Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Puji Langit Jakarta Tampak Cerah Minim Polusi, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
DOK. Pemprov DKI Jakarta
Ilustrasi langit Jakarta terlihat biru dan cerah.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Lini masa media sosial X ramai memperbincangkan penampakan langit Jakarta yang sangat cerah dan biru belakangan ini.

Panorama langit biru Jakarta salah satunya diunggah oleh akun @piotrj, Sabtu (20/1/2024) pagi.

Menurut pengunggah, kondisi langit Jakarta saat ini berbeda dengan tahun lalu yang didominasi warna kelabu dan berpolusi.

"Hari ini di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogya, udaranya sehat banget!" tulis pengunggah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal serupa turut diungkap oleh pengguna @markytulips, yang merasa senang melihat langit jernih di kawasan ibu kota.

"Kmrn seneng banget liat langit jakarta sejernih ini," kata dia.

Lantas, apa penyebab langit Jakarta tampak cerah dan tak lagi berpolusi?

Baca juga: BMKG Ungkap Alasan Hawa Gerah Saat Musim Hujan


Dipengaruhi awan dan angin

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto membenarkan bahwa langit Jakarta tampak cerah dalam beberapa hari terakhir.

Pemandangan langit biru dan cerah di Jakarta juga terlihat pada Senin (22/1/2024) sekitar pukul 09.10 WIB.

"Kalau dari citra satelit pagi ini, Jakarta cerah. Sesuai pengamatan radar cuaca, Jakarta juga cerah pagi ini," kata Guswanto, saat dihubungi Kompas.com, Senin.

Menurut Guswanto, langit yang tampak biru dan bersih biasanya berkaitan dengan kondisi awan di atmosfer.

Penyebaran awan sendiri sangat bergantung pada kondisi arah dan kecepatan angin yang melintas di daerah tersebut.

Khusus Jakarta, Guswanto menjelaskan, sebagian perawanan tertarik ke arah Siklon Tropis Anggrek.

Siklon Tropis Anggrek sendiri merupakan jenis badai siklon tropis yang dapat membawa angin kencang, hujan lebat, dan gelombang pasang laut.

"Sedangkan, di atas Jabodetabek tidak ditemukan awan konvektif yang masif," lanjut Guswanto.

Sebagai informasi, awan konvektif adalah awan yang terbentuk secara konveksi atau proses naiknya udara membawa uap akibat pemanasan radiasi surya.

Baca juga: Siklon Tropis Anggrek Terdeteksi di Sekitar Indonesia, Berlangsung sampai Kapan?

Awan "tertarik" ke Siklon Anggrek

Merujuk gambar streamline dari BMKG per 22 Januari 2024, tampak Siklon Anggrek membentuk daerah perlambatan angin (konvergensi) di sebelah barat Sumatera.

Guswanto pun melanjutkan, kehadiran awan sangat dipengaruhi oleh Siklon Anggrek dan Sirkulasi Siklonik.

"Kehadiran awan sangat dipengaruhi oleh tekanan rendah dari Siklon Anggrek dan Sirkulasi Siklonik yang di sebelah barat Pulau Sumatera," tuturnya.

Angin bertiup dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, sehingga berpotensi membuat pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis.

Semakin banyak awan "tertarik" ke arah siklon, semakin sedikit pula perawanan di atas DKI Jakarta dan sekitarnya.

Imbasnya, menurut Guswanto, semakin sedikit awan yang ada di Ibu Kota, akan semakin cerah pula langit Jakarta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi