Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Indonesia Bisa Bebas Utang dengan Mencetak Uang Rp 1.000 Triliun?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/DEVMOGRAPH
Ilustrasi rupiah, uang rupiah.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Media sosial X diramaikan dengan unggahan bernarasi Indonesia bisa bebas utang apabila mencetak uang sebesar Rp 1.000 triliun.

Narasi tersebut diunggah oleh akun @tanya*** pada Senin (15/1/2024) dan sudah ditayangkan sebanyak 122.500 kali.

Pengunggah mengatakan, uang sebesar Rp 1.000 triliun yang dicetak pemerintah, dapat digunakan untuk membangun infrastruktur.

Menurut pengunggah, uang sebanyak itu bisa dialokasikan untuk membangun stadion, bandara dan mal di setiap desa, termasuk sekolah dan rumah sakit.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, mencetak uang ribuan triliun rupiah bisa menjadi solusi bagi Indonesia agar bebas dari utang?

Baca juga: Daftar Negara dengan Utang Terendah di Dunia, Ada Indonesia?

Tanggapan pakar UGM

Dosen pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Akhmad Akbar Susamto mengatakan, ada banyak contoh negara yang mencetak uang tambahan dalam sejarahnya.

Langkah tersebut sering kali dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi masalah keuangan atau ekonomi yang mendesak.

"Namun, hasil dari kebijakan semacam ini bisa sangat bervariasi, dan sering kali menimbulkan konsekuensi yang signifikan," ujar Akhmad kepada Kompas.com, Selasa (16/1/2024).

Ia menjelaskan, pemerintah bisa saja bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral untuk mencetak tambahan uang sebesar Rp 1.000 triliun agar bisa membiayai program.

Akan tetapi, langkah tersebut justru akan mendatangkan beberapa dampak potensial, baik jangka pendek maupun panjang bagi ekonomi Indonesia.

Baca juga: 25 Negara Paling Korup di Dunia, Indonesia Posisi Berapa?

Berikut beberapa dampak yang ditimbulkan.

1. Potensi mendorong pertumbuhan ekonomi

Akhmad menjelaskan, pada awalnya injeksi likuiditas berupa mencetak uang tambahan dalam jumlah besar mungkin akan membantu penyediaan keperluan publik, termasuk pembangunan infrastruktur, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Uang ekstra yang beredar bisa meningkatkan belanja konsumen dan investasi yang pada gilirannya dapat menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan output ekonomi.

2. Berpotensi menyebabkan inflasi

Namun, peningkatan jumlah uang beredar juga bisa berpotensi menyebabkan inflasi.

Selain itu, kebijakan tersebut juga berpeluang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa secara umum.

"Jika peningkatan jumlah uang tidak diimbangi oleh peningkatan produksi barang dan jasa, maka harga akan naik," terang Akhmad.

"Inflasi yang tinggi dapat mengikis daya beli masyarakat, khususnya bagi mereka dengan pendapatan tetap atau rendah," sambungnya.

Baca juga: Ghana Bangkrut Tak Mampu Membayar Utang, Apa Penyebabnya?

3. Melemahkan nilai tukar Rupiah

Dampak lain yang ditimbulkan akibat mencetak uang dalam jumlah banyak adalah melemahkan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang lain.

Hal tersebut bisa terjadi karena investor dan pasar mungkin melihat tindakan tersebut sebagai tanda ketidakstabilan ekonomi.

Akhmad mengatakan, mencetak uang dalam jumlah besar juga bisa dipandang sebagai kebijakan moneter yang tidak bertanggung jawab. sehingga mereka menjual Rupiah.

Ia menambahkan, kebijakan burden sharing antara pemerintah dan BI dalam rangka merespons dampak pandemi Covid-19 dapat dianggap sebagai bentuk lunak dari pencetakan uang.

"Dalam praktiknya, kebijakan ini melibatkan Bank Indonesia membeli surat berharga pemerintah, yang pada dasarnya memberikan pendanaan tambahan kepada pemerintah," pungkas Akhmad.

Baca juga: 5 Negara yang Miliki Utang Terbanyak ke China, Adakah Indonesia?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi