Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Sejarah 16 Januari: Hari Belanda Membubarkan Nerkai

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Potret wanita-wanita yang bertugas sebagai anggota Palang Merah Indonesia tahun 1953
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Ada banyak peristiwa sejarah yang terjadi pada 16 Januari. Salah satunya hari pembubaran Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai) atau Palang Merah Hindia Belanda pada 16 Januari 1950.

Palang Merah Hindia Belanda adalah organisasi kemanusiaan, yang nantinya menjadi cikal bakal lahirnya Palang Merah Indonesia (PMI).

Lantas, bagaimana sejarah pembubaran Nerkai? Simak penjelasannya berikut ini.

Baca juga: PMI Ilegal Muncul karena Sistem, Bukan Korban Sindikat


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul terbentuknya Nerkai

Dalam buku PMR Meski Pandem1 Tetap Beraksi (2021), Dies Hindra Wibawa menjelaskan, pemerintah kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederland-Indische Rode Kruis (NIRK) pada 21 Oktober 1873.

Selama NIRK berdiri, organisasi ini berfungsi seperti layaknya sebuah organisasi kemanusiaan.

Dalam perjalanannya, NIRK hanya berfokus pada kebutuhan orang-orang Belanda dibanding warga negara jajahan.

Kondisi ini lantas membuat sebagian tokoh pejuang Indonesia ingin mendirikan organisasi palang merah sendiri, meskipun kala itu Indonesia belum merdeka.

Perjuangan pendirian PMI pun dimulai pada 1932, yang dipelopori oleh dr. RCL Senduk dan dr. Bahder Djohan. Kedua tokoh ini bersama-sama membuat rancangan awal pembentukan PMI.

Namun, ketika diajukan ke NIRK pada 1940, usulan ditolak.

Dua tahun berselang, pada masa pendudukan Jepang 1942, usulan pendirian PMI kembali diajukan, namun lagi-lagi ditolak.

Akibatnya, pada masa pendudukan Jepang, NIRK dibubarkan dan berganti nama menjadi Nederlands Rode Kruiz Afdelling Indie (Nerkai) pada 31 Desember 1945.

Baca juga: Hari Palang Merah Indonesia, Ini Sejarah Berdirinya PMI 77 Tahun yang Lalu

Pembubaran Nerkai

Beberapa bulan sebelum Nerkai terbentuk, tepatnya tanggal 3 September 1945, Presiden Sukarno memerintahkan Menteri Kesehatan RI, dr. Buntaran Martoatmodjo, membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.

Dua hari kemudian, dr. Buntaran membentuk Panitia Lima, yang terdiri dari dr. R. Mochtar, dr. Bahder Djohan, dr. Djoehana Wiradikarta, dr. Marzuki, dan dr. Sitanala.

Tujuan dibentuknya Panitia Lima adalah untuk mempersiapkan pendirian Palang Merah Indonesia (PMI). PMI akhirnya berhasil dibentuk pada 17 September 1945.

Empat tahun setelah PMI terbentuk, diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) tanggal 23 Agustus-2 November 1949

Hasil KMB adalah pemerintah Belanda bersedia untuk mengakui kedaulatan Indonesia.

Menindaklanjuti hal tersebut, PMI melakukan kerja sama dengan Palang Merah Hindia Belanda (Nerkai), untuk berkoordinasi terkait karya kepalangmerahan Indonesia.

Dalam buku Mengenal Palang Merah Indonesia (PMI) & Badan SAR Nasional (Basarnas) (2008), Haris Munandar mengungkapkan, untuk menyatukan palang merah di Indonesia, pemerintah Belanda membubarkan Nerkai dan menyerahkan asetnya ke PMI, pada 16 Januari 1950.

Saat proses penyerahan aset dilakukan, Nerkai diwakili dr. B. van Trich, sedangkan PMI diwakilkan oleh dr. Bahder Djohan.

Setelah Nerkai dibubarkan, Indonesia melalui Presiden Sukarno baru resmi mengukuhkan PMI melalui Keppres Nomor 25 tahun 1950 tentang Pengakuan Anggaran Dasar dan Pengesahan sebagai Badan Hukum Perhimpunan Palang Merah Indonesia.

PMI lantas diakui secara internasional oleh Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada 15 Juni 1950.

Setelah menyimak peristiwa bersejarah 16 Januari hari pembubaran Nerkai ini, kita bisa mengenal cikal bakal lahirnya PMI.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi