiriman yang meningkat, keterbatasan kapal yang tersedia untuk rute pelayaran lebih jauh, serta jalur yang macet juga berpotensi terjadi.

Selain itu, harga-harga barang impor dari Eropa ke Asia dan sebaliknya diperkirakan akan meningkat akibat konflik di Laut Merah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi