Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengolok-olok Huru-hara Kalender

Baca di App
Lihat Foto
William Hogarth/Wikipedia
Kartun yang dibuat oleh kartunis tersohor Inggris, William Hogarth pada 1755 dengan judul ?An Election Entertainment?
Penulis: Jaya Suprana
|
Editor: Sandro Gatra

SETELAH lama berkemelut polemik, pada Februari 1752, Perdana Menteri Inggris, Lord Chesterfield memaklumatkan dekrit bahwa penanggalan Britania Raya dan para koloninya beralih ke sistem kalender Gregorian.

Keputusan PM Inggris tersebut memicu amarah terutama para anggota parlemen yang konservatif. Mereka protes dengan slogan “kembalikan 11 hari kami!”

Saya juga bingung mengenai apa sebenarnya yang terjadi, namun kira-kira begitulah kata para sejarawan dan pakar kalender bahwa memang ada 11 hari yang “hilang” akibat pengalihan kalender Julian ke Gregorian tatkala Inggris yang sebenarnya mayoritas Protestan akhirnya memilih sistem kalender Gregorian gagasan Sri Paus Gregori XIII yang Katolik.

Skandal huru-hara kalender cukup banyak diberitakan lalu dicatat dalam sejarah oleh berbagai pihak dengan versi masing-masing yang kontradiktif satu dengan lainnya. Namun sebenarnya kenyataan beda dari sejarah.

Mayoritas penulis sejarah bertumpu pada kartun yang dibuat oleh kartunis tersohor Inggris, William Hogarth pada 1755 dengan judul “An Election Entertainment” mengolok-olok huru-hara kalender.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika kronologi peristiwa lebih cermat diperhatikan, maka muncul fakta bahwa Hogart menggarap kartun legendarisnya tersebut baru pada 1755, berarti tiga tahun setelah huru-hara kalender 1752.

Judul “An Election Entertainment” juga lebih bertumpu pada istilah “election” ketimbang “calendar”.

Kartun Hogarth mengolok-olok huru-hara mubazir yang terjadi di antara para anggota parlemen yang terbelah dua pada masa pemilu di Oxfordshire akibat sentimen anti-Katolik versus anti-Protestan.

Menurut imajinasi humoristik Hogarth, kekerasan ragawi terjadi di antara kedua kubu. Demi dramatisasi kenyataan, Hogarh kreatif menampilkan seorang anggota parlemen yang terluka kepalanya sambil menginjak bendera bertulisan “Give Us Our Eleven Days”.

Sebagai sesama kartunis, saya pribadi menghormati alasan Hogarth membuat kartun legendaris tersebut.

Ada suasana komedi Shakespearean Much Ado About Nothing di dalam tafsir karikatural Hogarth terhadap apa yang disebut sebagai huru-hara kalender.

Namun sejarawan yang bukan kartunis memilih sikap tidak menyia-nyiakan peluang untuk menganggap apa yang ditampilkan pada kartun Hogarth sebagai kartun yang mengolok-olok sepak-terjang para anggota parlemen yang sebenarnya tidak terjadi pada kenyataan.

Segenap rekayasa itu memang dibutuhkan demi lebih sesuai dengan sejarah yang mereka paksakan untuk dicatat sebagai peristiwa “huru-hara kalender” yang memang unik karena memang hanya sekali terjadi sepanjang sejarah peradaban umat manusia.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi