Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Hamil Anak Laki-laki atau Perempuan? Simak Cara Ini Menurut Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Pixabay
Ilustrasi bayi laki-laki atau perempuan.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sebagian orang mungkin tidak mempermasalahkan jenis kelamin anak yang dikandung oleh ibu hamil.

Namun, ada juga keluarga yang ingin memiliki anak berjenis kelamin karena berbagai pertimbangan.

Dokter spesialis obgyn di RSIA Anugerah Semarang, Irwin Lamtota Lumbanraja menyatakan seorang ibu hamil berpeluang sama besar mempunyai anak laki-laki atau perempuan.

"Secara alami, untuk mendapatkan anak laki laki atau perempuan itu kemungkinannya 50 banding 50," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (15/1/2024).

Baca juga: Muncul Garis Vertikal Hitam di Perut meski Tidak Sedang Hamil, Apa Penyebabnya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski demikian, Irwin mengungkapkan ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar seorang ibu bisa mengandung anak berjenis kelamin tertentu.

Jenis kelamin anak ini, katanya, diatur berdasarkan sperma dari sang ayah. Karena itu, penentuan hamil anak laki-laki atau perempuan diatur berdasarkan studi karakteristik sperma.

Lalu, bagaimana cara mengusahakan atau menentukan jenis kelamin anak yang akan dikandung?

Baca juga: Penjelasan Dokter Tompi dan Spesialis Obgyn soal Perawatan Kecantikan Ibu Hamil, Apa Saja yang Dilarang?

Cara punya anak laki-laki

Diketahui, setiap laki-laki memiliki sperma dengan kromosom X atau pembawa sifat perempuan dan sperma kromosom Y yang membawa sifat laki-laki.

Irwin menjelaskan, janin laki-laki dalam kandungan ditentukan berdasarkan adanya sperma Y yang membuahi sel telur dari seorang perempuan.

"Sperma Y itu bersifat kencang, namun rapuh dan tidak tahan lama," ujarnya.

Karena itu, untuk mendapatkan anak laki laki, Irwin menyarankan agar sepasang suami-istri berhubungan seksual hanya pada saat menjelang ovulasi atau ketika sel telur sudah matang.

Dengan demikian, sperma Y yang tidak tahan lama akan lebih cepat bertemu sel telur yang sudah matang dan siap dibuahi saat mencapai tuba atau tempat terjadinya pembuahan.

Baca juga: Catat, Ini Waktu Terbaik untuk Jalan Kaki bagi Ibu Hamil

"Kalau belum terjadi ovulasi, maka sperma akan menunggu. Di proses menunggu ini, banyak sperma Y yang mati, sisa banyak sperma X yang lebih tahan lama," jelas Irwin.

Selain itu, dia juga menyarankan agar berhubungan seksual dengan posisi yang memungkinkan suami dapat ejakulasi atau mengeluarkan sperma dengan penetrasi yang dalam.

Ejakulasi dengan penetrasi dalam ini diharapkan membuat sperma yang dikeluarkan dapat langsung naik ke rahim dan tidak banyak tumpah di saluran vagina.

"Dengan pH vagina itu sendiri bersifat asam, di mana sperma Y tidak tahan dengan pH asam," tambahnya.

Irwin juga menyarankan suami agar pantang ejakulasi sebelum masa subur, makan makanan tinggi kalori, dan berhubunga seksual hanya saat menjelang ovulasi untuk mendapatkan anak laki-laki.

Baca juga: Benarkah Suami-Istri Perlu Memiliki Rhesus Golongan Darah yang Sama agar Bisa Hamil?

Cara punya anak perempuan

Sebaliknya, Irwin menyebut sperma kromosom X yang membawa sifat perempuan, akan membuat janis berjenis kelamin perempuan.

"Sperma X sifatnya lambat, namun tahan lama," katanya.

Karena itu, suami-istri bisa berhubungan seksual secara teratur menjelang dan sesudah hari ovulasi atau pembuahan.

Ovulasi biasanya terjadi sekitar hari ke-14 dari siklus menstruasi 28 hari. Siklus ovulasi yang normal, berlangsung selama sekitar 24 jam setiap bulan.

Menurut Irwin, hubungan seksual dapat dilakukan menjelang ovulasi, karena sperma X dapat bertahan lebih lama hingga sel telur matang dan siap dibuahi, daripada sperma kromosom Y.

Untuk mendapatkan anak perempuan, Irwin mengimbau para suami agar melakukan penetrasi dangkal pada saat ejakulasi.

Pasalnya, sperma X tetap dapat menuju rahim tanpa mati terkena pH vagina seperti sperma Y.

Baca juga: Bisa Picu Guncangan Janin, Bolehkah Ibu Hamil Tertawa Terbahak-bahak?

Cara medis mengusahakan jenis kelamin anak

Kendati demikian, Iwan mengingatkab bahwa cara-cara tersebut belum tentu berhasil dalam mengusahakan jenis kelamin anak yang diinginkan.

"Perlu diingat, usaha tersebut tidak menjamin keakuratan 100 persen," tegasnya.

Menurutnya, usaha yang bisa dilakukan untuk mendapatkan jenis kelamin seusai keinginan adalah bayi tambung atau in vitro fertilization (IVF).

Bayi tabung adalah tindakan menggabungkan sperma dan sel telur secara manual di laboratorium. Telur yang telah dibuahi menjadi embrio, kemudian ditempatkan di dalam rahim.

Saat melakukan bayi tabung, Irwin menyarankan agar perawatan disertai dengan preimplantation genetic diagnosis (PGD) atau diagnosis genetik praimplantasi.

Preimplantation genetic diagnosis adalah teknik pengujian pada embrio untuk mengidentifikasi kondisi genetik kromosom pada embrio.

"Pada metode ini dokter akan memeriksa kromosom pada calon embrio yang akan ditanam. Embrio dengan jenis kelamin yang diharapkan akan ditanam atau embryo transfer ke rahim ibu." pungkasnya.

Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Mengonsumsi Durian?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi