Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanjaya Wayang, Mahabharata, dan Medang

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Pertarungan Karna (kiri) melawan Arjuna (kanan), sebuah adegan dari Bharatayuddha.
Penulis: Jaya Suprana
|
Editor: Sandro Gatra

ADALAH Direktur Eksekutif Global Future Institute merangkap mahaguru perang asimetris saya, Hendrajit yang mengingatkan saya pada tokoh bernama Sanjaya.

Menurut versi mitologi Wayang Purwa, Sanjaya adalah putera Arya Widura yang tidak ikut bertempur di padang Kurusetra pada Bharatayudha.

Namun, ia mendampingi Drestarastra yang tunanetra. Sanjaya yang memiliki kesaktian indra lihat jarak jauh melaporkan pandangan mata Bharatayuda kepada Drestarastra.

Di dalam wiracarita Mahabharata, Sanjaya dikisahkan sebagai murid Resi Byasa, sesepuh Dinasti Kuru.

Sanjaya diberkati penglihatan istimewa oleh Resi Byasa sehingga mampu melihat kejadian yang jaraknya amat jauh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat perang saudara antara Kurawa dan Pandawa meletus di padang Kurusetra, keahlian tersebut digunakannya untuk melaporkan jalannya pertempuran di medan perang kepada Drestarastra secara langsung.

Layak dikatakan bahwa Sanjaya seprofesi dengan Ernest Hemingway, yaitu wartawan perang. Sanjaya juga menyaksikan percakapan antara Kresna dan Arjuna yang dikenal sebagai Bhagawadgita ("Kidung Sang Begawan"), yang merupakan bagian dari Bhismaparwa, jilid ke enam Mahabharata.

Dalam kitab Bhagawadgita, terdapat kata Sanjaya uv?ca yang mengawali dialog antara Kresna dan Arjuna.

Percakapan dalam Bhagawadgita merupakan percakapan secara tidak langsung yang dituturkan kembali oleh Sanjaya kepada Dretarastra.

Lain halnya Sanjaya di dalam lembaran sejarah Nusantara. Dalam prasasti Mantyasih yang dikeluarkan Maharaja Dyah Balitung tahun 907, nama Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya tertulis pada urutan pertama dari para raja yang pernah memerintah Kerajaan Medang.

Sanjaya mengeluarkan prasasti Canggal tanggal 6 Oktober 732, yang berisi tentang pendirian linggaserta bangunan candi untuk memuja Siwadi atas sebuah bukit.

Candi tersebut kini hanya tinggal puing-puing reruntuhannya saja, yang ditemukan di atas Gunung Wukir, dekat Kedu.

Prasasti Canggal juga mengisahkan bahwa sebelum Sanjaya bertakhta sudah ada raja lain bernama Sanna yang memerintah Pulau Jawa dengan adil dan bijaksana.

Setelah Sanna meninggal dunia karena gugur diserang musuh, keadaan menjadi kacau balau. Keponakan Sanna, Sanjaya kemudian tampil sebagai raja.

Dengan gagah berani Sanjaya menaklukkan raja-raja lain di sekitarnya, sehingga Pulau Jawa kembali tentram.

Disebutkan pula dalam prasasti Mantyasih bahwa Sanjaya adalah raja pertama yang bertakhta di Kerajaan Medang yang terletak di Pohpitu.

Dengan demikian, Pohpitu adalah ibu kota Kerajaan Medang yang dibangun oleh Sanjaya, tetapi di mana letaknya belum bisa dipastikan sampai saat ini.

Kapan tepatnya Kerajaan Medang berdiri juga tidak diketahui dengan pasti. Seorang keturunan Sanjaya bernama Daksottama menggagas Sanjayawarsa atau “kalender Sanjaya” dalam prasasti-prasastinya, antara lain prasasti Taji Gunung tahun 910, prasasti Timbangan Wungkal tahun 913, Prasasti Tulang Er, dan prasasti Tihang tahun 914.

Menurut analisis para sejarawan, tahun 1 kalender Sanjaya bertepatan dengan tahun 716 Masehi serta besar kemungkinan itu adalah tahun di mana Sanjaya berhasil merebut kembali takhta warisan Sanna.

Pada hakikatnya para sejarawan sudah sepakat bahwa Sanjaya di Medang bukan tokoh fiktif seperti di Wayang Purwa dan Mahabharata.

Namun untuk sementara ini para sejarawan juga sepakat bahwa masih banyak misteri yang harus diteliti dan diungkap karena masih menyelubungi tokoh sejarah Nusantara tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi