Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perawat di Texas Didiagnosis Kanker Paru Stadium 4, Ketahuan Usai Berolahraga

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/create jobs 51
Ilustrasi kanker paru-paru
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Seorang wanita asal Texas, Amerika Serikat (AS) bernama Tiffany Job (37) didiagnosis menderita kanker paru-paru stadium 4. 

Wanita yang berprofesi sebagai perawat itu sebelumnya mengalami nyeri di tulang rusuk kanannya yang dimulai pada Maret 2020.

Nyeri tersebut didapat akibat ototnya yang tertarik akibat berolahraga di pusat kebugaran atau gimnasium. Dirasa nyeri tersebut semakin parah, Tiffany memutuskan untuk pergi ke dokter.

Kemudian, hasil pemindaian menunjukkan adanya tumor ganas di paru-parunya yang telah menyebar ke leher dan tulangnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya menyangkal, seperti 'ini tidak terjadi' dan itu sangat mengejutkan," kata Tiffany dikutip dari Daily Mail, Minggu (14/1/2024).

Baca juga: Berkaca dari Kasus Siswa SD Bekasi yang Di-sliding dan Kakinya Diamputasi, Ini Penyebab dan Gejala Kanker Tulang


Awal mula gejala dirasakan

Tiffany mengungkapkan, tak lama setelah ototnya tertarik, ia merasakan serangkaian gejala lainnya yang ikut muncul.

Bahkan, dalam kegiatan mendaki yang ia lakukan pada Juli 2020, ia hampir tidak bisa berjalan beberapa meter ketika detak jantungnya mengalami lonjakan dan sesak napas.

Sebulan kemudian, Tiffany juga menderita batuk yang tak kunjung reda. Dokter kemudian melakukan tes darah dan meresepkan antibiotik dan steroid.

Namun demikian, ia mengatakan bahwa obat tersebut tidak ada yang membantu.

Setelah itu, pada September 2020, Tiffany pergi ke dokter untuk melakukan tes fungsi paru (PFT). Tes ini mengukur volume dan kapasitas paru-paru, serta bagaimana udara bergerak melaluinya.

"Saya gagal total (dalam tes tersebut)" kata Tiffany.

Dokter bahkan mengatakan, Tiffany memiliki kapasitas paru-paru seperti orang berusia 80 tahun. Hal itu menimbulkan beberapa kekhawatiran yang cukup signifikan.

Selama beberapa minggu berikutnya, dokter berspekulasi bahwa penyakit tersebut bisa disebabkan oleh sarkoidosis.

Sarkoidosis adalah suatu kondisi peradangan yang disebabkan oleh reaksi kekebalan tubuh yang berlebihan yang bisa disebabkan oleh Covid-19 hingga tuberkulosis.

Akhirnya, setelah menghabiskan berhari-hari dalam isolasi, hasil pemindaian menunjukkan bahwa Tiffany menderita kanker paru-paru non-sel kecil stadium empat.

Kanker tersebut bahkan telah menyebar ke panggul, tulang paha kanan, dan lehernya.

Baca juga: Mengenal Gejala Kanker Paru-paru yang Muncul di Jari

Salah satu kanker paling mematikan

Menurut National Cancer Institute (NCI), kanker paru-paru adalah jenis kanker paling mematikan di AS.

Penyakit ini menyumbang satu dari lima kematian akibat kanker, diikuti oleh kanker kolorektal yang menyebabkan satu dari 10 kematian akibat kanker.

Sekitar 53 persen kasus terdiagnosis ketika penyakit telah menyebar ke beberapa organ lain.

Sebagian besar kanker paru-paru terdiagnosis pada stadium lanjut karena gejalanya tidak muncul sampai kanker tersebut berkembang cukup cepat.

Tingkat kelangsungan hidup juga turun secara signifikan dalam kasus-kasus ini, dengan kurang dari 10 persen yang bertahan hidup selama lima tahun.

Hanya satu dari empat pasien kanker paru-paru yang bertahan hidup setelah lima tahun.

Ada dua jenis utama kanker paru-paru yaitu sel kecil dan non-sel kecil.

Kanker paru-paru non-sel kecil adalah jenis yang paling umum, mencakup sembilan dari 10 diagnosis kanker paru-paru, dan biasanya tumbuh lebih lambat.

Gejala kanker paru-paru

Dilansir dari American Cancer Society, kebanyakan kanker paru-paru tidak menimbulkan gejala apa pun sampai sudah menyebar.

Namun demikian, beberapa orang dengan kanker paru-paru tahap awal memang memiliki gejala.

Gejala kanker paru-paru yang paling umum adalah:

  • Batuk yang tidak kunjung hilang atau semakin parah
  • Batuk darah atau dahak berwarna karat
  • Nyeri dada yang seringkali memburuk saat bernapas dalam-dalam, batuk, atau tertawa
  • Suara serak
  • Kehilangan selera makan
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Sesak napas
  • Merasa lelah atau lemah
  • Infeksi seperti bronkitis dan pneumonia yang tidak kunjung sembuh atau terus muncul kembali
  • Mengi.

Jika kanker paru-paru menyebar ke bagian tubuh lain, hal ini dapat menyebabkan:

  • Nyeri tulang (seperti nyeri di punggung atau pinggul)
  • Perubahan sistem saraf (seperti sakit kepala, kelemahan atau mati rasa pada lengan atau kaki, pusing, masalah keseimbangan, atau kejang), akibat kanker yang menyebar ke otak
  • Menguningnya kulit dan mata (penyakit kuning), akibat kanker menyebar ke hati
  • Pembengkakan kelenjar getah bening (kumpulan sel sistem kekebalan tubuh) seperti di leher atau di atas tulang selangka.

Baca juga: 11 Gejala Kanker Paru-paru pada Wanita, Salah Satunya Nyeri Punggung

Paparan asap rokok meningkatkan risiko kanker paru-paru

Dokter mengatakan, merokok adalah salah satu penyebab utama kanker paru-paru.

Meskipun Tiffany mengatakan bahwa dia tidak pernah merokok, namun paparan asap rokok juga terbukti meningkatkan risiko ini.

Selain itu, laki-laki hampir dua kali lebih mungkin terkena kanker paru-paru dibandingkan perempuan pada tahun 1980 an. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat merokok dan paparan zat-zat seperti asbes di tempat kerja.

Namun seiring dengan menurunnya penggunaan rokok dan meningkatnya peraturan keselamatan, pola tersebut telah berubah. Di mana, perempuan muda dan setengah baya kini memiliki tingkat diagnosis penyakit yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Beberapa bukti menunjukkan kondisi tersebut disebabkan lantaran perempuan lebih lambat berhenti merokok.

Tumor Tiffany memiliki mutasi genetik yang dikenal sebagai EGFR (epidermal growth factor receptor). Hal itu berarti, kanker menyebabkan kelebihan protein EGFR yang dapat mempercepat pertumbuhan sel kanker paru-paru.

Selain itu, hal tersebut juga membuatnya memenuhi syarat untuk uji klinis obat yang secara khusus menargetkan mutasi.

“Prognosis kanker paru-paru sangat buruk, dan kemoterapi tidak memiliki rekam jejak yang baik, terutama untuk subtipe kankernya,” kata suami Tiffany, Nick.

Namun demikian, Tiffany mengatakan, meskipun telah menjalani terapi baru, tumor utama di paru-parunya terus tumbuh, dan pengobatannya saat ini tidak lagi efektif. 

"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita pada akhirnya, jadi sebaiknya kita hidup saja setiap saat," katanya.

Baca juga: Studi: Tinggal di Dekat Jalan Raya Tingkatkan Risiko Kanker Paru-Paru

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi