Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Indikator: Elektabilitas Ganjar-Mahfud Disalip Anies-Muhaimin, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi/Kompas.com
Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Survei Indikator Politik menempatkan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di posisi pertama dengan 45,79 persen

Sementara capres dan cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengungguli pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Elektabilitas Anies-Muhaimin berada di angka 25,47 persen, sementara Ganjar-Mahfud yang berada di posisi ketiga mendapat perolehan 22,96 persen.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, Anies-Muhaimin unggul dari Ganjar-Mahfud karena mengalami tren positif.  

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ada dinamika positif buat Anies Baswedan, naik dari 22,8 ke 25,5 persen kalau saya bulatkan. Sementara tren negatif buat paslon 03 masih berlanjut," kata Burhanuddin dikutip dari Kompas.com, Jumat (19/1/2024).

Baca juga: Beda Cara Anies, Prabowo, dan Ganjar Berantas Korupsi jika Terpilih Jadi Presiden 2024

Penyebab elektabilitas Ganjar-Mahfud turun

Survei Indikator yang dilakukan pada 30 Desember 2023-6 Januari 2024 melibatkan 4.560 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling.

Elektabilitas Anies-Cak Imin menunjukkan tren positif karena naik dari 22,8 persen pada 23 November 2023-1 Desember 2023 menjadi 25,47 persen dalam survei 30 Desember 2023-6 Januari 2024.

Sedangkan, Ganjar-Mahfud mengalami penurunan dari 30,0 persen pada 27 Oktober-1 November 2023 menjadi 25,6 persen pada 23 November-1 Desember 2023 dan 22,96 persen pada 30 Desember-6 Januari 2024.

Menurut pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat, turunnya elektabilitas Ganjar-Mahfud sebulan jelang Pilpres 2024 disebabkan oleh beberapa faktor.

Salah satunya sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang semakin tegas mendukung Prabowo-Gibran dan meninggalkan PDI-P.

Selain itu, Cecep juga menilai turunnya elektabilitas Ganjar disebabkan oleh pilihan pemilih terhadap partai.

Ia menjelaskan, posisi Gerindra semakin menguat lantaran masifnya kampanye yang dilakukan Prabowo. Hal ini berdampak pada menipisnya selisih antara PDI-P dengan Gerindra.

"Ini dua variabel yang saya kira menyumbang terhadap tren menurunnya dukungan ke 03 dan naiknya dukungan ke 02," ungkap cecep kepada Kompas.com, Jumat.

Baca juga: Anies dan Ganjar Ingin Hapus Syarat Batas Usia dalam Lowongan Kerja, Mungkinkah Diterapkan?

Pandangan terhadap sosok Anies, Prabowo, dan Ganjar

Turunnya elektabilitas Ganjar juga terkait dengan pandangan pemilih terhadap masing-masing cawapres.

Anies yang mengungguli elektabilitas Ganjar, kata Cecep, dipandang pemilih sebagai sosok yang cerdas, berwibawa, dan melakukan perubahan.

Sementara Prabowo dinilai sebagai sosok pemimpin yang tegas dan berlatar belakang militer.

Keduanya dipandang pemilih cocok untuk menjawab tantangan zaman saat ini.

"Kalau Ganjar kan representasi dari PDI-P. Itu biasanya punya perhatian lebih kepada masyarakat," jelas Cecep.

Dari pandangan pemilih terhadap masing-masing paslon ditambah komitmen melanjutkan kinerja Jokowi atau tidak, Cecep menuturkan, pemilih yang ingin perubahan mendukung Anies dan yang pro Jokowi memilih Prabowo.

Baca juga: Kata Ganjar dan PDI-P jika Isu Wadas Dibahas dalam Debat Keempat Pilpres 2024

Yang harus dilakukan Ganjar-Mahfud

Mengingat Pilpres kurang dari sebulan lagi, Cecep mengatakan, Ganjar-Mahfud masih bisa meningkatkan elektabilitasnya.

Keduanya dapat menegaskan posisi sebagai capres dan cawapres yang akan membawa perubahan sekaligus melanjutkan warisan yang baik dari Jokowi.

"Kemudian koreksi bila memang masih ada yang kurang optimal yang pernah dibuat oleh Jokowi," ujar Cecep.

Ia juga berharap, pasangan tersebut bisa memanfaatkan momentum Kampanye Akbar untuk mengelola massa.

Momen tersebut, lanjut Cecep juga dapat digunakan untuk membangun komunikasi yang intens dengan pemilih.

Walau pemilih sudah ada yang menentukan pilihan, Cecep menyampaikan, masih ada 18 persen pemilih yang dapat berubah pilihannya berdasarkan hasil Survei Indikator.

Baca juga: Anies-Muhaimin Nantikan Mukjizat Menang, Akankah Bersatu dengan Ganjar-Mahfud?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi